“Arzan kenapa?”
Pertanyaan itu bermuara dari Jo saat Ayyara kembali ke kelas bersama Apin. Jo terlihat khawatir setelah melihat keributan hingga berakhir menyeret Arzan dan Azalea ke ruang kepala sekolah.
“Gue juga bingung,” sahut Ayyara.
“Dia ngehamilin Lea?” tanya Dira bar-bar.
Dari ringkasan kejadian di lapangan tadi, pertanyaan Dira adalah kemungkinan terbesar yang terjadi sebenarnya. Namun, hal itu berusaha Ayyara tolak mentah-mentah. Ayyara tidak yakin Arzan bermain cewek seperti itu.
“Cuma mereka sama Tuhan yang tahu.”
Ayyara melirik Jo yang berucap. Benar. Pada kenyataannya, apa yang terjadi pada Arzan dan Azalea paling benar daripada ratusan praduga dari para murid.
“Kita tunggu hasilnya aja,” kata Apin, menepuk pundak Ayyara beberapa kali.
“Tapi, kalau misalnya beneran ... Itu gimana?” cicit Dira.
“Kawal Azalea dapat keadilan.”
☆☆☆☆
Dalam sebuah ruangan penuh intimidasi, Arzan dan Azalea duduk bersebelahan menghadap kepada kepala sekolah. Bu Dewi telah menyerahkan dua remaja bermasalah itu sesuai permintaan Azalea. Pihak sekolah juga telah menghubungi wali murid Arzano dan Azalea.
Sejak tadi hanya ada suara tangis dari Azalea yang mendominasi ruangan, melenyapkan keheningan di antara mereka.“Azalea, coba jelaskan kronologinya.”
“Tadi malam saya ada jadwal pemotretan, Pak. Saya pulang jam sembilan, terus saya gak sengaja ketemu Arzan yang mabuk. Sayaa—“ Azalea membekap mulutnya, menahan tangisnya yang semakin kencang.
“Arzan perkosa saya, Pak. Tadi pagi waktu ketemu sama saya lagi, dia ancem saya buat gak bilang siapa-siapa.”
Arzan terkekeh sinis. Ia mendongakkan kepalanya, pusing. Ini semua tidak masuk akal. Semua yang Azalea ucapkan, sama sekali tidak ada di ingatan otaknya.
“Bapak bisa panggil Arya 12 IPA lima, Pak. Arya saksinya.”
“Eh, lo jadi cewek—“
“Arzan!” tegur Pak Han menatap tajam Arzan.
Helaan napas pasrah terdengar dari Arzan. Sebodoh apa dirinya sampai terjebak dengan permainan konyol Azalea? Arzan benar-benar tidak habis pikir.
“Azalea, kamu ada bukti?”
“Saya diserang. Mana mungkin saya sempet bikin video. Mana sempet saya buat bukti. Saya Cuma ada bukti verbal dari apa yang saya lihat, Pak. Saya tahu bagaimana kondisi badan Arzan.”
“Ada saksi lain, Le?”
“Cuma Arya, Pak. Dia lihat, tapi gak mau nolongin saya.”
Mendengar pernyataan Azalea sepertinya mustahil dilakukan oleh Arya. Pak Han jelas tahu siapa cowok bernama Arya Reynanta yang Azalea maksud.
“Saya akan suruh Papa saya buat tuntut SMA Angkasa kalau Arya dan Arzan tidak mendapat hukuman setimpal!” ancam Azalea.
Papa Azalea merupakan salah satu donatur terbesar di SMA Angkasa. Langganan menyogok demi Azalea di unggulan dari kelas 10. Yang pasti, Papa Azalea bisa membocorkan buruknya SMA Angkasa.