Sorry for typo...
🥀🥀🥀
Jaehyuk mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Perasaan cemas dan khawatir menyelimutinya sejak kepergiannya dari mansion milik sang ayah. Dalam hatinya terus merapalkan doa untuk keselamatan tuan Hamada.
Sampai dirumah sakit, Jaehyuk segera menuju ruang rawat tuan Hamada. Jaehyuk duduk dengan gelisah didepan ruangan dimana ayah Asahi dirawat. Dia tahu kalau dirinya tidak bisa sembarangan masuk terlebih, didalam sana dokter sedang melakukan tindakan.
Tak sampai lima belas menit dia menunggu, seorang dokter dan beberapa perawat keluar. Jaehyuk segera menghampiri sang dokter yang sedang melepas maskernya.
"Doyoung-ah, bagaimana keadaannya?"
Yang ditanya menghela nafasnya berat, seraya menggelangkan kepalanya pelan.
"Mianhae hyung."
"Kenapa kau minta maaf padaku. Tuan Hamada baik-baik saja kan?!" Ucap Jaehyuk dengan sedikit menaikan nada bicaranya.
Lagi-lagi Doyoung menggelengkan kepalanya, "maafkan aku hyung. Aku tidak bisa menyelamatkanya. Waktu kematiannya jam 23.55."
"Tidak mungkin." Gumamnya.
Jaehyuk segera masuk, langkah kakinya semakin melemah kala melihat tubuh calon ayah mertuanya sudah terbujur kaku dengan tertutup kain putih.
Doyoung yang ikut masuk pun, membuka kain penutup tuan Hamada. Wajah tuan Hamada terlihat pucat pasi dengan bibir yang sedikit membiru. Melihat itu, Jaehyuk langsung teringat akan senyum hangat tuan Hamada yang selalu menyambut kedatangannya.
Bagaimana bisa pria baik dan hangat seperti tuan Hamada berpulang dengan begitu cepat. Padahal baru tadi pagi Jaehyuk bertemu dengan tuan Hamada. Mereka berbicara banyak hal hingga pada akhirnya Jaehyuk meminta maaf pada calon mertuanya itu dan mengakui identitas aslinya sebagai 'Jung Jaehyuk'.
Jaehyuk mengira tuan Hamada akan marah hingga mengusirnya dan menyuruhnya menjauhi Asahi. Tapi diluar dugaan, tuan Hamada tidak marah sama sekali. Pria paruh baya itu malah berterimakasih pada Jaehyuk karena telah melindungi putrinya. Tak hanya itu saja, tuan Hamada juga memberikan restunya untuk Jaehyuk menikahi Asahi. Bahkan tuan Hamada menyuruh Jaehyuk memanggilnya dengan sebutan 'ayah'.
Jaehyuk tak kuasa menahan air matanya, mengingat pesan yang diberikan tuan Hamada padanya.
"Nak, tolong jaga Asahi ku dan pastikan untuk selalu membuatnya bahagia."
Jaehyuk mengusap kasar air matanya, dia tersenyum kecil menatap wajah pucat tuan Hamada.
"Aku akan menepati janjiku ayah, aku akan selalu menjaga dan membuat Asahi bahagia." Monolognya.
Jaehyuk menutup kembali wajah pucat tuan Hamada dengan kain putih. Mengajak Doyoung untuk keluar ruangan.
"Doyoung-ah, bagaimana bisa tuan Hamada kritis? Padahal tadi pagi keadaanya baik-baik saja. Bahkan kau bilang pemulihan pasca operasinya termasuk cepat."
"Hyung sebelumnya aku minta maaf, aku dan staff yang lainnya kecolongan sampai tuan Hamada harus kehilangan nyawanya."
"Apa maksudmu?!"
"Seseorang membunuh tuan Hamada. Tadi aku menemukan ini didalam." Doyoung memberikan botol ampul kecil pada Jaehyuk sebelum melanjutkan ucapannya.
"Kurasa pembunuhnya orang yang sangat pintar, selain berhasil mengelabuhi semua penjaga. Orang ini juga tau tentang obat-obatan medis. Aku hampir saja terkecoh kalau tidak menemukan botol itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardian || Jaesahi GS
FanfictionNo Description .... kepo baca aja Gender Switch area, jangan sampai salah lapak