Sorry for typo....
****
Hampir seharian ini Asahi tak melakukan aktifitasnya, sejak pagi dia hanya mengurung dirinya didalam kamar saja. Ah...lebih tepatnya sejak tiga hari yang lalu setelah ayahnya dimakamkan, Asahi menolak untuk keluar kamar. Dan setiap hari Yunseo akan datang ke apartemen Asahi untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.
Dan seperti sore ini, setelah menyelesaikan semua pekerjaannya Yunseo datang ke apartemen Asahi. Pria itu membawa sebuah paper bag yang berisi bubur labu kesukaan Asahi dan sebuah box berukuran sedang.
Yunseo mengetuk kamar Asahi sebelum dirinya masuk, sama seperti hari sebelumnya, Asahi hanya duduk diam di atas kasur dengan menatap kosong luar jendela kamarnya. Melihat artisnya seperti itu membuat Yunseo prihatin. Sedikitnya, Yunseo bisa merasakan kehilangan seperti yang Asahi rasakan sekarang.
Yunseo meletakan kotak berukuran sedang dikursi depan meja rias lalu mendudukan dirinya dipinggir ranjang lalu mengusap lembut kepala Asahi.
"Sahi-ya" Panggil Yunseo pelan.
Asahi menoleh dengan menampilkan senyum tipis dibibirnya.
"Eoh oppa wasseo?"
"Sudah ku bilang kan, jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Ikhlaskan ayahmu pergi, jangan bebani ayahmu dengan kesedihanmu itu. Aku yakin, sekarang ayah mu sudah bahagia diatas sana."
"Oppa tau penyesalan terbesar yang pernah ku lakukan? Kenapa aku harus pergi malam itu, seharusnya aku tetap berada disisi ayah ku. Seandainya aku tidak pergi, mungkin sekarang ayah masih hidup dan bercanda dengan ku lagi."
"Kau yakin keadaan akan berubah kalau kau tetap bersama ayahmu? Ku pikir tidak. Dokter Kim mengatakan padaku kalau penyebab kematian ayah mu serangan jantung."
Meski menyalahi aturan kedokteran, Doyoung terpaksa mengatakan pada Yunseo kalau tuan Hamada terkena serangan jantung yang diakibatkan dari efek gagal jantung saat operasi kemarin.
"Bukankah itu aneh? Ayahku bukan seorang perokok aktif, bahkan untuk minum alkohol saja jarang sekali. Bagaimana bisa terkena serangan jantung?!"
"Itu efek dari gagal jantung yang pernah ayah mu hadapi saat operasi waktu itu. Sudahlah kau jangan berpikiran yang macam-macam. Ahh benar, aku datang ingin memberikan mu ini." Yunseo beranjak mengambil kotak yang tadi dibawanya lalu menyerahkannya pada Asahi.
"Kemarin pihak rumah sakit memberikannya padaku katanya itu barang-barang ayah mu yang tertinggal dirumah sakit."
Asahi membuka kotak berwarna biru langit itu, mengeluarkan satu per satu barang dari kotak itu. Dahinya mengernyit saat tak menemukan kotak kalung disana.
"Apa hanya ini saja? Tidak ada yang lainnya lagi?"
"Tidak, aku hanya diberi itu saja. Apa ada yang kurang?"
Kepala Asahi mengangguk cepat. "kalung. Kalungnya tidak ada."
"Kalung? Kalung apa?"
"Oppa tolong telfon pihak rumah sakit sekarang dan tanyakan lagi siapa yang mengambil kalung itu." Titah Asahi tanpa memperdulikan pertanyaan managernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardian || Jaesahi GS
FanfictionNo Description .... kepo baca aja Gender Switch area, jangan sampai salah lapak