11. Mengisi Daya Di Mobil

33.7K 929 5
                                    

      Kristal terdiam menyamping ke arah Gavin yang tengah makan. Setelah selesai bercinta Gavin langsung memesan makanan, memakannya tanpa mengajaknya bicara.

Kristal menghela nafas pelan, perasaannya gelisah. Rasa menyesal dan gundah mulai mengusik. Rasa takut pun menyerangnya.

Kristal merutuki kendali dirinya yang entah kenapa tidak menolak, harusnya dia menolak mengingat hubungannya dengan Gavin sedang di jeda.

"Mau makan?" Gavin mendekat dan duduk di pinggiran kasur sambil membelai wajah Kristal.

Kristal menggeleng, mana bisa dia makan di saat dia merasakan ketidak tenangan setelah semua terjadi.

Gavin mencodongkan tubuhnya, mengecup kening Kristal lama lalu dia usap bekasnya sambil tersenyum.

"Makasih, jangan minta pisah atau apapun lagi! Kita udah ga bisa lepas setelah ini!" tegas Gavin.

Kristal menghela nafas dengan tidak tenang, jemari mungilnya bergerak meraih jemari Gavin dengan gelisah.

"Kenapa dingin?" Gavin usap jemari itu.

Kristal menghela nafas. "Kita harusnya ga ginikan? Kita lakuin hal yang salah!" paniknya.

***

Kristal menggeliat pelan sambil membuka matanya perlahan. Tenggorokannya begitu sakit dan terasa kering.

"Ayo sekolah, punya lo masih sakit?" tanya Gavin dengan kalem, tak lupa dia menuruti keinginan Kristal yang nyaman lo-gue.

Kristal tak bisa menahan kedua pipinya untuk tidak bersemu. Dia memilih bergerak turun tanpa menjawab. Malu.

"Gue tanya!" Gavin mencekal lengan Kristal.

Kristal menepisnya kesal. "Iya, kenapa? Ga boleh sekolah gitu?!" sewotnya.

Gavin mengernyit sesaat. " Gue ada salah? Kita baik-baik aja semalem kenapa—"

"Gue mandi!" Kristal pun kabur ke kamar mandi dengan agak tertatih.

Gavin mengamati itu dan dia pun memilih tidak lagi membahas, mengingat respon wajah Kristal yang memerah.

Gavin menyiapkan seragam Kristal, tersenyum saat melihat dalaman cute gadis itu lalu setelahnya bermain ponsel sambil menunggu Kristal mandi.

"Kristal mana, sayang?" Yola muncul di ambang pintu.

Gavin mendongak sekilas. "Lagi mandi, sebentar lagi turun kok." jawabnya.

"Kamu keluar dong! Kalian bukan anak kecil lagi, Kristal lagi mandi dan pasti—"

"Iya, ma." Gavin berdiri dengan malas setelah memotong ucapan mamanya yang berakhir akan panjang.

Gavin menutup pintu namun urung saat melihat Kristal keluar dengan hanya memakai handuk.

"Seragamnya di atas kasur, sayang." Gavin tersenyum begitu manis dan tulus.

Kristal berdehem pelan dengan gugup. "Ma-makasih." ucapnya.

Gavin memilih masuk lagi saat sudah memastikan Yola turun lebih dulu.

"Ngapain?!" Kristal urung membuka handuknya.

Gavin membelitkan lengannya ke perut Kristal dari samping. "Mau ini dulu, ketinggalan." di kecup singkat bibir Kristal lalu tidak berhenti di situ, dia kembali menyatukan bibirnya dan mulai melumat pelan.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang