Note : sebelumnya aku mau kasih tau kalian. Di sini aku sebut alat buat deteksi murid namanya leser ya karena sistem kerjanya hampir sama kayak infrared. Tapi, karena infrared itu ga kelihatan sinarnya jadi aku sebut sebagai leser aja biar mudah dibayangin. Terimakasihh..
Belum revisi, komen di line paragraf jika ada kesalahan ya
Selamat membaca 💗
*****
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Nyaris semua orang tahu makna kalimat tersebut. Setiap masalah ditanggung bersama. Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan sebuah kelas.
Susah bersama, senang bersama. Berusaha bersama, menang pun bersama. Kerja sama kelas adalah kuncinya. Namun, pada kenyataannya oknum-oknum pendiam memilih bungkam. Kepribadian introvert tak berani berkomentar dan si penakut enggan memberi masukan.
Hingga pada akhirnya siswa aktif yang mendominasi diskusi adalah hal yang sering terjadi di setiap kelas. Si pemberani dalam berkomentar, memberi sanggahan dan menyatakan argumen.
Sementara si pasif, diam dan mengikuti instruksi. Sadar jika tidak berani bersuara setidaknya mereka tidak merugikan. Mereka sadar, apa pun yang terjadi tetap tanggung jawab mereka semua tanpa membedakan. Tanggungjawab si aktif dan si pasif.
Jadi, kamu tim pasif atau aktif?
Tenaga kerja dari Inggris dengan [Rn] 6d² 7s² menuju paramagnetik
Coretan jemari lentik Lea terlihat begitu jelas rumitnya. Jo, Ayyara, trio R menatap kertas itu dengan pikiran campur aduk. Murid lainnya memperhatikan Azalea yang menulis sesuatu di papan tulis.
"Bakal ada lima babak. Gue perkirain hitungan jam sama kayak waktu kelas sebelas."
Di papan tulis terdapat tulisan angka 8, 10, 12, 2, 4. Gadis itu mengetukkan ujung spidol di papan tulis beberapa kali agar semua menatap ke arahnya.
"Kita nggak mungkin keluar kelas per 25 karena leser. Gimana kalau dipecah jadi lima?" tanyanya.
Jo mengangguk, disusul Ayyara dan yang lainnya pertanda setuju.
"Soal akan muncul di jam delapan, sepuluh, dua belas, dua sama empat. Gue berharap banget kurang tiga puluh menit, kalian udah di kelas karena kita juga butuh waktu buat mikirin soal yang kalian dapat. Jadi nanti kalau jawaban babak satu udah ada gue langsung rangkum di kertas."
"Kalau kepaksanya babak satu belum selesai tapi pembagian babak dua udah dimulai yang kebagian babak dua bisa langsung ke babak dua."
"Bentar," sela Aldev merasa janggal.
"Aturan dari dulu bukannya semua siswa wajib di kelas buat terima soal babak selanjutnya?"
Sanggahan disertai aktualisasi dari pengalaman yang pernah ada itu mematahkan rencana Azalea. Mereka menghembuskan napasnya kasar. Terlalu banyak hal yang musti dipikirkan.
"Gini aja." Jo berdiri, menghampiri Lea dan mengambil spidol. "Siapa yang bawa jam tangan?"
Tatapan itu memonitor seluruh teman sekelasnya. Rata-rata menggunakan jam tangan.
"Gue bagi kelompoknya, di setiap kelompok ada yang pakai jam tangan."
Jo segera membagi 25 murid menjadi 5 bagian. Masing-masing kelompok berisi 5 siswa. Namun, pergerakan Jo tiba-tiba terhenti.