7 |•GBKDT🐛•|

3.3K 123 0
                                    

♡بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم ♡




Kini, aku berada tepat di hadapan seorang lelaki yang kini telah sah menjadi suami ku. Langsung saja aku mencium punggung tangan nya, dengan rasa ragu dan di selimuti rasa malu. Namun, aku harus tetap memberi hormat kepada nya dengan cara mencium punggung tangannya. Begitu juga dia, mencium kening ku dengan sangat lembut dan sedikit lama. Tak ku sangka ternyata dia menagis. Apakah dia sedih? Atau senang? Aku pun tak tau.

Setelah itu, pria yang berstatus suamiku itu memegang ubun ubun ku dengan tangan kanan nya kemudian tangan kiri nya ia angkat, Safira hanya diam saja meng aminkan doa suaminya.

Kini aku dan dia bersalaman dengan Mama, Ummi, Ayah, dan Abi. Sekaligus meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang pernah di lakukan ketika bersama mereka atau bisa disebut sungkeman.

Setelah itu kami menyalami para tamu-tamu yang telah datang, sekaligus berfoto-foto. Bahagia? Tentu saja, aku sangat bahagia. Melihat orang tua ku bahagia, itu sudah cukup membuat aku bahagia juga. Aku berharap ya Allah, semoga bisa selalu membahagiakan mereka semua.

Pestanya sangat mewah, semua yang mempersiapkannya ialah ayah dan Abi. Banyak tamu yang berdatangan dari rekan dokter nya, para santri santriwati, dan para ustadz ustadzah juga banyak yang datang.

"Wahhh, selamat bro!" Ucap teman-teman Firdaus bersorak bahagia.

"Cieee, pak dokter udah nikah aja nih" Ucap salah satu teman nya dan yang lain nya tertawa bahagia.

Aku memandang wajah suamiku.
'Sepertinya aku pernah melihatnya? Tapi di mana? Kenapa aku jadi pelupa seperti ini sih' Ucap ku dalam hati.

"Pak dokter, udah sah nih sama wanita pilihannya, jangan lupa buat ponakan yang banyak yah pak dokter" Ucap mereka ricuh sambil berteriak-teriak

"Aman!!" Ucap suami ku.

"Mau punya anak berapa bro?"

"Ga banyak kok, sepuluh aja" Ucap lelaki itu tanpa dosa. Aku yang mendengar nya sontak menatap nya tajam, sedangkan yang di tatap hanya santai saja.

'Lu, nikmati kesenangan lu sekarang!! Gak lama lagi, kebahagiaan lu akan menjadi milik gua!' Ucap seseorang itu dalam hati sambil menampilkan senyum semirk nya.

Reza yang melihat lelaki itu bersikap aneh pun sedikit curiga.

"Rey, lu lihat deh kenapa dia tersenyum miring gitu? Kayak ada yang mencurigakan" Ucap Reza pada Reyhan.

"Halah, mungkin dia lagi sakit gigi" Ucap nya ngasal

"Dasar bod**, ga nyambung" Ucap Reza sambil menoyor kepala Reyhan

"Awss, sakit beg*!"

"Bomat, hahah"

"Semoga Sakinah Mawaddah Warahmah, bro" Ucap Reza sambil menepuk pundak Firdaus pelan.

"Makasih bro, ini berkat lo juga sih" Ucap Firdaus.

"Jangan lupa live malper nya manten baru" Ucap Reyhan berteriak.

"Wah..., bener tuh. Hahhhhh" Ucap yang lain serempak dan tertawa terbahak-bahak.

Safira pusing melihat teman temannya yang sangat banyak, ia tak mengenal mereka, dan Safira juga tak menyangka jika suaminya memiliki teman yang sangat banyak, ia kita suaminya ini sangat kaku dalam bergaul, ternyata ehh ternyata sebaliknya.

"Selamat bro" Ucap Riko sambil menampilkan senyum manis nya.

"Makasih, bro"

***

"Selamat besti" Ucap Riani sembari memelukku erat.

"Makasih. Semoga cepat nyusul yah" Ucap ku sembari tersenyum manis.

"Aman, tinggal tunggu laki nya aja nyah" Ucap Riani.

"Selamat yah besti, tersayang" Ucap Lala sembari berciumam ala cipika cipiki kepada ku.

"Makasih Lala sayang"

Info sedikit!!! Safira punya 3 sahabat yah gaess, Riani, Lala dan Ani. Riani bekerja di supermarket tempat Safira bekerja, kalian pasti kenal dong kalau sudah baca part sebelumnya. Riani hanya berbeda 1 tahun lebih tua dengan Safira. Lala berkuliah, dan Ani bekerja di Rumah makan.

•Back to topik•

"Wah, besti ku. Nikah muda nih, hahhh" Ucap Ani berteriak seperti ogdj.

Sedangkan pengantin pria nya hanya diam saja, bak patung yang tak berguna.

'Hais, jadi nyamuk nih gue' Ucap lelaki itu dalam hati, sambil menampilkan wajah memelas.

"Heh, Fir. Lu jaga nih sahabat gue baik-baik!!! Kalau lu sakiti dia patah leher lu, gue buat!!!" Ucap Riani penuh penekanan.

Aku yang mendengar sahabat ku Riani berbicara seperti itu, hanya tersenyum saja.

"Tanpa lo, suruh pun gue akan jaga dia!" Ucap Firdaus sembari memutar bola mata nya malas.

"Hmm, gue kan cuma kasih peringatan" Ucap Riani sewot.

"Udah-udah, kenapa berantem sih?" Tanya Safira.

"Ayo kita foto-foto" Ajak Ani

"Jomm" Ucap Riani dan Lala serempak.


Skip....


Kini acara pun telah usai, jam menunjukkan pukul 21.10 WIB.

"Alhamdulillah, ya Allah. Lancar sampai selesai." Ucap Safira sambil merebahkan tubuh nya di ranjang nya. "Mandi dulu deh, biar segar"

Kini Safira sudah selesai mandi, dan sedang berada di meja rias. Dia mengeringkan rambut nya yang basah.

"Saatnya sekincare-an" Ucap Safira pada dirinya sendiri

Cklek!

Safira menyadari bahwa ada yang masuk kamar nya. Ia melirik ke arah pintu, ternyata ada sosok laki-laki yang memasuki kamar nya.

"Sayang lagi ngapain?" Tanya laki-laki itu.

'Sayang?' Safira bertanya dalam hati.

"Hei! Sayang," Ucap nya lagi sambil melambaikan tangan nya di depan wajah ku.

"Akh, iyah kenapa?" Tanya ku sembari menunduk malu.

"Kamu lagi ngapain?"

"Ini, lagi skincare-an. Abang mau skincare-an juga?" Tanya ku pada nya.

"Abang?" Tanya nya padaku.

"Iyah, abang" Ucap ku. "Abang, mau skincare-an?" Tanya ku lagi pada lelaki yang kini berstatus sebagai suami ku.

"Boleh" Jawab nya.

"Oke, jom kita duduk di sofa situ bang"

"Abang rebahan dulu, ad- akh, maksudnya Safira ambil barang-barang nya dulu," Ucap ku.

Kini Safira memberikan cairan-cairan skincare ke wajah suami nya dan ke wajahnya, Mereka skincarean sambil menonton televisi. 1 jam sudah mereka skincare-an. Kini mereka bersiap-siap untuk tidur.

"Sayang," Ucap Firdaus

"Hm"

"Kamu, mau punya anak berapa?" Tanya nya lagi.

"Tiga, aja deh"

"Sikit banget"

"Emangnya, abang maunya berapa?"

"Sesuai dengan yang saya bilang tadi, saat bersama teman-teman saya" Ucap nya.

Gadis Bercadar Kesayangan Dokter Tampan |•END•|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang