03

519 45 0
                                    

Asahi yang baru selesai membersihkan diri, berdiri dibalkon kamarnya masih dengan menggunakan bathrobe. Surai panjangnya yang masih setengah basah dibiarkan tergerai begitu saja. Tangan kanannya memegang secangkir teh chamomile hangat dengan manik hazelnya menatap lurus pada pemandangan sungai Han dipagi hari.

Sudut bibirnya terangkat naik kala mengingat pertemuannya dengan pemuda yang mengaku sebagai Kevin Yoon beberapa hari yang lalu.

Malam itu Asahi benar-benar terbuai akan afeksi kecil yang diberikan oleh Kevin. Asahi masih bisa merasakan kala tangan besar Kevin mengusap lembut surai panjangnya bahkan senyum manis milik Kevin masih tercetak jelas diingatannya.

Ahh sepertinya Asahi sangat merindukan pemuda itu. Atau Asahi sudah mulai menyukainya?

Asahi meletakkan teh diatas nakas, mendudukan dirinya diranjang dan mulai mengutak-atik ponsel pintar miliknya bermaksud untuk mencari media sosial milik Kevin.

Helaan nafas keluar dari bibir tipisnya ketika tak menemukan media sosial milik Kevin Yoon. Meskipun ada nama Kevin Yoon namun yang terpajang bukan wajah pemuda yang dicarinya.

"Apa dia tidak memiliki media sosial." Gumam Asahi seraya merebahkan dirinya di kasur, menutup kedua manik hazelnya.

"Haruskah aku bertanya pada Yoshi oppa?"

.

.

.

"Oh ayolah oppa ku mohon. Sekali ini saja eum."

Terhitung sudah tigapuluh menit Asahi memohon kepada Yoshi agar mau memberinya nomer Kevin Yoon.

Selaku owner  Black Paradise sudah dapat dipastikan Yoshi memiliki data-data pribadi pelanggannya, terutama pelanggan VIP. Karena itulah setelah menyelesaikan jadwal pekerjaannya Asahi bergegas pergi menemui Yoshi untuk meminta nomor Kevin Yoon.

"Tidak bisa Sahi-ya itu melanggar privasi. Kau tau itu kan."

Lagi-lagi Asahi mengeluarkan jurus andalannya. Dengan menangkup kedua tangannya, bibir yang sedikit dipoutkan dan tak lupa menampakkan puppy eyesnya. Asahi kembali memohon pada Yoshi.

"Yoshi oppa kumohon eum."

"Jebal (tolong) Sahi-ya jangan membuat ku melanggar peraturan yang ku buat sendiri." Jawab Yoshi sembari memalingkan wajahnya.

'Kuatkan iman ku ya Lord.' Doa Yoshi didalam hatinya.

Jujur saja saat ini Asahi terlihat begitu menggemaskan. Kalau saja Yoshi laki-laki brengsek, sudah pasti Asahi akan habis diterkam olehnya.

Asahi menghela nafas panjang karena triknya kali ini gagal. Apa Asahi akan menyerah? Tentu saja tidak. Demi mendapatkan nomer Kevin Yoon, apapun akan dia lakukan.

Kali ini Asahi memasang wajah seriusnya dan menatap datar Yoshi.

"Oppa jujurlah padaku. Selama ini diam-diam kau menyukai sahabatku kan."

Yoshi langsung menatap Asahi dengan wajah terkejutnya.

"Dd...ddari mana kau tau?" Gugup Yoshi.

Gotcha.

Asahi tersenyum penuh kemenangan, ternyata jebakannya tepat sasaran. Sejujurnya Asahi hanya menggunakan teori tak berdasarnya. Katakan saja Asahi asal menebak. Sesungguhnya Asahi tidak benar-benar tau Yoshi menyukai salah satu temannya.

Asahi menyandarkan punggungnya disofa lalu menyilangkan kedua tangannya didepan dada, dengan wajah tengilnya dia menjawab, "kau terlalu transparan oppa. Sahabat ku saja yang tidak peka. Haruskan ku atur sogaeting (kencan buta) untuk kalian."

"Jangan!" Pekik Yoshi.

"Kumohon jangan macam-macam Sahi-ya, jangan katakan apapun padanya."

Damn! Kini giliran Yoshi yang memohon pada Asahi.

"Kalau begitu beri tahu aku nomer Kevin Yoon." Ucap Asahi dengan senyum manisnya.

Yoshi mendengus kasar dalam hati berkata, 'dasar wanita licik.'

"Kenapa kau ngotot sekali ingin tau nomernya?"

Untuk beberapa saat Asahi terdiam sebelum menjawab pertanyaan Yoshi.

"Eum baiklah aku akan jujur padamu. Aku menyukainya oppa. Entah kenapa saat berada didekatnya aku merasa tenang. Dia juga pria yang baik, dia memperlakukan ku dengan baik. Aku ingin bertemu dengannya lagi. Terdengar klise tapi sungguh, aku jatuh cinta pada Kevin sejak awal aku bertemu dengannya." Jelas Asahi dengan wajah meronanya.

"Wahh kau tidak seperti Asahi yang ku kenal selama ini. Kau sungguh menyukainya?"

"Tentu saja aku menyukainya ahh tidak aku mencintainya. Jadi tolonglah oppa, beritahu aku nomor Kevin."

"Maafkan aku Sahi-ya. Aku sungguh tidak bisa memberitahumu nomer Kevin." Jawab Yoshi.

Asahi menghela nafasnya panjang, "kalau begitu maafkan aku juga oppa, terpaksa aku harus memberitahu sahabatku." Ucap Asahi seraya memainkan ponselnya hendak menelfon seseorang.

"Arasseo arasseo letakkan ponselmu sekarang." Sergah Yoshi cepat.

Diam-diam Asahi tersenyum lalu meletakkan ponsel pintarnya diatas meja.

Yoshi memijat pelan pangkal hidungnya. Jujur saja dia lelah menghadapi Asahi yang licik nan gigih ini.

"Begini saja, ku tawarkan kau kesepakatan. Aku akan menghubungi mu kalau si Kevin-Kevin itu datang, tapi sebagai gantinya kau jangan katakan apapun pada sahabatmu."

Asahi tampak menimang-nimang tawaran yang diberikan Yoshi. Sepertinya tawaran itu tidak buruk juga.

"Baiklah oppa aku setuju. Berjanjilah padaku, kau akan langsung menghubungiku jika Kevin datang ke club mu." Ujar Asahi menjulurkan kelingkingnya bermaksud untuk pinky promise.

"Iyaa aku janji. Kau juga harus berjanji padaku tidak memberitahu apapun pada sahabatmu."

Asahi mengangguk tersenyum lebar hingga menampakan dimple dipipinya.

"Yasudah kalau begitu aku pergi dulu oppa, maaf sudah mengganggu waktu mu." Yoshi mengangguk mempersilahkan Asahi pergi.

Pintu ruangan kerja Yoshi tertutup kembali. Lelaki bersurai merah itu menghela nafas panjang, menyandarkan punggungnya di sofa dengan maniknya menatap datar kearah meja kerjanya.

"Keluarlah, dia sudah pergi." Ucap Yoshi.

.

.

.

Dilain sisi, dijalanan ibu kota yang tampak sedikit lengang. Jaehyuk melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh mencoba mengejar mobil sedan hitam yang melaju tak kalah kencang darinya.

Aksi kejar-kejaran itu bermula ketika Jaehyuk yang tak sengaja melihat seorang pria dengan gerak-gerik yang mencurigakan. Dan setelah diperhatikan lagi, ternyata orang itu adalah pria misterius yang entah sejak kapan mengawasi Asahi.

Saat mobil van yang membawa Asahi pergi dari lokasi pemotretan, pria misterius itu mengikuti mobil Asahi dan tentu saja Jaehyuk mengikuti mobil keduanya, namun fokus Jaehyuk sekarang hanya ingin menangkap pria misterius itu.

Setelah lama berkendara, pria itu menyadari jika Jaehyuk mengikutinya. Pria itu berhenti mengikuti Asahi dan dengan segala cara mencoba mengecoh Jaehyuk agar tidak bisa mengikutinya lagi.

Bugh

Bugh

Jaehyuk memukul setir kemudinya karena kehilangan jejak mobil sedan hitam yang dia kejar.

Kalau saja truk kontainer didepannya tidak menghalangi jalannya. Dia tidak akan terjebak lampu merah dan sudah dapat dipastikan hari ini Jaehyuk bisa mendapatkan pria itu.

"SHIBAL (Bangsat)!! Lain kali akan ku pastikan aku menangkapmu." Geram Jaehyuk.

Tbc.

The Guardian || Jaesahi GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang