12. Protesan Dan Banyak Gaya

24.1K 827 12
                                    

"Lo tuh emang ga bertanggung jawab!" ketus Gavin di kasur Kristal sedangkan Kristal tengah berada di meja belajar.

Kristal menoleh, wajah jutek dari lahir itu mengernyit tak paham. "Apa sih! Lo ganggu tahu." kesalnya.

Gavin menghela nafas sabar. "Kita udah terikat banget." jemari Gavin saling bertautan erat, memperagakan kata terikat.

Kristal pun abaikan, membahas tentang kejadian itu membuatnya malas. Sampai detik ini bahkan dia masih menyesal.

"Lo tetep aja ga berubah, lebih mesra kek." keluhnya lalu rebahan di atas kasur serba pink itu.

Kristal memasang wajah serius yang jatuhnya dingin itu, dia memilih fokus membaca buku di tangannya dari pada mendengar keluhan tidak jelas Gavin.

"Gue di tongkrongan bahkan ga bisa fokus, ntar malem ada balapan bahkan males ikut. Gue penuh sama lo. Tapi liat, lo malah gini ke gue." curhatnya menggebu dan sarat akan protes.

Kristal memejamkan matanya, dia jadi tidak fokus baca dan itu membuat moodnya sangat hancur.

"Keluar!"

Gavin pun duduk. "Ha? Lo ngusir gue? Jahat emang!" dia pun beranjak menghampiri Kristal.

Kristal menatap Gavin tak bersahabat. "Gue bilang butuh waktu sendiri, lo tahu sendiri kalau gue ga suka di ganggu!" geramnya.

Gavin menghela nafas pelan, menatap Kristal lekat namun tidak terbaca. "Salah kalau gue kangen? Salah gue minta sedikit perhatian dari lo? Chat ga di bales bahkan selama chatan pun lo ga pernah memulai topik." dia menjeda, takut emosi.

"Serius bahas hal ga penting kayak gitu?" balas Kristal malas dan agak marah. "Lo pasti tahu kalau kayak gini ujung-ujungnya kita berantem!" kesalnya.

Gavin terdiam, menatap Kristal dengan berkilat kesal. Dia pun memilih keluar tanpa kata, ceritanya marah.

"Dih.."

***

Gavin melepas helmnya, bertos ria dengan rekan satu geng yang mengucapkan selamat atas kemenangannya.

"Energi lo ngeri bener, bro, malem ini." celetuk Budi.

Gavin pun turun dari motor gedenya sambil melepas resleting jaket kulit yang di pakaianya. "Gue lagi mode senggol bacok, lagi kesel sama seseorang dan lo pada pasti tahu." balasnya santai.

Gana menghela nafas, kali ini apa lagi yang membuat kedua manusia itu bertengkar? Bukannya beberapa hari yang lalu keduanya terlihat bahagia.

"Bro, hadiah—"

"Sorry, kalau cewek ga akan gue terima, gue mau duitnya aja, ceweknya buat yang mau aja." potong Gavin.

"Oke." balas Fauzan lalu mulai mempersiapkan hadiah tunainya dan menjelaskan pada anggota pelaksana yang lain kalau Gavin menolak soal perempuan.

Gavin membawa langkahnya menuju tenda khusus untuk gengnya kumpul di arena balap malam ini.

"Ga pulang?" Gana bersuara saat semuanya sudah duduk dan mulai berbincang.

Gavin menoleh pada Gana yang sebelumnya berbincang dengan Haikal itu. "Hm? Ga, gue mau sampe acara ini beres. Percuma pulang juga, gue lagi marahan dan lagi sekarang udah jam satu pagi." jawabnya.

Gana pun mangut-mangut. "Cewek di tenda itu—" tunjuk Gana yang kini Gavin tatap arah itu. "Dia adiknya Babon, dia jago bela diri." lanjutnya.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang