2. Boleh Cium?

38K 1.6K 27
                                    

Kristal menahan dada Gavin dengan panik, takut dan cemas. "Udah, tahan emosi!" ujar Kristal agak marah. Kristal juga syok namun dia berusaha tenang agar Gavin tidak berubah jadi petinju kelas kakap.

Gavin melirik Kristal sekilas dengan dada kembang kempis. "Lo lecehin cewek gue, ANJING!" tunjuknya pada salah satu anak sekolahan lain yang di bawa salah satu anggota geng Gavin- geng Tiger Fang.

"Gue takut, bego!" geram Kristal dengan jemari mencengkram jaket kulit Gavin.

Gavin pun meludah kasar sambil meraih Kristal dan membawanya jauh dari tongkrongan yang berubah ricuh.

"Gue ga tahu ceweknya ketua lo pada! Sumpah ga bohong gue!" ucap Mario jujur.

Gana menghela nafas tenang. "Hm.. Lo minum pasti kaget, luka di bibir lo biar Budi yang obatin." di tepuk bahu Mario lalu Gana menyusul Gavin ke parkiran.

Budi berdecak. "Mal, woy Jamal! Lo yang obatin kek, gue mager!" jelasnya.

Jamal pun menghentikan ngemilnya dan beranjak dari duduk dengan malas. "Ikut gue, bro." ajaknya pada Mario.

***

"Lo di apain lagi? Jelas gue liat dia pegang pantat lo tadi, gimana ga ngamuk coba!" cerocos Gavin sambil memasangkan jaketnya ke tubuh Kristal.

Kristal terus mengepalkan jemarinya yang gemetar. Ini alasan dia tidak suka keramaian apa lagi tongkrongan. Dia tidak suka terlibat masalah.

"Ga ada, dia ga macem-macem selain itu." jawab Kristal.

Gavin menghela nafas lalu memijat dan mengusap alis Kristal yang mengkerut seperti tengah berpikir keras itu agar melepaskan ketegangan. "Rileks, ada gue. Jangan mikir yang macem-macem!" setelahnya dia memakaikan helm pada Kristal.

Kristal menghela nafas, mencoba rileks. "Jangan bawa lagi gue ke tempat ramai, khususnya kayak tadi. Gue kapok!" bibirnya manyun dengan wajah jutek di tekuk.

Gavin mengangguk lalu meraih jemari Kristal agar tidak terlalu erat mengepal. "Takut banget pasti, sekarang kita ke toko buku biar lo tenang cium bau buku." ajaknya.

Kristal mengangguk, memang itu yang dia butuhkan.

***

"Dari mana?" Viran mengusap bahu Gavin lalu merangkulnya masuk ke dalam rumah. "Tumben pulang di jam sama kayak papa pulang." lanjutnya.

"Anterin Kristal ke toko buku." jawab Gavin kalem.

Yola yang menyiapkan makan malam di meja pun menoleh menatap keduanya yang tengah asyik berbincang lalu duduk di kursi makan dengan obrolan yang tidak putus.

Yola mendengus, merasa diabaikan. Apa mereka berpikir kalau saat ini Yola pembantu? Mentang-mentang kostumnya sudah berganti menjadi daster mahal kesukaannya.

"Kalau seandainya kalian kepepet, kondom jangan lupa. Papa udah bilangkan ke kamu, sedia kondom di dompet."

Yola menautkan alis. "Kamu lagi ngajarin apa ke Gavin?" selidiknya.

"Seks." jawab Viran kalem.

Yola berkacak pinggang. "Apa?! Kamu ajarin Gavin buat perawanin Kristal? Mau di gorok Raja sama Dyah kamu?!" amuknya.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang