Di chapter ini juga ada flashback nya biar gak bingung bacanya yang teliti yah....
Wendy keluar dari kamar nya dia menatap kamar Irene yang sama sekali tidak di buka, Wendy berpikir bahwa Irene mengurung diri nya. Wendy melangkah ke depan pintu kamar Irene dia mengetuk pintu nya..
Tok tok tok!
"Irene makan malam dulu"- ucap Wendy, tapi tidak ada sahutan dari dalam.
"Irene makan dulu dari pagi kamu gak keluar"- ucap nya lagi mulai khawatir pasal nya Irene tidak membuka pintu atau menjawab ucapan nya.
"Rene nanti mamih Seul-ki marah sama aku, papah juga"- ucap nya lagi, dia memegangi gagang pintu lalu membuka pintunya yang tidak di kunci, Wendy melangkah masuk begitu sunyi di dalam sana di tambah lagi begitu gelap karena lampu tidak di nyalakan, Wendy menekan saklar lampu nya.Wendy menatap sekeliling kamar yang begitu kosong Irene pun tidak ada di sana, dia melangkah pergi dari kamar Irene, lalu dia berjalan masuk ke dalam lift.
Sesampainya di bawah pintu lift terbuka Wendy melangkah ke arah meja makan, dia melihat maid yang menyiapkan makanan nya.
"Nona makan malam dulu"- ucap maid."Irene kemana?"- tanya Wendy.
"Siang tadi pergi, sampai sekarang belum pulang"- jawab nya. Wendy menghela nafasnya dia mengambil ponselnya seraya berjalan ke meja makan, dia mendudukan dirinya, Wendy meletakkan ponsel nya ke kuping.
Hallo - terdengar suara Irene.
Di mana? - tanya Wendy, dia menatap maid yang mengambil kan makanan untuk nya.
Ini di depan - ucap Irene, Wendy menatap ke arah pintu utama terlihat Irene masuk ke dalam, lalu Wendy mematikan sambungan nya, dia menghampiri Irene.
"Dari mana?"- tanya Wendy.
"Jalan, suntuk di rumah gara-gara Lo tadi pagi"- ucap Irene.
"Maaf"- ucap Wendy begitu mudah meminta maaf tidak seperti biasanya.
"Kita makan malam dulu"- ucap Wendy."Enggak makasih, gue udah makan tadi sama Jinyoung"- ucap nya menatap Wendy yang pucat.
"Oh yaudah, tidur sana istirahat, besok sekolah"- ucap Wendy.
"Lo kenapa sih??"- tanya Irene.
"Kenapa apa nya?"- tanya Wendy.
"Lo berubah banget, jadi sok-sok perhatian sama gue"- terang Irene.
"Apa salah seorang adik mengkhawatirkan kakak nya?"- tanya Wendy.
"Tumben, dulu Lo ngotot banget gak mau ngakuin gue, sekarang? Aneh"- ucap Irene tak percaya.
"Aku sekarang teman kamu juga kan, wajar aku khawatir"- ucap Wendy.
"Iya iya terserah deh, gue ke kamar duluan"- ucap nya melangkah pergi meninggalkan Wendy.
"Nona makan dulu, setelah itu minum obat, nyonya Seul-ki yang menyuruh"- ucap maid dia sudah menyiapkan makanan nya dan obat untuk Wendy. Wendy menghampiri meja makan dia mendudukan dirinya.
"Lain kali jangan di simpan di sini, biar aku aja yang ambil obat nya"- ucap Wendy, maid mengangguk dia melangkah pergi, Wendy mulai makan malamnya.
Setelah selesai makan dan minum obat Wendy ke kamar nya dia membuka pintunya, Wendy menatap pintu Irene yang tertutup rapat. Tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu dia menutup kembali pintunya lalu melangkah cepat ke arah lift.
Sesampainya di bawah Wendy melangkah keluar dia memasuki mobil nya lalu menjalankan nya, menuju suatu tempat?.Di dalam kamar Irene sudah memakai piyama tidur nya dia membaringkan tubuhnya, pikiran nya kembali tertuju kepada ucapan Wendy, bagaimana bisa Wendy tau tentang pria itu? Apa Wendy juga mengetahui tentang pria itu?.
"Ihhh ini semua gara-gara si Olaf!!"- kesal nya, pasalnya karena Wendy, dia tidak bisa tertidur.
"Gue jadi ingat seseorang"- gumam nya.