13 |•GBKDT🐛•|

1.8K 57 0
                                    

♡بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم ♡







°°°

Kini malam telah tiba. Dimana pasangan suami istri sedang duduk bersantai di balkon rumah mereka.

“Abang.”

“hm, kenapa sayang?.”

“Abang, mau Safira buatkan kopi atau susu?.”

“Abang gak minum kopi.”

“masak?.”

“kalau masak tuh di dapur.”

“siapa bilang kalau mau masak di WC?!.”

“itu, kamu yang bilang,” ucap Firdaus sambil menunjuk ke arah Safira.

“ihh, ngeselin banget sih!.”

“ngeselin, tapi ngangenin?.”

“terserah lah,” ucap Safira sambil membuang muka ke arah lain.

“ututu, sayang aku merajuk nih.” ucap Firdaus sambil merangkul pundak sang istri.

“Abang, beneran gak minum kopi?,” jiwa penasaran Safira mulai aktif.

“iyah, beneran. Abang gak minum kopi, gak merokok, gak main game! Tapi, Abang suka balapan hehe.”

“Abang suka balapan?!,” ucap Safira kaget.

“iyah.”

“kalau misalkan, Safira larang Abang buat balapan lagi gimana?.”

“hmm, gimana yah?,” ucap Firdaus sambil berfikir dan memegang dagunya dengan jari jempol dan telunjuknya.

“mau kan,” ucap Safira sambil mengedipkan matanya berkali-kali.

'aimak, gemoy banget sih,' ucap Firdaus dalam hati. 'jadi gak tega kalau nolak,' monolognya lagi.

“Abang!!, Gimana?.”

“iya, deh,” ucap nya pasrah.

“beneran?.”

“iyah, sayang. Apasih yang enggak buat istri tercintaku ini.”

“ihhh, pak suami gemes banget deh.” ucap Safira sambil mencubit pipi sang suami.

“aww, sakit sayang.”

“enak kan?!.”

“sakit.”

“nah, begitu juga Kalau abang cubit pipi Safira, Sakit tau.”

“tapi pipi kamu gemesin loh.”

“Yah jangan di cubit lah,” ucap Safira sambil menggembungkan pipinya.

“iyah,” ucapnya singkat padat jelas. “hemm, Abang besok udah mulai kerja,” ucap Firdaus.

“loh, kok cepet banget?.”

“iyah, karna ada pasien yang harus segera di tangani. Dan cuma abang yang bisa nangani itu.”

“yang lainnya apa gak bisa?,” tanya Safira.

“kalau yang lain bisa, lebih baik yang lain aja yang nangani. Abang milih di rumah sama kamu,” ucapnya sambil menoel pipi sang istri.

“IHH, ABANG JANGAN COLEK COLEK!!.” ucap Safira sambil memukul lengan sang suami.

“hahaha. Kamu kalau lagi marah gemesin banget sih.”

“gombal.”

“baper yah hahaha,” ucap Firdaus sambil tertawa renyah.

***

Pagi telah tiba, kini Safira tengah berkutat dengan alat masaknya. Dikarenakan Bik Ami belum datang, jadi Safira lah yang turun tangan sendiri ke dapur.

Firdaus tengah mempersiapkan dirinya, untuk berangkat kerja.

"ABANG, MAKANAN NYA UDAH MATENG, MARI MAKAN!.” ucap Safira berteriak

“sayang, jangan teriak-teriak.” ucap Firdaus lembut, sambil menuruni anak tangga.

“maaf,” ucap Safira sambil tersenyum kuda.

“sayang masak apa?.”

“banyak.”

“wah, pasti enak banget nih.”

“em, Abang kalau pagi gak pernah sarapan kah?,” tanya Safira kepada suaminya itu.

“sarapan.” ucap Firdaus sambil duduk di kursi meja makan.

“siapa yang masak?,” tanya Safira kepo.

“Bik Ami.”

‘Bik Ami?,’ monolog Safira dalam hati.
“kalau memang Bik Ami yang masakin Abang tiap pagi, kenapa pagi ini ia tidak datang?,” ucap Safira bertanya kepada sang suami.

“karna Abang yang suruh Bibi buat gak datang pagi ini.”

“kenapa?,”

“yah, karna abang pingin setiap pagi, selalu di masakin sama kamu.” ucapnya sambil tersenyum kuda.

“lebay,”

"Apa sayang? Jablay? Dimana ada jablay?" ucap Firdaus mencari cari jablay.

"LEBAY ABANG! BUKAN JABLAY!! Hih, ngeselin banget sih!"

Firdaus menutup telinga nya dengan rapat karna suara istrinya itu sangat kuat, mungkin para tetangga akan mendengarnya.








-
-
-
Next time🐛

Gadis Bercadar Kesayangan Dokter Tampan |•END•|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang