30. Tetangga Baru Mengganggu Malam Panas

7.5K 474 3
                                    

        Gavin menoleh saat seseorang memanggilnya. Gavin menghentikan air yang dia gunakan untuk menyiram tanaman itu. Senyum wanita dengan rambut pirang itu menyambut.

"Lagi nyiram bunga ya, kak Gavin." sapanya ramah dengan hanya menggunakan tanktop.

Wanita itu tengah menopang dagu di pagar pembatas yang memang tidak tinggi. Sepertinya wanita itu penghuni baru.

"Oh iya, mba." Gavin tersenyum canggung. Dia juga heran, kenapa bisa wanita itu tahu namanya? Ah mungkin dari tetangga lain.

Sebelum Kristal berpikiran yang tidak-tidak, Gavin lebih dulu pamit tanpa peduli bahwa tanaman sebagian lagi belum di siram.

Gavin hanya tidak ingin Kristal marah padanya dan jadi banyak pikiran.

"Hai, sayang." Gavin tersenyum, menghampiri Kristal yang berada di dapur tengah menyiapkan sarapan.

"Hm, kenapa udah masuk? Beres nyiramnya?" Kristal menoleh sekilas.

"Beres dong," bohong Gavin lalu memeluk Kristal dari belakang, terus nemplok walau Kristal mengeluh.

Gavin mulai berpikir, apa rencana pindahnya harus di percepat? Gavin tidak bodoh, dia tahu jenis wanita seperti apa tetangganya itu.

"Ck! Malah bengong! Lepas, Vin!" kesal Kristal.

"Oh oke, sayang." Gavin melepaskan pelukannya dan mulai fokus lagi. "Udah beres belum? Aku lapar nih," keluhnya.

"Duluan aja," Kristal mengusap perut Gavin sekilas.

"Boleh?"

"Boleh, aku masih harus siapin buah-buahan," Kristal kembali sibuk dan tak ingin di ganggu jika itu sedang di dapur.

Gavin yang tidak mau mengundah amarah Kristal pun memilih makan duluan sambil berpikir dan mengambil keputusan.

***

Kalau pindah mendadak Kristal pasti merasa aneh. Apa dia jujur saja soal tetangganya yang selalu mendekat entah itu sedang di depan atau sedang membeli sesuatu di minimarket.

"AKH!" Gavin memekik kaget saat tiba-tiba miliknya di remas. Bukan sakit sih, lebih tepatnya kaget.

"Kamu kenapa sih? Mikirin apa?"

Gavin mendesis seraya menghentikan tangan nakal Kristal. Dia genggam setelahnya. "Aku lagi pikirin kapan tepatnya kita harus pindah, kita belum diskusiinkan, sayang?" tanyanya.

"Kan kata kamu kalau kandungan aku kuat, minggu depan juga ayo! Aku udah 5 bulan maju 6 loh sayang,"

"Iyakan?! Lebih baik cepet, aku lupa pernah bilang gitu." kekeh Gavin kepalang senang.

Kristal agak memicing samar namun berusaha untuk tidak membahas lagi. Dia hanya akan menunggu Gavin bercerita.

"Mau," celetuk Kristal tiba-tiba, dengan rengekan andalannya.

"Mau apa, hm?"

"Kamu,"

"Tuh, sekarang siapa yang jadi buaya?"

"Emang ada buaya cewek?!"

"Ada dong! Buaya betina!"

"Oh ya, kita jodoh dong," kekeh Kristal lucu.

Gavin mengulum senyum, memeluk gemas Kristal. "Bisa banget ya kalau lagi mau, jadi aku mau juga!" bisiknya serak.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang