6. Hampir Dan Balas Dendam

21.9K 1.2K 32
                                    

"Kristal! Kristal!" suara tergesa dan berteriak-teriak memanggil namanya membuat Kristal refleks menutup buku pelajaran yang sedang dia pelajari ulang itu.

"Gawat! Kantin!" seru Bidari dengan nafas tersengal karena habis berlarian.

"Ck!" Kristal berdecak, dia langsung paham. "Udah bukan urusan lagi." jawabnya datar dan kembali membuka buku.

"Masalahnya itu pacar baru lo! Ardi, dia lagi tonjok-tonjokan sama, Gavin!" gemas Bidari sambil menjambak sekilas rambutnya sendiri saking frustasi dengan kedataran, ke acuhan Kristal saat ini.

Kristal pun urung membuka buku, dengan malas dia mengayunkan langkah menuju kantin.

"Cuma lo pawangnya di sekolah ini." celoteh Bidari sambil terus mengekor.

"Udah ga lagi! Gue cuma mau selametin, Ardi!"

"Halah! Gaya lo putus, ntar juga balikan," Bidari langsung bungkam saat melihat Kristal mendelik galak.

Budi menoleh ke arah Kristal. "Nah, pawangnya dateng." leganya sambil menepuk bahu Gana.

Gana menghela nafas. "Mereka putus, gue malah ga enak hati." jawabnya pelan namun bisa Budi tangkap.

Dan benar, Kristal menghentikan gerakan Gavin dengan mudah lalu membantu Ardi untuk berdiri.

"Kamu ga papa?"

Gavin yang melihat itu sontak semakin mendidih. Emosinya sangat meluap dan akan meledak.

"Aku obatin, kita ke uks."

"Sayang!" geram Gavin dengan kedua tangan terkepal, tatapan menajam tak bersahabat.

Kristal mendadak tuli, dia memilih memapah Ardi yang kini menoleh ke arah Gavin dengan senyum kemenangan.

Gavin kali ini meraih kerah seragam Kristal alih-alih Ardi yang melemparkan senyum kemenangan.

Kristal terhenyak dan langsung meremas lengan berurat itu kuat saat merasakan lehernya agak tercekik.

Semua mata yang memandang begitu sangat terkejut. Ardi yang hendak melawan pun di tahan Gana dan Budi. Biarkan Gavin dan Kristal menyelesaikan urusannya.

"Gue tekenin. LO MASIH PACAR GUE! KITA BAHKAN UDAH TUNANGAN!" bentaknya.

Kristal kembali tersentak kaget dengan nafas mulai putus-putus.

"Eugh Ga-Gavin." Kristal semakin sulit bernafas.

"LEPASIN PACAR GUE ANJING!"

"Vin, sadar!" Budi mulai bersuara di antara penonton yang hening dan tegang.

"Vin! Gavin! Dia Kristal, Vin!" Gana jadi ikutan panik.

Gavin melepaskan cekalannya kasar lalu menyeret Kristal untuk meninggalkan kerumunan.

Kristal berusaha mengimbangi langkah dan nafasnya yang tersengal. Kini, dia tidak bisa menahan kedua matanya untuk tidak basah.

Kristal tidak menyangka Gavin akan setega itu.

***

"GAVIN! BERHENTI! GAVIN HIKS!" Kristal terus meronta, mendorong Gavin yang tengah menyerang lehernya.

Kristal semakin histeris saat jemari Gavin sudah masuk ke dalam celana dalamnya.

Keduanya berada di dalam mobil yang terparkir di sembarang tempat. Tempat yang jarang di lewati kendaraan.

"Gue perkosa lo biar lo paham kalau lo macem-macem hukumannya-"

"Gue benci sama lo! Hiks gue kira lo akan selalu baik sama gue!" lirihnya.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang