Irene menarik tangan Wendy menautkannya.
"Aku hanya berharap hari ini dan seterusnya aku masih bisa bertemu kamu"- ucap Wendy terlihat begitu lemah.
"Dan aku berharap jika operasi nya sudah berjalan, aku ingin kamu berjanji,, apapun yang terjadi terima semuanya"- ucap Wendy, mata Irene berkaca-kaca dia mengerjapkan matanya agar tidak menangis, Irene mengigit bibir dalam nya dia tersenyum mengangguk."Dan aku berharap,,,"- ucap Irene terhenti karena tidak kuat menahan dirinya, Wendy menatap Irene yang menangis.
"Hey kok nangis sih?"- tanya Wendy, dia menghapus air matanya.
"Aku berharap semuanya berjalan lancar seperti apa yang aku pikirkan"- ucap Irene menangis, Wendy mengangguk dia menarik Irene memeluk nya, Irene terlihat bergetar dia menangis sendu di dekapan Wendy.
"Mari berjuang bersama Wendy"- ucap nya lagi, Wendy hanya mampu mengangguk dan mengangguk, dia tidak bisa melawan apapun dan semuanya kehendak Tuhan.|||
Irene terdiam saat tangannya, merasakan tangan Wendy yang begitu dingin, Wendy terlihat diam saja yang masih menyadarkan kepalanya di bahu Irene.
"Wendy"- panggil Irene, dia mengusap tangan Wendy yang benar-benar dingin, dan tidak ada jawaban dari Wendy.
"Wendy aku panggil dokter ya, tangan kamu dingin banget"- ucap Irene, mulai khawatir dia menoleh tiba-tiba tubuh Wendy terjatuh, untung nya dengan cepat Irene menangkap tubuh Wendy.
"WENDY!! WENDY bangun!!"- teriak Irene air matanya mulai mengalir dengan deras.
"TOLONG! WENDY BANGUN WENDY!!! TOLONG!!"- teriak Irene, terlihat beberapa perawatan datang, Wendy langsung dia angkat dan di bawa kedalam ruangan nya kembali, Irene benar-benar tak sanggup dengan apa yang terjadi dia terus menangis, Joy, Seulgi dan Yeri tengah berusaha menenangkan Irene yang semakin menangis kencang."Irene dengerin gue!!"- bentak Joy karena Irene tidak mau tenang.
"Kalo Lo kaya gini, Wendy akan benar-benar kecewa sama lo!!"- marah Joy"Irene, Lo harus percaya kalo Wendy itu orangnya kuat, gue aja yang sahabat nya percaya, apa lagi Lo kekasihnya,,, Lo orang spesial di hidup Wendy, Lo harusnya percaya sama dia!"- ucap Seulgi.
"Gue gak mau kehilangan dia, gue gak mau!"- kesal Irene air matanya bercucuran.
"Lo gak akan kehilangan dia,, bukannya dia akan melakukan operasi? Lo harusnya percaya"- ucap Seulgi, Irene menggeleng tiba-tiba dia kehilangan kesadaran nya.
Seulgi, Joy, dan Yeri berteriak meminta bantuan perawat membawanya ke ruang rawat,, dan secara bersamaan Wendy terlihat di bawa oleh para perawat"Gue ikut Wendy, kalian jaga Irene"- ucap Seulgi, dia berlari mengikuti brankar Wendy yang mulai di bawa ke ruangan ICU, Joy dan Yeri mengikuti Irene.
Setelah hampir lima belas menit Irene terbangun dia menatap Joy dan Yeri, tiba-tiba dia menuruni brankar nya.
"Lo harus istirahat Rene"- ucap Joy."Gak! gue mau liat Wendy"- ucap Irene memaksa, dia melangkah ke arah pintu saat membuka pintunya terlihat Myung-joo yang berdiri di hadapan nya.
"Kakak mau bilang sesuatu sama kamu"- ucap Myung-joo, Irene mengangguk lalu keduanya melangkah dan di ikuti Joy dan Yeri.
Myung-joo, Irene, Joy dan Yeri memasuki ruangan pribadi Myung-joo, Myung-joo duduk di tempat duduk milik nya, Irene dan Joy mendudukkan dirinya di hadapan Myung-joo sedangkan Yeri berdiri di belakang Irene dan Joy.
"Maafin kakak sebelumnya"- ucap Myung-joo.
"Maaf kenapa kak?"- tanya Irene.
"Saat kejadian kamu di villa itu, Wendy sebenarnya ingin melakukan operasi, tapi saat mendengar kamu pergi ke sebuah villa, dia langsung meninggalkan operasi nya, padahal saat itu jantung yang akan di transplantasi ke Wendy, sudah di siapkan, karena,,,"- ucap Myung-joo terhenti dia menarik nafas nya lalu membuang nya dengan kasar.
