22

228 29 0
                                    

Maaf kalau makin lama ceritanya makin ngebosenin karena tiap chapter puuuanjaaang dan tolong maklumin ya kalau ada typo hihihi

*
*
*
*

"Aigoo~ kenapa putri ayah menangis terus? Lihatlah ayah sudah baik-baik saja sayang." Ucap tuan Hamada menenangkan putri cantiknya.

Sejak kedatanganya dirumah sakit, Asahi tak berhenti menitikan air matanya saat melihat kondisi sang ayah.

"Aku khawatir pada ayah, aku takut terjadi sesuatu dengan ayah." Ucap Asahi dengan isakannya.

"Maafkan ayah sayang, ayah sudah membuatmu khawatir. Sudah jangan menangis lagi, sejak kapan putri cantik ayah jadi cengeng begini."

"Ish...ayah~." Rengek Asahi seraya menyeka air matanya, "aku tidak mau tahu, pokoknya ayah harus segera sembuh dan membuatkan ku choco cookies lagi." Lanjutnya.

Tuan Hamada tertawa kecil, mencubit gemas pipi putrinya.

"Jadi kau ingin ayah segera sembuh hanya untuk membuatkan mu choco cookies?" Canda tuan Hamada.

"Benar sekali, itu hukuman untuk ayah karena sudah membuat ku khawatir."

"Baiklah, akan ayah buatkan choco cookies yang banyak untukmu nanti." Tuan Hamada melirik Jaehyuk yang berdiri dibelakang Asahi.

"Apa dia yang bernama Kevin Yoon?"

Saking senangnya berbicara dengan sang ayah, Asahi sampai lupa dengan atensi Jaehyuk yang sejak tadi berdiri dibelakangnya.

"Ah benar ayah." Asahi menarik pelan tangan Jaehyuk agar berdiri disampingnya.

"Ayah, kenalkan ini Kevin Yoon, kekasihku."

Jaehyuk tersenyum seraya membungkukkan badanya, "selamat sore paman, perkenalkan saya Kevin Yoon."

"Nak Kevin tampan sekali, pantas saja Asahi menyukaimu. Kau tahu, setiap menelfon paman, Asahi tak berhenti untuk membicarakan mu."

"Tidak. Aku tidak begitu." Sergah Asahi cepat. Wajahnya sudah merona bak tomat yang sudah matang.

"Lihatlah Kevin, dia malu." Canda ayah Hamada dengan kekehan kecil. Jaehyuk ikut tertawa melihat wajah merona Asahi.

"Ish...kalian menyebalkan." Rengut Asahi.

Drrttt drtttt drrtttt...

Merasakan getaran pada ponselnya, Asahi langsung merogoh saku coatnya. Ternyata managernya yang menelfon.

"Ayah, Kevin, aku angkat telfon ini sebentar ya." Pamit Asahi, lalu keluar dari ruang rawat inap sang ayah.

Setelah pintu tertutup, tuan Hamada menatap intens Jaehyuk. Menyuruh Jaehyuk untuk duduk di kursi tempat Asahi duduk tadi.

"Setelah kuperhatikan, sepertinya Asahi benar-benar mencintaimu. Kau tahu, ini kali pertama Asahi membawa kekasihnya untuk bertemu dengan ku. Dan bisa ku tebak, pasti Asahi menceritakan semua tentang dirinya, termasuk aku yang bukan ayah kandungnya?" Jaehyuk mengangguk membuat tuan Hamada tersenyum kecil.

"Kau tau, meskipun Asahi bukan putri kandungku, tapi aku sangat menyayanginya. Aku bahkan rela mempertaruhkan nyawaku untuk melindunginya." Tuan Hamada terdiam sebentar menjeda ucapannya.

"Bukankah Asahi terlihat lebih cantik saat tersenyum? Aku berharap akan terus bisa melihatnya tersenyum. Aku ingin bisa terus membuatkan choco cookies untuknya, aku juga ingin mendampinginya berjalan dialtar nanti. Tapi sepertinya itu tidak akan mudah melihat kondisiku yang seperti ini."

The Guardian || Jaesahi GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang