Showroom

6K 538 24
                                    

Hari ini adalah jadwal Shani harus melakukan Showroom, tapi sayangnya gadis itu lupa akan jadwal kerjanya tersebut hingga ia juga membuat janji temu dengan Gracia di waktu yang bersamaan.

Berkali-kali Shani meminta maaf kepada Gracia melalui pesan singkat karena setiap kali mereka bertemu rasanya baru saat pertemuan pertama saja ia tak melibatkan Gracia ke dalam urusan pekerjaannya.

Alhasil di sini lah mereka sekarang; duduk di salah satu sudut tempat makan sushi yang berada di dalam Mall ternama daerah Jakarta Pusat.

Awalnya Gracia tidak ingin on frame sama sekali, tapi melihat bagaimana Shani berinteraksi dengan para penggemarnya membuat Gracia penasaran dan mengubah posisi duduk yang awalnya saling berhadapan menjadi berdampingan.

"Kamu maskernya gak mau dibuka, Gre?"

"Nanti aja ah Ci pas makanan aku dateng," Jawabnya yang direspons anggukan oleh Shani.

"Ci Shani itu yang di sebelah siapa? Oh, ini temen aku, Guys." Jawabnya tanpa mengalihkan pandang dari layar ponsel serta tangannya sesekali iseng memainkan ujung rambut Gracia yang terurai.

"Ci Shani temennya suruh daftar JKT48 dong," Shani menegapkan duduknya dan menoleh ke arah Gracia. "Tuh Gre, kamu disuruh daftar JKT48 katanya."

"Udah gak bisa, Kak. Kata Ci Shani umur aku udah ketuaan,"

"Iya, Guys. Jadi temen aku tuh umurnya cuma beda setahun sama aku gitu terus kayaknya dia belum masuk JKT48 aja udah sibuk buangeeett."

"Lebay," Gracia mendekatkan wajahnya ke arah ponsel Shani. "Ini cara bacain komentarnya gimana sih, Ci? Kok aku daritadi bingung ya."

"Ini, kamu scroll-nya di sini." Shani mengarahkan jari telunjuk Gracia ke salah satu sudut fitur di layar ponselnya. "Nah, nanti kamu baca-bacainnya dari situ."

"Sama namanya juga?"

"Kalau aku sih bacain nama biasanya kalau mau baca podium ini nih yang ada di depan sama kalau ada gift,"

"Gift-nya nanti buat apa?"

"Wah. Buat apa katanya, Guys?" Tanya balik Shani sambil tertawa.

Pembahasan pun langsung berganti karena makanan mereka sudah datang.

Shani mulai menceritakan tentang kesukaannya makan di tempat ini dan ternyata tempat ini juga resto Jepang favorit Gracia, namun bukan di Mall ini ya melainkan di outlet lain.

"Ci ini aku boleh ikut bacain komentarnya gak?"

"Boleh dong,"

Gracia kembali mendekatkan wajahnya ke layar ponsel karena tulisannya agak sulit dibaca dari jarak duduk tegapnya.

"Ci Shani nama temennya siapa? Halo, kak. Nama aku Gracia tapi panggil Gre aja gapapa." Ia lanjut membaca komentar lain. "Panggil sayang boleh gak? Boleh tapi aku gak bakal nengok soalnya nama aku Gracia." Jawabnya dengan datar dan disusul mengusap mata yang agak berair dengan tangan.

"Jangan pake itu ih," Shani menahan gerak tangan Gracia dan mengambil selembar tissue dari kotak di dekatnya. "Merem matanya, aku bersihin."

Gracia menegapkan duduknya agar lebih mempermudah Shani. Setelah selesai, ia mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Udah?"

"Udah, Ci. Better. Makasih ya,"

Shani mengangguk dan keduanya melanjutkan makan mereka.

"Gre cobain," Shani mengarahkan sepotong sashimi ke mulut Gracia dari sumpit miliknya.

Baru beberapa kunyahan, matanya sudah terbuka lebar menatap Shani. "Ih! Enak banget, Ci!" Gracia takjub sendiri. "Ih, kok bisa enak banget? Bumbunya kamu racik lagi ya?"

Aimílios/αιμίλιος [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang