So annoying6

341 40 5
                                    

"Ini adalah hari yang tepat, Irene dan kedua sahabatnya akan menjadi saksi, cinta kita, aku memang tidak pandai merangkai kata kata untuk mengungkapkan perasaan ku, tapi aku mohon sekarang, maukah kamu menjadi istri dan menjadi pendamping hidup ku sampai maut yang memisahkan kita"- ucap Jong-ki, Seulgi dan Wendy di atas sana hanya melihat dan menyaksikan saja.

Seul-ki menangis terharu Yeri dan Joy pun begitu.
"Serasa gue yang di lamar hiks"- Isak Yeri, Joy yang tadi nya sedih menahan tawa nya karena ulah Yeri.

"Will you marry me?"- tanya Jong-ki.

"Setelah apa yang kita lewati, apa aku pantas menolak mu? Yes I Will"- ucap Seul-ki, Jong-ki tersenyum lalu dia memakai kan cincinnya setelah itu dia memeluk Seul-ki yang menangis haru.

"Makasih"- ucap Jong-ki menangis, Seul-ki mengangguk di dalam pelukan calon nya itu, Irene tersenyum, mungkin memang benar om Jong-ki adalah kebahagiaan nya, Irene menoleh ke atas melihat Wendy yang menunjukkan jari tengah nya.

"Fu*ck"- ucap Wendy tak bersuara, dia melangkah pergi lalu di ikuti Seulgi, Irene mengepal tangan nya.

Ok Irene, Lo yang memulai Lo juga yang harus melawan, gue jangan sampai kalah sama si Olaf - batin Irene.

-

-

Setelah lamaran satu bulan kemarin Jong-ki dan Seul-ki langsung merencanakan pernikahan keduanya, satu Minggu sebelum nya Jong-ki dan Seul-ki menyebar undangan kepada rekan nya, salah satu murid yang juga anak teman Seul-ki mendapatkan undangan dan mereka langsung menyebar luas undangan nya.
Irene maupun Wendy terus di bicarakan, bagaimana nanti Irene dan Wendy?
Atau Wendy dan Irene mungkin akan menghancurkan rumah karena terus berperang.

"Sialan!"- kesal Irene.

"Rene selamat yah gak nyangka, Lo sama Wendy bakal saudaraan"- ucap murid laki-laki.

"Apaan sih loh hah!!"- marah Irene mendorong nya.

"Santai dong, emang ke nyataan nya kan"- ucap pria itu tertawa meledek.

BRUGH brukk - pria itu terpental saat Wendy menendang nya.

"Hebat-hebat, calon adek ngebela"- ucap pria itu berdiri.

"Olaf apaan sih Lo hah!!"- marah Irene
"Gue gak mau yah di bela sama lo!"- marah nya lagi, Wendy menatap Irene.

"Lo tau jangan GR gak? Jangan GR deh Lo,, gue gak pernah ngebela Lo, gue ngelakuin ini karena dia!! Bawa-bawa nama gue!"- bentak Wendy, Irene terdiam melihat Wendy yang benar-benar marah, sangat seram saat Wendy marah seperti itu.

"Dan Lo gue peringatin yah, jangan bawa nama gue! Dalam urusan ini, kalo Lo ada urusan sama dia kelarin"- ucap Wendy memberi peringatan.

"Ya ampun Wen, becanda"- ucap nya

"Bercanda Lo gak lucu"- ucap Wendy dia membalikkan badannya, ingin melangkah ke arah kursi nya.

"Ke singgung anak papah, padahal kalo iya gue mau deh jadi saudaranya Irene, udah cantik, seksi kenapa gak manfaatin aja, biar malam pertama sama-sama enak"- ucap pria itu.

"Brengsek!!"- teriak Irene,

Brukk-  Wendy mencekik pria itu mendorong nya ke papan tulis, pria itu menahan tangan Wendy, yang terus mencekik nya.

"Wendy jangan!!"- teriak Seulgi dia berlari lalu menahan Wendy, tampak riuh di dalam kelas saat Wendy tidak ingin melepaskan tangan nya.

"Olaf udah Olaf!!"- teriak Irene karena takut.

Uhuk uhuk!! - terlihat pria itu terus terbatuk-batuk, wajahnya mulai memerah.

"Olaf berhenti!"- bentak Irene, dia menatap Wendy yang juga menatap nya. Wendy melepaskan tangan nya, terlihat pria itu terjatuh anak murid membantu pria itu di bawa ke UKS.
"Jangan, konyol tau gak!"- kesal Irene terlihat matanya berkaca-kaca.

So annoyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang