Ch 8.

17.4K 1.7K 177
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Summary : Haruto yang mati karena terlalu kelelahan bekerja saat menjadi dokter, begitu bangun dia telah tiba di cerita yang pernah dia baca.

Falling in love with Saintes.

Jika dia menjadi pemeran utama tentu saja tidak masalah, tetapi Haruto di sini berperan sebagai istri resmi duke yang sangat jahat terhadap kedua anaknya.

Dan mati di tangan sang suami karena hampir membunuh kedua putra mereka akibat di acuhkan oleh sang duke, kematiannya sangat menyakitkan dengan di hukum penggal langsung oleh seseorang yang dia cintai.

Perannya hanya untuk membuat kerusakan mental bagi dua orang pewaris keluarga Park yang salah satunya merupakan tokoh utama.

Menyedihkan bukan?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sepanjang perjalanan dari Istana kerajaan, Haruto tetap diam dia tidak sedikitpun mau menatap ke arah Jeongwoo yang mulai menghela nafas lelah menghadapi tingkah Haruto yang tidak bisa dia duga sama sekali. Sepertinya sang istri masih marah karena tidak di biarkan untuk melawan putri Aiko.

Tapi bagaimana mungkin Jeongwoo bisa membiarkan Haruto terus berdebat dengan Putri Aiko, Di saat dia memiliki status yang cukup tinggi dan merupakan adik kesayangan raja. Daripada terus membiarkan mereka berdua berdebat tentang sesuatu yang tidak jelas, akan lebih baik jika Jeongwoo membawa sang istri pergi.

"Apakah kau masih terus akan seperti ini? "Tanya Jeongwoo pelan memecah keheningan tidak mengenakkan di dalam kereta.

"Kenapa kau membelanya? Atau jangan jangan kau menyukai Putri Aiko."ucap Haruto kesal sembari mulai menuduh tanpa sebab, tentu saja hal itu membuat Jeongwoo mengerutkan kening tidak mengerti akan apa yang dimaksud suami istri.

"Dari mana pemikiran seperti itu berasal, Aku bahkan tidak pernah berada sangat dekat dengan Putri Aiko jadi bagaimana mungkin aku menyukainya."ucap Jeongwoo datar.

"Bohong! Kau pasti menyukainyakan dia sangat cantik seperti itu, dasar Park brengsek hiks.. Aku menyesal menikah dengan seseorang sepertimu."teriak Haruto sembari menangis membuat Jeongwoo serta Doyoung menatap Duchess dari keluarga Park itu heran.

"Hhh... Kemarilah maafkan aku."ucap Jeongwoo lekas mengalah dan jutru menarik tangan Haruto agar mendekat ke arahnya, sedangkan Doyoung segera berganti tempat dengan sang Ibu dan melihat ke arah luar jendela.

Tidak berniat ikut campur dengan perkara rumah tangga yang terjadi pada orang tuanya, karena Doyoung memang sangat tahu jika sang Ibu memang lumayan pecemburu. Bahkan hampir setiap kali ayahnya pulang ke rumah keluarga Park, maka sang ibu akan mulai menuduh sang ayah bermain dengan wanita lain.

Padahal Doyoung amat sangat tahu jika sang ayah tidak akan memiliki waktu untuk bermain dengan wanita lain, Ketika urusan di ibukota juga menyita waktunya. Apalagi dia sesekali juga mengajari putra mahkota ilmu berpedang dan bertempur jadi semua yang dikatakan sang Ibu merupakan tuduhan tidak jelas.

"Jika kau memang mencintai Putri Aiko, Kenapa kau tidak menikah dengannya saja dari pada harus terjebak bersama seseorang seperti diriku."ucap Haruto lirih dengan mata berkaca kaca menatap Jeongwoo sedih.

Dari pada merasa marah seperti sebelumnya atas tuduhan tidak benar yang dikatakan oleh sang istri, Jeongwoo lebih memilih tertawa kecil saat wajah Haruto entah kenapa terlihat jadi lucu di matanya. Bagaimana tidak lucu jika wajah putih itu terlihat mulai berwarna merah, matanya juga sembab akibat air mata dan bibirnya bergetar pelan untuk menahan isak tangis.

The Fucking Transmigration {SUDAH TERBIT.}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang