Setelah memasukkan setumpuk baju kotor miliknya ke dalam bagasi mobil Honda Civic putih milik Shani, gadis yang lebih tua itu berniat untuk segera pulang karena tidak enak hati mengganggu jam istirahat kekasihnya.
Tapi bukan Shania Gracia Chaesar namanya kalau tidak bisa menahan Shani untuk berada lebih lama bersama dirinya di sana. Gracia juga turut menjual nama teman-temannya yang menitip untuk dibelikan McD—padahal ya ini tentu akal-akalan gadis bergigi gingsul itu saja. Karena pesan dari teman KKNnya terkhusus Anin hanya satu; kalau sampe jam sebelas teng belum ada di dalem kamar, gua telepon Bapak lo besok pagi.
Dan...ya. Di sinilah mereka sekarang; dalam antrean panjang drive thru seperti malam-malam biasanya—gak! Ini gak biasanya!
"Kamu lagi kenapa sih, Ge?"
"Kenapa apanya?"
Gadis yang berada di balik kemudi itu melirik keheranan. Dilihatnya lagi gadis yang sejak tadi tidak melepas pelukannya pada lengan kiri Shani. Bahkan saat Shani merasa kesulitan untuk mengemudi saja Gracia tidak membiarkan lengan itu menjauh dari rengkuhannya.
Tidak sampai di situ, bahkan si anak tunggal ini juga turut memainkan jemari lentik Shani—mengabsen satu-persatu kuku yang baru saja mendapat sentuhan nail art berwarna biru ini dengan gerakan yang lembut sambil sesekali mengusap punggung tangan kekasihnya menggunakan ibu jari.
Sebenarnya tidak ada yang salah dari memeluk lengan pacar sendiri atau melakukan skinship seperti ini, tapi semua itu bisa menjadi sesuatu yang tumben kalau orangnya adalah Gracia.
Kamu gak lupa kan kalau si angkuh ini selalu nolak tiap kali tangannya mau digandeng?
"Ci,"
"Iya?"
"Radionya boleh aku ganti ke Spotify?"
"Boleh."
Gracia merogoh ponsel dari dalam saku hoodie hitam polos miliknya lalu melakukan koneksi bluetooth dengan mobil Shani.
"Mau request lagu gak, Ci?"
"Enggak. Terserah kamu aja." Jawabnya sambil menaruh dagu di atas puncak kepala Gracia. Dihirupnya aroma shampoo yang biasa gadis itu pakai namun disusul dengan alisnya yang terangkat sebelah. "Tumben rambutnya gak sampe kering banget?" Lanjut Shani karena merasakan masih ada beberapa area yang basah di sana.
"Tadi pas lagi keringin rambut tuh tiba-tiba ada tukang sate padang lewat, yaudah deh aku lari keluar terus udah mager lagi buat ngeringin rambutnya."
Shani mengangguk paham dan kembali mencari posisi ternyaman sembari menunggu antrean di depannya bergerak maju. "Kalau kata aku mah kamu bukan KKN tau, Ge. Tapi wisata kuliner."
"Mama juga bilang gitu," Gracia sedikit mengangkat ponselnya hendak menunjukkan ke arah Shani. "Ci. Kamu lebih suka enchanted yang strawberry atau blueberry?" Tanyanya sambil memperlihatkan dua lagu milik Taylor Swift tersebut.
"Emang apa bedanya?"
"Gak ada bedanya..." Gracia mengadahkan wajah hingga berhasil bertemu pandang dengan tatapan teduh Shani di balik kacamata minusnya itu. "...soalnya sama-sama please don't be in love with someone else."
.
.
.
.
He respects my space
And never makes me wait
KAMU SEDANG MEMBACA
Aimílios/αιμίλιος [END]
FanfictionAimílios/αιμίλιος; strength. Chapter baru akan dipublish di hari yang penulisnya tentukan sendiri ya. Gracias!