18 - Babak 4

691 93 15
                                    

6182 x23c2 +,3c2x2= 2xc2 ??
0o2=9(2) 6242912 5181=1
6,o62921 o282 3,=v236c2+ 62x2+ 818j2
>c292 _,O_18242= 2xc2 82x81x2 =
3c2=9x1= x23c2 2x2= x,32o1 822+ x,90c290c2822=??

"Sebelas tahun gue sekolah baru kali ini lihat soal MTK seabsurd ini," celetuk Jo sembari memijit keningnya.

Sementara murid lainnya masih bergeming di tempat mereka. Menatap deretan angka yang terlihat memuakkan. Adrenalinnya memompa kerja organ jantung dengan cepat. Membuat sebuah keinginan menyerah terselip dalam diri mereka.

"Yang bikin clue punya beban hidup apa sih?" heran Ayyara.

Apin menatap nanar soal di layar LED yang mungkin sebentar lagi akan hilang.

"Kalau itu soal, gue nggak ngerti itu soal apa. Tapi, kalau itu kode, butuh banyak waktu buat pecahinnya."

Ayyara meremas tangannya yang mulai mengkerut. Rasa dingin terasa begitu menusuk hingga tulang-tulangnya. Memancing bibir bergetar serta badan menggigil kedinginan.

"Kalau gue bilang gue punya hipotermia, gimana?" tanyanya pelan.

"HAH? KENAPA NGGAK NGOMONG?" pekik Jo panik akut.

Tatapan terkejut sekaligus cemas dari yang lainnya pun langsung tertuju pada gadis dengan pakaian basah kuyup itu.

"Random think aja, gue penasaran kalau gue gitu," sergah Ayyara disusul cengiran lebarnya.

"Emang kocak nih anak," komen Aldev sambil memutar matanya.

"Udah, lah, nggak usah ditemenin," sahut Jo.

"Gue cuma tanya, kok dimusuhin?"

"Nggak tepat lo tanyanya."

Perdebatan kecil akibat pertanyaan Ayyara terjadi beberapa saat. Sebelum Aldev akhirnya memutuskan untuk segera melakukan aksi pembobolan koperasi sekolah. Ia paham jika Ayyara bertanya karena reaksi tubuhnya yang diterima akibat rasa dingin menyelimuti. Yang katanya random think, namun Aldev tebak pemikiran itu berdasar dengan apa yang Ayyara rasakan.

"Kalian bisa, kan? Tuh, Apin kalau soal kode jagonya," kata Garza menunjuk Apin menggunakan dagunya.

Tiga siswa dan dua siswi dalam kondisi mengenaskan beranjak keluar kelas. Melangsungkan tindakan pembobolan koperasi sekolah guna mengambil seragam di sana. Atas ide dari otak cerdas seorang Ravindra Azamelvoz, mereka yakin jika hanya itu yang bisa diperjuangkan demi kestabilan stamina tubuh mereka.

Aldev meletakkan telunjuknya di depan bibir seakan menjadi simbol supaya teman-temannya tidak bersuara. Ia melangkah mundur pada tingkat tangga yang mereka lewati. Matanya terkunci pada leser yang menyorot sejumlah siswa di lapangan dekat laboratorium IPA.

Usai dirasa keadaan kembali aman untuk kembali melangkah, Aldev menepuk pundak Garza pelan. Akhirnya mereka melangkah menuju koperasi dengan sedikit lebih tenang.

"Zel, pinjem jepit rambut," pinta Aldev pelan.

Zella segera melepas jepit rambutnya, memberikan pada cowok itu. Aldev langsung menjajal memasukkan jepit rambut milik Zella pada lobang gembok kunci pintu koperasi. Dikarenakan koperasi bukan ruang belajar yang bebas diakses siswa, penggunaan id card sangat tidak memungkinkan.

PYTHAGORAS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang