What's Next?

4.8K 449 30
                                    

Karena terlambat melakukan reservasi makan malam kali ini, akhirnya Gracia dan Shani memutuskan untuk pergi mengitari kota Bali dengan mobil Honda Civic putih mengkilat sewaan di sana.

Susah payah si anak tunggal ini meminta izin ke orangtuanya agar dibolehkan pergi di kota orang tanpa jasa supir, benar-benar hanya ia dan Shani. Gracia melakukan protes dengan tidak ingin turun makan siang di resto hotel jika keinginannya ini tidak dituruti.

Shani yang baru melihat sisi lain dari gadis itu hanya bisa diam; mendukung ya tidak, tapi menentang pun ia tak ada nyali.

Dan karena usaha keras itu tidak akan mengkhianati, akhirnya Boby yang semula sangat kekeuh untuk tetap memakai supir meski ia percaya Shani akan hati-hati dalam berkendara dan memiliki kelengkapan surat-surat, tapi pada akhirnya pria itu berjalan ke kamar anaknya dengan memberikan kunci mobil yang sudah ia sewakan.

Lalu di sinilah Gracia dan Shani sekarang; di dalam mobil dengan pemandangan kota Bali di malam hari yang tentunya tidak sepadat arus jalan di Jakarta ataupun Bekasi.

"Kamu jadinya mau makan apa, Ge?"

"Jangan tanya aku, nanti aku ajak makan bebong panik kamu."

"Ya jangan itu juga dong, Bund." Jawabnya yang direspons tawa oleh Gracia. "Tapi kayaknya tempat makan dimana-mana pada penuh deh, Ge."

Gadis yang duduk di samping kursi kemudi itu bergumam sambil melihat ke luar jendela. "Atau mau drive thru aja, Ci?"

"McD lagi?!" Tanya balik Shani sambil tertawa. "Ya Allah hari-hari makannya McD, Ge. Sehat banget ini kita."

"Ya...abisnya apalagi dong? Kalau nunggu yang reservasi udah pada kelar mah kamu bisa telat ke Bandara. Ya aku sih seneng-seneng aja ya kamu telat boarding terus jadi extend di sini, tapi pasti entar kamu ribet deh nyari-nyari tiket baru buat jadwal paling pagi besok."

"Yaudah iya, iya. Kita drive thru aja."

"Tapi kalau kamu ada opsi lain gapapa kok, Ci. Itu kan aku cuma saran aja,"

"Aku ngikut aja deh, Ge."

Gracia mengangguk. "Ini aku liatin jalan pakai maps ke McD terdekat berarti ya--"

"Gak usah, gak usah." Gadis yang lebih tua itu memotong sambil mengambil ponsel Gracia. "Aku aja. Nanti nyasar. Udah kapok aku dibacain maps sama kamu--ya naik mobil lah disettingnya naik motor lewat jalan tikus." Lanjut Shani dengan suara samar di akhir kalimat.

Gracia yang untungnya tidak mendengar itu hanya mengedikkan bahunya dan kembali cengengesan menikmati night ride kali ini. Rasanya sudah lama sekali ia tidak liburan keluar kota dan kalau diingat-ingat, selain study tour sekolah maka ini adalah kali pertama Gracia bisa bebas berkeliling di luar Jakarta tanpa pantauan jarak dekat orangtuanya.

"Ci, aku boleh nyalain radio?"

"Boleh." Jawab Shani singkat sambil bolak-balik melihat jalanan dan layar ponsel Gracia yang ia taruh di atas pahanya. Maklum, mobil sewaan jadi kalau tidak ada holder-nya ya tidak bisa protes.

Di samping itu selagi Gracia mencari frekuensi dengan lagu yang diketahuinya, sesekali gadis yang duduk di kursi kemudi ini mencuri pandang wajah samping yang menurutnya sangat cantik--oh, maaf. Maksudnya memang selalu cantik. Shani bahkan tidak pernah ingat kapan Gracia terlihat buruk di matanya. Bahkan saat gadis itu menangis jam setengah 2 pagi dengan baju tidur dan tanpa polesan make up di salah satu bilik rumah sakit karena Shani sempat jatuh sakit saja ia tetap terlihat cantik.



Cintaku bertepuk

Harap yang tak ada

Aimílios/αιμίλιος [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang