Ch 38.

11.4K 811 141
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Summary : Haruto yang mati karena terlalu kelelahan bekerja saat menjadi dokter, begitu bangun dia telah tiba di cerita yang pernah dia baca.

Falling in love with Saintes.

Jika dia menjadi pemeran utama tentu saja tidak masalah, tetapi Haruto di sini berperan sebagai istri resmi duke yang sangat jahat terhadap kedua anaknya.

Dan mati di tangan sang suami karena hampir membunuh kedua putra mereka akibat di acuhkan oleh sang duke, kematiannya sangat menyakitkan dengan di hukum penggal langsung oleh seseorang yang dia cintai.

Perannya hanya untuk membuat kerusakan mental bagi dua orang pewaris keluarga Park yang salah satunya merupakan tokoh utama.

Menyedihkan bukan?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Doyoung berpikir jika Junkyu tidak akan pernah lagi memiliki rasa suka padanya, mengingat putra mahkota itu sama sekali belum pernah dia lihat selama beberapa bulan ini. Namun sayangnya semua pemikiran itu berakhir buyar ketika Doyoung yang tengah latihan, bersama beberapa prajurit pribadi milik ayahnya dikejutkan dengan kedatangan putra mahkota itu di tempat latihan.

Tetapi anehnya, kali ini tatapan yang dimiliki oleh Junkyu terlihat begitu berbeda. Ada, kilat kemarahan yang terlihat jelas di mata hitamnya yang membuat Doyoung merasa begitu bingung. Tentu saja dia akan bertanya-tanya, kenapa bisa putra mahkota menatapnya dengan pandangan semarah itu, sebab dirinya sama sekali tidak merasa melakukan kesalahan apapun.

"Aku, ingin berbicara." Ucap Junkyu sembari menatap Doyoung dengan pandangan kesal Meskipun begitu dia masih terlihat tenang dan sama sekali tidak membuat masalah apapun selain memunculkan diri di kediaman utama milik keluarga Park.

"Latihan kita, sampai disini. Terima kasih, paman, aku akan kembali lagi, nanti." Ucap Doyoung sebelum dia pergi mengikuti langkah Junkyu yang sudah berjalan mendahului dirinya, seolah menjadi seorang pemimpin di mana Doyoung wajib untuk mengikuti langkahnya di belakang.

Ternyata, langkah Junkyu terus berjalan menuju ke arah kamar pribadi Doyoung yang pernah dia singgahi. Untuk itu, daripada memilih tempat lain supaya mereka berdua bisa berbicara. Junkyu jauh lebih memilih untuk berbicara di ruangan pribadi seperti itu, karena pastinya tidak akan terlalu sulit setelah memasang selubung pelindung agar tidak ada orang lain yang mengetahui apa yang dibicarakan oleh keduanya.

Sedangkan Doyoung sama sekali tidak terlihat mempermasalahkan hal itu, sejak junkyu bisa diandalkan ketika dia pergi bersama sang ayah untuk mencari ibunya. Doyoung tidak pernah lagi mempermasalahkan, tentang Junkyu yang terus bersikap begitu angkuh dan memperlakukan semua orang termasuk dirinya sebagai seseorang yang bisa diperintah sesuka hati.

Sebenarnya bukan hanya persoalan, tentang bagaimana Junkyu bisa begitu dia andalkan saat dirinya pergi. Tetapi lebih ke arah pembicaraannya dengan sang ayah, beliau sedikit memberikan nasehat tentang hubungan dirinya dengan Junkyu. Termasuk bagaimana cara menghadapi, seseorang seperti Junkyu yang sedikit banyaknya memiliki kemiripan sifat dengan sang ibu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ayah ingin bertanya, tentang bagaimana pandanganmu pada putra mahkota?" tanya Jeongwoo, setelah beberapa saat mereka kembali begitu usai menyelamatkan Haruto yang berada di sarang milik para monster.

The Fucking Transmigration {SUDAH TERBIT.}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang