Ch 9.

14.3K 1.7K 100
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Summary : Haruto yang mati karena terlalu kelelahan bekerja saat menjadi dokter, begitu bangun dia telah tiba di cerita yang pernah dia baca.

Falling in love with Saintes.

Jika dia menjadi pemeran utama tentu saja tidak masalah, tetapi Haruto di sini berperan sebagai istri resmi duke yang sangat jahat terhadap kedua anaknya.

Dan mati di tangan sang suami karena hampir membunuh kedua putra mereka akibat di acuhkan oleh sang duke, kematiannya sangat menyakitkan dengan di hukum penggal langsung oleh seseorang yang dia cintai.

Perannya hanya untuk membuat kerusakan mental bagi dua orang pewaris keluarga Park yang salah satunya merupakan tokoh utama.

Menyedihkan bukan?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Plak...

Satu tamparan di arahkan pada Haruto, tetapi dia hanya diam tidak melawan sedikitpun bahkan meski kini air matanya mulai menetes. Pandangannya yang kabur karena air mata menatap mata hitam yang kini terlihat begitu dingin, sosok Jeongwoo yang biasanya mulai terlihat hangat menjadi terlihat menyeramkan.

"Padahal aku mulai mempercayaimu benar benar berubah sikap, tapi nyatanya kau masih sosok Watanabe Haruto yang dulu. Aku kecewa, dan mulai hari ini menjauhlah dari Doyoung serta Junghwan. Aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakiti mereka lagi."ucap Jeongwoo sambil tertawa getir sambil menatap Haruto kecewa, setelah itu dia menutup pintu kamar Doyoung keras tepat di hadapan muka sang istri.

Suara Haruto tercekat, dia ingin menangis keras dan membantah apa yang di katakan Jeongwoo. Tetapi percuma saja Doyoung telah terluka parah akibat alergi, dia bahkan hampir mati jika saja putra mahkota tidak secara kebetulan lewat dan memberikan Doyoung obat mahal yang menekan segala macam luka.

"Nyonya sebaiknya anda beristirahat dulu."ucap kepala pelayan yang menjaga kediaman keluarga Park begitu Haruto terlihat hampir tumbang kapan saja, wajah Duchess mereka terlihat pucat dan masih kaget.

"Tidak perlu membantuku, aku bisa sendiri."ucap Haruto pelan sembari menunduk, setelah itu dia memasang wajah datar untuk pergi dari hadapan para pelayan yang tengah menatapnya aneh.

Ya tidak perlu menjadi orang pintar untuk mengetahui apa yang di pikirkan para pelayan itu, sayangnya Haruto terlalu lelah untuk perduli. Hatinya masih merasa sakit sekaligus begitu terluka akan apa yang terjadi, ingin marahpun Haruto tidak tau mau marah pada siapa.

Bahkan sang penulis tidak pernah menjelaskan secara rinci kecuali penjelasan tentang Doyoung yang memiliki alergi pada Apel, sehingga Haruto tidak tau jika dia juga memiliki alergi dengan buah Strawberry. Jika tau, mana mungkin Haruto masih meminta Doyoung memakan sesuatu yang mengandung buah Strawberry.

Air mata yang mengalir di pipinya segera di hapus oleh Haruto secara kasar, dia tidak akan menjadi seseorang yang lemah atau bisa di pandang rendah. Bahkan jika Jeongwoo kembali bersikap tidak perduli padanya, Haruto tidak akan menjadi seperti orang yang di dalam cerita.

Tanpa Jeongwoo dia masih akan hidup senang menikmati kemewahan yang harusnya dia dapatkan, baik tunjangan 15 juta keping emas ataupun uang saku yang masih dengan rajin di berikan oleh keluarganya. Haruto akan menggunakan semua hal itu sebagai suatu pemborosan untuk menenangkan hati yang terluka.

The Fucking Transmigration {SUDAH TERBIT.}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang