Ch 12.

15.7K 1.7K 158
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Summary : Haruto yang mati karena terlalu kelelahan bekerja saat menjadi dokter, begitu bangun dia telah tiba di cerita yang pernah dia baca.

Falling in love with Saintes.

Jika dia menjadi pemeran utama tentu saja tidak masalah, tetapi Haruto di sini berperan sebagai istri resmi duke yang sangat jahat terhadap kedua anaknya.

Dan mati di tangan sang suami karena hampir membunuh kedua putra mereka akibat di acuhkan oleh sang duke, kematiannya sangat menyakitkan dengan di hukum penggal langsung oleh seseorang yang dia cintai.

Perannya hanya untuk membuat kerusakan mental bagi dua orang pewaris keluarga Park yang salah satunya merupakan tokoh utama.

Menyedihkan bukan?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Menghela nafas pelan Jeongwoo segera memberi peringatan pada Haruto agar tidak mengatakan hal apapun berupa umpatan, Karena akan sangat berbahaya bagi mereka jika sampai di ketahui oleh orang lain. Bagi bangsawan tingkat tinggi terutama keluarga Duke mengatakan umpatan seperti itu selain berpengaruh terhadap nama baik, kerajaan juga tidak menyukai sikap yang tidak seharusnya.

Jeongwoo tidak ingin pihak kerajaan semakin fokus pada keluarga Park, dia tidak ingin menjadi seseorang yang di jadikan target oleh rencana mereka. Terutama karena Haruto adalah anak dari keluarga Watanabe sekaligus Choi terakhir, dari semua hal itu Junghwan serta Doyoung merupakan pasangan paling di cari oleh seluruh kerajaan.

Dan jujur saja Jeongwoo tidak akan memaksakan kehendak mereka atau menjodohkan, dia telah cukup kaya serta berepengaruh tidak perlu membangun koneksi atau relasi dengan keluarga lain. Karena hal itu tidak akan begitu berguna lagipula sepertinya Haruto juga bukan tipe haus kekuasaan.

"Iya iya aku diam."ucap Haruto cemberut dia berjalan di samping Jeongwoo dengan langkah di hentakkan, membuat sang suami hanya bisa menghela nafas dan membiarkan apapun yang di lakukan istrinya.

"Hati hati nanti kau jatuh."tegur Jeongwoo sembari menahan lengan Haruto begitu melihat sang istri yang mulai memasuki area padat, mereka berdua berjalan di antara bangsawan memang tetapi tetap saja Jeongwoo masih belum bisa tenang sama sekali.

"Jewu! Kenapa sepertinya ramai sekali hari ini?"tanya Haruto bingung sembari menatap ke depan di mana banyak sekali orang yang pergi menuju ke arah tertentu.

"Hari ini ada pelelangan, maka dari itu banyak sekali orang orang dari negara lain juga ikut berdatangan."jelas Jeongwoo yang saat ini menaruh kedua tangannya di sekitar Haruto, membuat pose seperti memeluk untuk menjaga tubuh kurus sang istri tidak terkena tabrakan dari orang orang yang terburu buru.

"Aku ingin melihat."rengek Haruto begitu antusias.

"Eh.. tapi aku tidak membawa undangannya, tidak mungkin bagi kita untuk bisa masuk ke dalam mengikuti pelelangan."ucap Jeongwoo sedikit terkejut, meski begitu dia segera mengatakan kenyataan yang sebenarnya pada sang istri.

"Ayolahhh aku ingin masuk ke dalam Jewuu ayoo hiks.. mau ke sana."rengek Haruto sembari menangis tiba tiba membuat Jeongwoo kebingungan, terlebih perhatian semua orang terlihat menatap ke arah mereka penasaran.

"Kita coba dulu ya, tapi entar kalo enggak bisa terpaksa balik dulu ke rumah enggak papa?"ucap Jeongwoo kalem.

"Ungg.."gumam Haruto mengangguk mengiyakan, dia juga mulai menghapus air mata yang ada di pipinya sebelum kembali menatap ke depan.

The Fucking Transmigration {SUDAH TERBIT.}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang