09

388 29 1
                                    

"Bagaimana keadannya? Apa dia sudah sadar?" Tanya Jaehyuk pada Doyoung melalui sambungan telfon.

Kim Doyoung dokter kepercayaan Jaehyuk yang sekarang bekerja di Rumah Sakit milik ayahnya.

"Hyung sebelum mengkhawatirkan orang lain, sebaiknya kau khawatirkan dirimu sendiri. Kenapa kau menolak ku periksa? Perutmu ada luka lebam, bagaimana kalau ada pendarahan dalam."

"Jangan berlebihan Doyoung-ah, aku baik-baik saja."

"Tapi hyung—"

"Doyoung-ah" Terdengar decakan sebal dari sebrang telfon.

"Kau keras kepala sekali. Dia baik-baik saja, dia juga sudah sadar. Aku menyuruhnya pulang setelah cairan infusnya habis. Kau puas."

Jaehyuk terkekeh mendengar jawaban kesal dokter muda itu, "eum thanks, kalau begitu aku tutup ya."

"Hyung tunggu, jika kau merasakan sesuatu pada tubuh mu, segera temui aku, mengerti."

"Baiklah aku mengerti."

Jaehyuk langsung menutup sambungan telfonnya. Punggungnya dia rebahkan di sofa apartemen milik Yedam. Setelah mengantar Asahi kerumah sakit, Jaehyuk langsung pergi ke apartemen Yedam bermaksud mengobati lukanya dan menginap di apartemen gadis itu.

"Jika kau mengkhawatirkannya, kenapa kau meninggalkannya dirumah sakit. Seharusnya kau temani dia." Ucap Yedam seraya meletakkan dua kaleng beer dingin diatas meja.

"Aku tidak mengkhawatirkannya. Aku hanya memastikan dia baik-baik saja. Lagipula dia masih menjadi tanggung jawab ku kalau kau lupa. Ayah akan membunuh ku kalau sampai terjadi sesuatu padanya."

"Terus saja menyangkalnya." Gumam Yedam pelan.

"Geunde Damie-ya."

"Eum wae?"

"Kenapa pakaian dilemari kamar tamu bertambah banyak, seingatku aku hanya menaruh beberapa pakaian saja."

"Kau pikir, kau satu-satunya pria yang menjadikan apartmen ku sebagai tempat pelarian?" Yedam menyesap beernya sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kau dan kakak kembar mu. Kalian Jung bersaudara sangat kompak jika disuruh  merepotkanku." Jaehyuk menoleh menatap Yedam tak percaya.

"Aku paham jika Jihoon hyung menginap disini karena kalian dekat tapi Junkyu hyung? Aku tidak tau kau sedekat itu dengannya." Yedam mengedikkan bahunya lalu menegak beernya.

Untuk beberapa saat keduanya sama-sama diam, menyelami pikiran masing-masing. Yedam menoleh mendapati Jaehyuk yang sedang melamun.

"Kenapa melamun, ada yang mengganggu pikiran mu?"

"Eoh tidak ada."

Yedam tersenyum tipis, "kau bisa membohongi Junghwan tapi kau tidak bisa membohongiku oppa."

Jaehyuk menghela nafasnya berat sebelum menumpahkan isi pikirannya.

"Aku hanya sedang menebak-nebak apa yang sedang ayah rencanakan. Aku yakin kepulangan Jihoon hyung dan Junkyu hyung bukan karena tugas mereka sudah selesai. Ditambah lagi sekarang kita sedang berurusan lagi dengan wolfgang."

"Dan lagi, Asahi. Sebenarnya apa yang dimiliki gadis itu sampai ketua Hwang dan ayah mengincarnya. Aku tidak tau akan berakhir seperti apa kalau tadi aku tidak berhasil menyelamatkan Asahi dari Hyunjin brengsek itu." Ujar Jaehyuk panjang lebar.

"Oppa kau benar-benar sudah jatuh cinta dengan Asahi eonni."

.

The Guardian || Jaesahi GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang