14. Sama-Sama Suka

18.1K 843 17
                                    

"Kemana?" suara serak nan dalam terdengar. Jemari besar berurat pun mencekal lengan kecil milik Kristal.

"Pulang, mama Yola ga izinin kita tidur sekasur lagi. Kita emang udah dewasa," Kristal melepas cekalan Gavin.

Gavin beralih meraih perut Kristal. "Udah malem banget, gue anter!" putusnya walau bete.

"Oke." Kristal pun bergerak turun dari kasur Gavin.

"Kenapa ga bisa kayak dulu sih! Gue seminggu nginep di tempat lo ga masalah," dumel Gavin dengan begitu kekanakan.

Kristal meninju manja perut Gavin. "Lo udah ganas beda kayak dulu." bisiknya agak sebal karena Gavin tidak paham.

Gavin melirik Kristal lalu mengulum senyum miring dengan begitu keren. "Oh paham gue, kita udah sering nganu ya, hm.. oke." balasnya kalem.

***

"Lepas, udah malem, ck!" Kristal menekuk wajahnya kesal.

Gavin dengan menyebalkan semakin mengeratkan genggamannya, tersenyum begitu usil.

"Gue ngantuk, Gavin!" nada suara Kristal berubah dingin saking marah dengan tingkah menyebalkan Gavin.

Gavin mengusap pipi kiri Kristal. "Kok bisa muka jutek kayak gini bikin gue bucin ya.." kekehnya.

Kristal terlihat muak. "Ga usah mulai, kadal!" ketusnya.

Gavin tertawa pelan. "Kok kadal? Buaya dong." protesnya.

Kristal berusaha melepas cekalan Gavin namun sulit. "Ck! Lo ga pantes jadi buaya karena mangsanya cuma gue, puas? Sekarang lepas!" tegasnya dan mulai hilang kesabaran.

"Oh gitu." Gavin mangut-mangut dengan mengabaikan permintaan Kristal.

Kristal menggeram tertahan melihat kesantaian Gavin yang enggan melepas cekalan di lengannya itu.

"Lepas!" Kristal terdengar jengkel sampai rasanya seperti akan menangis.

Gavin diam dengan mengulum senyum, menanti Kristal untuk mengamuk. Mengusili Kristal memang candu.

"Gue gigit ya!" ancam Kristal teramat jengah.

Gavin tetap memandang, tersenyum kian menyebalkan.

Kristal benar-benar hilang kesabaran. Dia pun memilih menggigit lengan Gavin sampai Gavin mengaduh. Cekalan pun terlepas.

Tanpa kata Kristal masuk ke dalam rumah, dia marah.

Gavin menatap kepergian Kristal dengan senyum merekah gemas, setelah memastikan masuk dia pun kembali ke rumah dengan hampa.

***

"Lebay!" ketus Kristal saat melihat jaket yang di pakainya sama dengan yang di pakai Gavin. Jaket itu memang hadiah dari Gavin.

"Ini tuh bukan lebay, Kristal sayang. Ini tuh romantis." Gavin membenarkan jaketnya lalu jaket Kristal.

Couplean ceritanya.

"Jijik." dumel Kristal lalu naik ke motor Gavin. "Kenapa juga naik motor? Modus!" celotehnya dengan bibir maju beberapa senti.

Gavin tertawa pelan. "Kenapa sih? Masih kesel sama yang semalem, iya? Dasar!" lalu dia mulai melajukan motornya.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang