Ch 4.

19.9K 2.1K 254
                                    

Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.

Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.

Summary : Haruto yang mati karena terlalu kelelahan bekerja saat menjadi dokter, begitu bangun dia telah tiba di cerita yang pernah dia baca.

Falling in love with Saintes.

Jika dia menjadi pemeran utama tentu saja tidak masalah, tetapi Haruto di sini berperan sebagai istri resmi duke yang sangat jahat terhadap kedua anaknya.

Dan mati di tangan sang suami karena hampir membunuh kedua putra mereka akibat di acuhkan oleh sang duke, kematiannya sangat menyakitkan dengan di hukum penggal langsung oleh seseorang yang dia cintai.

Perannya hanya untuk membuat kerusakan mental bagi dua orang pewaris keluarga Park yang salah satunya merupakan tokoh utama.

Menyedihkan bukan?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sungguh Haruto benar benar tidak bisa berkata apapun sekarang, ketika mereka di datangi oleh prajurit kekaisaran yang berpatroli dan secara cepat membawa pria itu. Mungkin jika saja kedudukan Jeongwoo bukan seorang Duke, mereka semua pasti akan di tangkap karena secara asal memukul orang lain.

"Ibu ayo pergi."ajak Junghwan sembari menarik ujung pakaian Haruto pelan, berusaha mengembalikan sang Ibu yang terlihat masih kaget.

"Jewu lain kali beri aba aba dulu jika ingin menendang orang."keluh Haruto sembari mengambil alih untuk mendorong kursi roda Junghwan.

"Dia menghinamu."jawab Jeongwoo tenang.

"Tapi tidak perlu menggunakan mana juga, lihat tadi kau sampai membuang uang hanya karena hal itu bukan."omel Haruto lagi saat Jeongwoo dengan santai mengganti rugi seluruh barang rusak akibat terkena lemparan mana beserta orang kurang ajar itu.

Tidak tanggung tanggung uang yang dia keluarkan sampai 100 koin emas, mungkin bagi Jeongwoo jumlah seperti itu hanya berupa hal kecil. Tetapi tidak bagi Haruto yang amat sangat tau bagaimana susahnya mencari uang, jadi tentu saja dia merasa amat sangat di sayangkan ketika sang suami mengeluarkan uang untuk hal itu.

Kalian tentu masih ingat bukan jika Haruto meninggal setelah merasa kelelahan akibat terlalu banyak mengoperasi orang?

Dia tidak akan bekerja segiat itu jika saja masih memiliki kedua orang tua yang kaya, meskipun nyatanya Haruto juga memiliki warisan yang lumayan. Tapi jika dia tidak bekerja dan hanya mengandalkan hal itu rasanya akan percuma saja, karena semua uang itu bisa habis.

"Baiklah lain kali aku tidak akan mengulanginya."balas Jeongwoo tenang agar Haruto berhenti mengomel, telinganya lumayan sakit harus mendengar omelan dari sang istri yang biasanya akan bersikap manis.

"Bagus! Ah iya ayo makan aku sangat lapar sekarang."ajak Haruto pada Jeongwoo karena perutnya terasa bergemuruh.

"Mau makan dimana?"tanya Jeongwoo.

"Ummm... dimana saja tidak masalah."ucap Haruto setelah berpikir untuk sesaat.

"Ayah kenapa tidak kesana saja."tunjuk Doyoung saat melihat restoran besar yang memiliki sangat banyak pengunjung.

"Hm."gumam Jeongwoo mengiyakan.

Setelah itu keluarga kecil beranggotakan empat orang itu masuk ke dalam restoran dan di sambut baik oleh salah satu pekerja, tanpa menanyakan apapun dia lekas membawa mereka semua menuju lantai paling atas tempat semua bangsawan berkumpul.

The Fucking Transmigration {SUDAH TERBIT.}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang