20. Misi Selesai

10.9K 694 7
                                    

     Kristal menyeret kopernya mengikuti Dyah dan Raja. Hari ini mereka harus terbang menuju China untuk menghadiri pernikahan sepupu Kristal.

Kristal, Dyah dan Raja pun masuk ke dalam pesawat dan duduk di tempat yang menjadi tempat mereka.

"Kok murung mukanya?" Dyah mengusap kepala Kristal.

Kristal menatap Dyah lalu tersenyum tipis saja. Dia jelas masih galau, Gavin tak mengingatnya dan terkesan dingin.

"Soal Gavin?" tebak Dyah dengan di akhiri senyum hangat khas keibuan.

Kristal menunduk lalu mengangguk samar. Memang hanya Gavin yang merusak moodnya belakangan ini.

"Mau bunda kasih satu rahasia ga?"

Kristal mendongak dengan tertarik.

Raja hanya melirik ibu dan anak itu, tidak ikut dalam percakapan karena keputusan Dyah untuk memberi tahu satu rahasia itu memang pilihan tepat.

***

Gavin kepanasan, dia tidak lagi fokus mendengar obrolan Gana dan Budi. Dia menatap ponsel dengan penuh rasa cemburu.

"Kenapa? Dia mulai neror lo?" tanya Budi.

Gavin mengetatkan rahangnya. "Kristal main-main sama gue." geramnya.

Gana mengernyit lalu mengintip ponsel Gavin begitu pun Budi.

Kristal tengah saling rangkul dengan laki-laki muda seusianya, bukan hanya itu yang mengganggu Gavin.

Tapi Captionnya!

Emoticon hati yang membuat Gavin ingin menyeret Kristal pulang dan menghukumnya sekaligus melepas rindu.

Sudah hampir dua bulan mereka berjarak, Gavin yang kelaparan jelas saja akan mudah tersulut.

"Tahan, misi kita bentar lagi selesai. Bukti udah banyak, abis itu kita ke kantor polisi dan tangkap pelaku yang bikin lo hampir meregang nyawa." jelas Gana.

Gavin tetap tidak bisa memadamkan api cemburunya, apalagi melihat komentar yang menyinggung putus antara dia dan Kristal.

Gavin pun mengetik sesuatu di kolom komentar.

GavinoDomic1001 Bagus, pertahankan tingkah lo!

Kristal yang membaca komentar itu tertawa puas, dia tidak akan membiarkan hatinya tersakiti lagi.

"Dih, serem bener neng tawa lo." celetuk Angga— sepupunya.

"Liat, pasti kesel dia. Gue puas banget!" tega Kristal.

"Lagian lo kenapa bisa di bodohin sama cinta sih?" Angga tidak percaya kalau Kristal bisa bucin.

***

Gavin bergegas ke rumah Kristal setelah memberikan semua bukti hasil jebakannya bersama anggota gengnya.

Pelaku ternyata orang terdekat. Gavin tidak percaya dengan fakta itu. Ternyata ada orang yang berharap dirinya meninggal.

Misi Gavin selesai, semoga masalah di gengnya tidak ada lagi. Apalagi masalah sampai separah yang menimpanya.

"Ngapain?!" kaget Kristal saat tubuhnya di peluk lalu di seret menuju kamar. "Lo kenapa?!" panik Kristal.

"Lo masih tanya gue kenapa?!" marah Gavin.

Kristal melongo lalu terkesiap saat tubuhnya terhempas ke atas kasur.

"Gue Amnesia bukan berarti lo bisa selingkuh!" Gavin pun bergerak untuk mengunci pintu kamar Kristal.

"Terserah gue dong, lo udah ga inget gue dan—"

"Lo tahukan, gue hampir meninggal. Kita lagi cari pelaku, Ini misi yang Gana atur buat jebak orang itu. Gue pikir lo akan terus berusaha bantu gue sembuh, lo malah makin menjadi upload foto-foto cowok—"

"Lo udah sembuh, kenapa gue harus bantu?" dingin Kristal. Dia masih kecewa dengan kebohongan Gavin yang sangat dia percayai.

Gavin menghela nafas sejenak. "Lo mau liat gue celaka lagi karena orang yang sama? Kita terpaksa bohong karena lo itu terlalu jujur, gue sangat kenal lo. Lo ga bisa bohong." terangnya.

Kristal memalingkan wajahnya marah.

"Lo bahkan secara tidak langsung keceplosan di kolom komentar." Gavin yang awalnya pura-pura marah kini mengulum senyum geli sambil mengukung Kristal di bawahnya.

Kristal menatap Gavin dengan alis bertaut tidak mengerti.

"Lo jawab komentar sahabat lo yang waktu di SD, dia Angga sepupu gue. Itu pasti lo ga sadarkan?" kekehnya geli.

Kristal sontak melamun, mengingat kelakuannya yang kadang bodoh saking polosnya dan susah berbohong.

Gavin tertawa pelan melihat rona merah samar mulai muncul di pipi Kristal.

"Astaga! Gue kangen banget." Gavin yang mengukung Kristal kini memeluk Kristal dengan gemas.

Kristal menggeliat kesal dan risih saat lehernya di serang kecupan.

"Awas jauh-jauh! Lo lanjutin sana jadi artis Indosiarnya! Pura-pura amnesia aja selamanya!" amuk Kristal.

Gavin tertawa renyah lalu menggesekan hidungnya dengan hidung Kristal saking gemas plus rindu.

"Itu rencana Budi sama Gana, si langganan Indosiar." balas Gavin.

Kristal yang menekuk wajahnya marah pun mulai tidak bisa menahan senyum. Rencana mereka memang menggelikan tapi berhasil menangkap pelaku yang mencelakai Gavin.

"Mau lo boleh? Kangen tahu." Gavin mengusap pinggang Kristal.

Kristal menggeliat. "Sebentar lagi ayah—"

"Cepet kok, sekali aja." potong Gavin memohon.

Kristal yang sama rindu pun tak bisa menolak. Dia senang Gavin sudah bisa menjadi dirinya sendiri lagi.

"Sedih banget waktu lo bentak-bentak gue." ungkap Kristal dengan membiarkan Gavin sibuk melucuti penghalang.

"Lo pikir gue engga? Gue uring-uringan, tanya aja Gana sama Budi. Mereka korban pelampiasan." kekeh Gavin dengan sibuk melepas atasan Kristal.

Kristal pun berhenti merespon saat Gavin mulai memancing leher dan mengusap lengan hingga merambat ke belahan dada.

Kristal mulai tak karuan, belaian sana sini membuatnya gelisah namun dia suka. Kedekatannya dengan Gavin saat ini membuat Kristal hanyut di arus yang salah.

Gavin terus mendaratkan kecupan di mana-mana, mengusap setiap inci tubuh yang hampir polos itu.

Cukup lama mereka bercumbu hingga sampai pada menu utama. Penyatuan yang membuat mereka semakin tidak berjarak dan menggila.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang