Intan Payung

5.4K 508 20
                                    

Gracia POV

Aku gak ngerti kenapa ujian akhir semester kali ini tuh harus ditutup pakai mata kuliah statistik. Jujur, selain gak ada bakat buat punya banyak temen akrab tapi aku juga gak berbakat untuk hitung menghitung kayak gini.

Jelas jelas aku masuk komunikasi itu biar kabur dari hitung-hitungan, eh ternyata masih kejebak juga di 2 semester untuk mata kuliah statistik satu dan statistik dua.

Sambil terus menggerutu tentang jadwal ujian, aku yang baru aja sampai di rumah langsung berjalan ke arah dapur untuk meneguk air putih dingin yang selalu tersedia di sana.

Tapi semakin dekat aku dengan tujuanku, semakin jelas juga aku melihat sosok yang sudah sangat lama menghilang dari pandangan.

"Sisca?!"

Gadis itu menoleh dengan mulut yang sedang mengunyah dan tangannya yang memegang sebuah cupcake.

"Ape?" Jawabnya santai yang membuatku langsung berlari dan memeluknya. "Gila! Santai aja meluknya! Uhuk! Uhuk! Gre! Gua lagi makan--Uhuk!"

Aku melepas pelukan sambil tertawa lalu menuangkan untuknya dan diriku sendiri masing-masing segelas air mineral dingin.

"Kok ke sini gak bilang aku sih?" Tanyaku setelah kami pindah ke ruang tamu, duduk di satu sofa panjang bersebelahan.

"Ini juga mendadak. Aslinya tuh cuma mau wawancara kerja aja dari kenalannya Pak Boby, tapi ternyata disuruh mampir dulu ke rumah. Kata Bapak, akhirnya sekarang lo punya temen. Cuma kok gue yang sering chat lo dua puluh empat per-tujuh bisa gak tau apa-apa ya, Gre? Kira-kira kenapa tuh?"

Aku tertawa karena kalau diingat-ingat, meski sudah beberapa bulan ini sering main dengan Ci Shani tapi belum ada sekalipun aku cerita tentangnya ke Sisca. Padahal ini adalah satu-satunya achievement unlock yang bisa ku pamerkan ke Sisca.

"Coba dong tolong berikan alasan kenapa kok bisaaaa gitu gak ada cerita apa-apa padahal ini hot news sepanjang masa, ha?" Cecarnya lagi yang membuatku mulai meredakan tawa.

"Mau dijawab jujur atau sepik sepik?"

"Ya menurut nganaaaa?" Sisca memutar bola matanya malas. "Udah buruan jawab, namanya siapa, kenal dimana, umurnya berapa, kegiatannya sekarang apa, udah kenal berapa lama terus fotonya juga yang mana."

Aku mengeluarkan ponsel dari saku hoodie hitam yang aku pakai dan membuka aplikasi Instagram.

"Ini orangnya," Aku memberikan ponselku pada Sisca. "Namanya Shani Indira Natio, tapi panggil Shani atau Ci Shani aja soalnya dia lebih tua dari kita. Terus kalau tinggal dimana, aku belum pernah ke rumahnya sih. Tapi waktu dia pulang pagi buta, dia pernah share live location dari tempat kerjanya ke apartemen sekitaran Jakarta Pusat gitu. Terus--"

"Sebentar," Sisca mengalihkan pandang dari layar ponsel tepat ke mataku dengan alis yang ia naikkan sebelah. "Tadi gimana? Pas dia pulang pagi buta, dia share live location  ke elo?"

"Iya. Kenapa?"

Ku dengar helaan napas lolos dari paru-paru Sisca sebelum gadis itu memintaku lanjut bercerita dan kembali melihat profil Instagram Ci Shani.

"Oh iya, kalau kenalnya darimana ya dari aplikasi yang waktu itu kamu saranin ke aku hehe."

"Terus lo ajak ketemuan?"

"Iya. Soalnya dia orangnya seru banget gitu di chat. Walau kadang slow response tapi sekarang aku tau kalau itu karena dia sibuk kerja."

"Ini dia member JKT48 ya?" Tanyanya tanpa mengalihkan pandang dari layar ponsel.

Aimílios/αιμίλιος [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang