Blind Spot

3.8K 399 14
                                    

Meski sudah h-1 dua bulan berpacaran namun entah mengapa rasanya tiap kali berinteraksi dengan Gracia tak pernah tak membuat Shani salah tingkah. Terhitung hampir setengah hari ini Desy sudah lebih dari lima kali menyentil dahi gadis itu tiap mendapati rekan satu generasinya senyam-senyum sendiri sambil menatap layar ponsel.

"Istighfar, Shani!" Serunya yang hanya dijawab cengiran lebar. "Lama-lama gua bawa ke tempat ruqyah juga lu ya."

Lagi, Shani hanya cengengesan sambil mengusap-usap dahinya yang makin lama kok jadi berasa sakit ya?

"Emang Ci Shani abis dapet pap apalagi dari Bunda Gracia?" Tanya Azizi sambil memakan batagor tanpa bisa menoleh ke samping karena rambutnya sedang ditata oleh salah satu staff.

"Bukan pap kok,"

"Terus?"

Ia merapatkan kursinya ke arah Azizi dan memamerkan benda persegi itu untuk menunjukkan layar ponselnya.

"Gemes kan, Zee?" Tanyanya dengan antusias tinggi yang sayangnya tidak berbanding lurus dengan ekspresi member lebih muda satu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gemes kan, Zee?" Tanyanya dengan antusias tinggi yang sayangnya tidak berbanding lurus dengan ekspresi member lebih muda satu itu.

"Maksudnya gimana sih, Ci? Gemes apanya? Ini Blink 182 maksudnya apa?"

"Itu lhooo maksudnya Gracia ngerasain salah satu judul lagu dari Blink 182."

"Apa? Dammit? I really wish I hated you? Ih! Apa sih, Ci?! Enggak paham deh aku!" Serunya kesal karena yang ditanya hanya memutar bola matanya malas dan perlahan bergerak mundur dari gadis itu.

Sedang di sebelahnya Desy terlihat tertawa kencang sampai membuat Azizi semakin kesal dan Shani semakin pundung. "Maksudnya Gracia tuh I miss you, Zee."

"Astagfirullahal adzim! Ngomong I miss you aja ribet buanget!" Serunya sambil mengetuk-ketukkan kepalan tangannya ke meja. "Jauh jauh deh aku punya pacar yang ribet kayak Ci Gre."

"Bukan dia yang ribet, tapi kamunya aja yang gak paham." Bela Shani agak ketus, yang dia sendiri juga bingung sebenernya kenapa dia kesel. "Udah, ah. Aku mau ke toilet dulu buat ganti baju. Kalian gak jelas. Ngerusak momen!" Tutupnya lalu beranjak berdiri meninggalkan Desy yang kembali tertawa dan Azizi yang masih memiliki tanda tanya besar di kepala.

"Ci Des,"

"Dalem,"

"Terus gemesnya dibilang I miss you sama pacar sendiri tuh apaan ya? Aku masih gak nangkep lho zuzur."

"Enggak ada. Emang dasarnya si Shani udah kena di bagian LCDnya aja jadi kayak gitu."

Gadis yang baru saja selesai dengan urusan rambutnya itu mengangguk-angguk kecil sambil menelan kunyahan batagor terakhirnya. "Gewees yang sedalam-dalamnya buat Ayah Shani."



.

.

.

.



Aimílios/αιμίλιος [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang