20

263 33 1
                                    

Sorry for typo....

♧♧♧


Dengan ditemani Jaehyuk, Asahi pergi kerumah sakit yang ada di Daegu. Kepanikan Asahi tadi terjadi karena dia mendapat telfon dari pegawai toko roti milik ayahnya, yang mengatakan kalau ayahnya masuk rumah sakit.

Sepanjang perjalanan kerumah sakit Asahi tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan ayahnya. Sesekali air matanya turun mengingat ayahnya yang harus dioperasi.

Saat sampai didepan ruang operasi Asahi melihat seorang pria paruh baya yang menjadi karyawan ditoko roti milik ayahnya. Bisa Asahi dan Jaehyuk lihat, dibadan pria parah baya itu terdapat beberapa luka yang sudah diperban.

"Tuan Baek, bagaimana kondisi ayah? Kenapa ayah bisa sampai seperti ini?" Tanya Asahi dengan tak sabaran.

"Ahh...nona anda sudah datang." Sahut tuan Baek, lalu membungkukkan badanya pada Asahi dan Jaehyuk.

"Maaf nona saya juga tidak tahu. Tiba-tiba saja tadi ada sekumpulan orang berjas hitam datang dan langsung membuat keributan di toko. Lalu salah satu dari mereka menemui tuan Hamada diruangannya....

....Saya tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan tapi saya mendengar ada barang pecah dari ruang tuan Hamada. Tak lama orang itu keluar dari ruangan tuan Hamada dengan memegang pisau yang sudah berlumuran darah. Saya ingin melihat keadaan tuan Hamada tapi saya dicegah dan dianiaya oleh mereka." Cerita tuan Baek kemudian.

Asahi kembali menangis tersedu-sedu setelah mendengar penjelasan pekerja ayahnya. Kedua kakinya serasa lemas. Asahi hampir ambruk ke lantai kalau saja tidak ditahan Jaehyuk.

Jaehyuk membawa Asahi duduk dan merengkuhnya, membiarkan Asahi menangis dalam pelukannya.

"Tuan Baek, apa anda sudah melaporkan kejadian ini pada polisi?" Tanya Jaehyuk.

"Sudah tuan, sekarang polisi sedang melakukan penyelidikan." Jaehyuk mengangguk mengerti.

"Terimakasih tuan Baek. Untuk sekarang biar kami saja yang menunggu operasi tuan Hamada. Sebaiknya anda beristirahat saja dirumah supaya luka-luka anda lekas membaik." Ujar Jaehyuk.

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu, tuan, nona." Pamit tuan Baek yang diangguki oleh Jaehyuk. Karena Asahi masih betah menangis.

Jaehyuk menunduk menatap Asahi, "jangan khawatir sayang, ayah mu akan baik-baik saja." Bisik Jaehyuk mencoba menenangkan Asahi.

"Kevin, aku takut." Asahi mengeratkan pelukannya. "Aku takut ayah akan meninggalkan ku sendirian didunia ini. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain ayahku." Asahi kembali terisak.

"Jangan berkata seperti itu, ayahmu akan baik-baik saja, percayalah kepadaku. Kau juga tidak sendirian. Ada aku yang akan selalu ada disampingmu."








//////









Yoshi duduk bersandar dikursi kebesarannya, dengan tangan kanannya mengapit sebatang rokok sedangkan tangan kirinya memegang segelas minuman yang sudah bisa dipastian itu memabukkan.

Sudah dua jam lamanya Yoshi hanya merokok dan menghabiskan minumanya. Sesekali dia akan memijit pelipisnya. Entah apa yang sedang dia pikirkan.

Ketukan pintu dari luar ruangannya membuatnya berdecak kesal, sungguh malam ini dia sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun.

"Masuk." Ucapnya dengan suara berat.

"Tuan, dibawah ada nona Hyunsuk yang ingin bertemu dengan anda." Yoshi menaikkan sebelah alisnya menatap Keita, orang kepercayaanya yang tadi mengetuk pintu.

The Guardian || Jaesahi GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang