31. Minta Tak Tahu Waktu

9.1K 416 0
                                    

      Gavin menatap Kristal yang tengah menikmati suasana rumah lama mereka yang tetap terjaga karena Gavin selalu mempekerjakan orang untuk menjaganya.

Kristal duduk di sofa setelah memastikan semua tidak ada yang berubah.

"Sayang, kalau mau istirahat di kamar." Gavin mendekat, duduk di samping Kristal dan mengusap peluhnya.

Apa AC kurang kencang?

"Apa kita harus dateng ke acara keluarga?" tanya Kristal mengalihkan topik. Itulah yang mengganggu Kristal seharian ini.

Kristal ragu, dia takut terkena mental lagi seperti dulu. Sekarang saat dia hamil apa lagi yang akan mereka singgung dan tuntut?

Gavin menatap keraguan, ketakutan dan kecemasan di kedua mata Kristal itu dengan teduh.

"Kalau ga mau jangan, aku maunya kamu sama anak kita baik-baik aja."

Kristal menatap Gavin, menatap keteduhan yang tulus itu. Kristal tersenyum. "Ada kamu kan ya? Aku percaya kamu akan bela aku nanti kalau mereka singgung yang bikin aku terluka kayak dulu," kekehnya.

"Nah itu tahu, aku ga akan biarin siapapun rusak mental kamu," janjinya.

"Yaudah, aku mau hadir aja. Sekalian mau jawab pertanyaan mereka soal kapan aku hamil," Kristal tersenyum seraya mengusap perutnya yang buncit.

Gavin tahu Kristal memaksakannya.

"Jangan, ga usah." Gavin mengusap garis wajah Kristal.

"Aku serius, aku mau tunjukin ke mereka. Aku sekarang hamil, selebihnya aku hanya perlu percaya sama kamu," Kristal mengusap rahang Gavin.

"Yaudah.. Pokoknya aku seret kamu pulang kalau mereka macem-macem!" tegasnya.

"Jangan seret juga dong, aku udah ga bisa lari, sayang!" kekeh Kristal seraya mengusap gemas rahang Gavin.

Gavin mengulum senyum. "Ya ga gitu juga, waktu kerja malem aja ga berani kasar," kekehnya.

"Ke sana lagi pembahasannya! Dasar m*sum!"

***

"Aku harus beli gaun barulah! Kamu jangan dulu ketemu temen, beres acara keluarga aja pokoknya!" desak Kristal.

Gavin pun mengalah. Hari ini mau tidak mau dia harus menemani Kristal belanja untuk keperluan nanti malam.

Kristal meraih tas selempangnya, memastikan semua barang yang di butuhkan sudah masuk. Tak lupa meraih ponsel.

"Yuk, udah siap." Kristal mendekati Gavin yang bermain ponsel. Sepertinya Gavin tengah memberi kabar pada teman-temannya soal hari ini batal ikut.

"Besok atau lusa aku ga mau di larang lagi ya! Malu aku sama mereka kalau ga datang terus,"

Kristal mengangguk. "Iya, kamu juga beli pakaian baru ya. Kita cocokin warnanya," mood Kristal terlihat bagus.

"Iya, aku ngikut aja. Ga ngerti,"

Kristal mendengus. "Ngertinya soal yang lain," sindirnya.

Gavin tertawa pelan. "Aku ga mes*m, kamu yang mes*m ya!" balasnya.

"Emangnya aku bilang apa?" Kristal menahan bibirnya yang berkedut geli.

"Pasti soal ranjangkan?"

"Engga, ih siapa bilang! Maksud aku tuh soal kerjaan, kenapa harus soal ranjang," elaknya padahal memang itu maksud Kristal.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang