13

584 78 3
                                    

Hidup bagai berjalan di atas es yang tipis?

Dahyun sedang merenungkan ucapan Chaeyoung tadi. Kepulan asap dari cangkir yang berisi kopi di depannya telah menghilang. Itu artinya sudah cukup lama dia berfikir hingga kopi yang panas jadi dingin.

Dia tenggelam di pikirannya sendiri yang carut marut hingga tak sadar jika sana berjalan mendekatinya.

"Dahyun..." sana menepuk pundak dahyun

Dahyun menoleh. Senyumnya mengembang.

"sudah bangun hm?"

"Kenapa tidak membangunkan aku? Aku kan jadi tidur disini..." sana duduk di samping dahyun. Matanya masih layu karena mengantuk.

"Lebih baik tidur disini daripada pulang tengah malam?" Alibi dahyun.

Kenapa harus dibangunkan jika keberadaannya saja membuat dahyun bahagia. Kalau bisa kedua kaki dan tangan sana akan dirantai biar tidak pergi kemana-mana.

Sana hanya miliknya. Sana hanya boleh bersamanya. Dahyun ingin melupakan jika dia idol sejenak. Resiko apapun siap ditanggung dahyun. Yang dia butuhkan sekarang adalah sana

"Tapi kan..."

Dahyun menarik tangan sana dengan gerakan yang cepat kemudian membawanya ke dalam pelukannya.

"Pagi-pagi kenapa berisik sih..." Protes dahyun

Hening. Sana lupa cara bernafas. Tubuhnya menegang. Dahyun semakin berani saat ini. Entah harus senang atau sedih. Perasaan sana campur aduk.

"Kamu baik-baik saja? Bagaimana perasaanmu?" sana mengukur suhu tubuh dahyun dengan tubuhnya.

Dahyun terdiam. Memberikan ruang pada sana untuk menjangkau tubuhnya.

"Aku baik-baik saja berkat kamu..."

"Kyaa!!" sana terkejut saat tanganya di tarik dahyun kemudian tubuhnya jatuh di pangkuan dahyun

"Apa yang kamu lakukan dahyun?" Alis sana terangkat satu.

Cup

Dahyun mencium bibir sana penuh gairah. Sana yang belum siap meremes kaos yang digunakan dahyun. Matanya terpejam kuat. Ciuman begitu ganas. Lidahnya memaksa masuk kemudian menelusuri isi mulut sana. Tubuhnya bergetar saat tangan dahyun menulusi dadanya dan perut ratanya.

"Dahyun... haa haa..." sana menarik bibirnya. Nafasnya tersengal.

Bibir sana yang bengkak berwarna merah. Dadanya naik turun karena kehabisan nafas. Dahyun menciumnya dengan ganas.

Dahyun tertawa kecil melihat wajah sana yang kacau. Semburat merah di pipi sana membakar gairah dahyun. Keinginannya yang tertahan kemarin tak mampu lagi dia tahan kali ini. Tubuhnya sudah sehat, berarti tidak apa-apa melakukannya sekarang.

Tubuh sana terasa ringan di gendongan dahyun. Dahyun mengangkat tubuh itu kemudian membawanya ke kamar. Di sepanjang jalan dahyun menciumi bibir sana yang bengkak. Hawa nafsu menyelubungi mereka berdua. Sana mabuk akan sentuhan dahyun dan dahyun terperangkat dalam kenikmatan tubuh sana

Ting tong ting tong

Bel berbunyi tepat saat dahyun hendak membuka pintu kamarnya. Dia berhenti sejenak.

Mereka berdua menoleh bersama dan tatapan mereka bertemu.

"Shit... siapa yang datang..." Batin dahyun mengutuk.

Masih dengan tubuh sana di dalam dekapannya. Dahyun melangkah ke mesin intercom kemudian memencet tombol layar untuk melihat siapa yang datang.

Seulgi dan lisa terpampang di layar hitam putih tersebut.

[END] My boyfriend is a superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang