2. 🔙⏳

1K 103 7
                                    

Flashback ON

Sanalie lysandra, mahasiswa tingkat tiga di Seoul National University jurusan manajemen bisnis tengah berlari menuju ruang kelasnya.

Hari ini dia bangun kesiangan, teman satu kamarnya Nayeon sudah berkali-kali membangunkannya namun saking lelahnya, tubuh sana tidak merespon. Bukan salah Lim nayeon jika sana terlambat, sana memang susah bangun pagi ketika dia mendapatkan kerja sambilan di percetakan buku.

Kerja paruh waktu di percetakan buku itu gajinya lumayan banyak, namun menyedot hampir tiga perempat tenaga sana. Tidak setiap hari sana bekerja paruh waktu disana, sana akan bekerja ketika weekend saja. Maka ketika awal minggu, sana pasti tidak mampu bangun pagi saking capeknya.

Untung saja ketika sana masuk kelas, dosen belum datang. Jika sana ketahuan terlambat lagi, bisa tamatlah riwayatnya. Beasiswanya pasti akan dicabut, dan otomatis sana harus kerja ekstra mencari uang untuk membiayai kuliah dan hidupnya selama di Korea.

Tiga tahun lalu seorang gadis berusia 18 tahun dengan nekatnya menginjakkan kaki di Incheon Airport dengan menyeret satu koper berwarna pink. Tekadnya bulat ketika hidungnya menghirup udara Kota Seoul untuk pertama kali.

Sana dengan keteguhan hatinya berangkat ke Korea Selatan untuk kuliah dengan uang tabungan yang dia kumpulkan sejak dia masih SMP. Dimulai dari ketertarikannya menonton drama Korea hingga mengidolakan Lee min ho di drama the heirs, sana bertekad untuk mendatangi dan menaklukan tanah yang penuh dengan para idol dan artis papan atas di Asia.

Sekarang disinilah sana, di dalam ruang kelas dengan dosen yang sedang menjelaskan materi hari ini. Satu tahun lagi sana akan menyelesaikan studinya di negeri gingseng. Sungguh sana tak mengira dia akan mampu bertahan selama ini dengan penghasilannya sendiri.

Ketika sana mengutarakan maksud pada orang tuanya untuk kuliah di Korea, orang tuanya hanya mampu memberikan saku do'a pada sana. Pasalnya keluarga sana tergolong keluarga yang sederhana, ayahnya adalah buruh pabrik sedangkan ibunya adalah penjahit, penghasilan orang tua sana hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, apa lagi sana masih punya tiga adik. Untuk biaya sekolah adiknya saja kadang pinjam tetangga, apalagi untuk membiayai kuliah sana ke luar negeri, orang tuanya pasti tidak sanggup. Nah bermodalkan sedikit tabungannya dan tekad yang kuat berangkatlah sana ke Korea Selatan.

"Hah... capeknya..." Gerutu sana menjatuhkan kepalanya ke meja. Mata kuliah terakhir tidak mampu lagi direspon oleh otak sana. Tubuhnya sangat lelah sekali.

"Hai mau makan bareng?" Suara itu menyadarkan sana, seketika dia menoleh.

"No thanks... aku harus segera pulang, pekerjaan edit majalahku belum selesai. Deadline-nya dua hari lagi bayangkan... aku lelah sekali jeongyeon, aku rasanya ingin mati saja..." Ucap sana kepada teman akrabnya di kelas yoo jeongyeon. Jeongyeon walaupun dia laki-laki, dia adalah orang pertama yang mau berteman dengan sana. Teman-teman satu kelas sana memandang sana dengan sinis ketika pertama kali masuk kuliah, mereka tak suka akan kehadirannya. Entahlah...

"Hai ayolah... ini baru jam 7, setelah makan langsung pulang janji... ajak nayeon juga..." Bujuk jeongyeon.

"Ajak saja nayeon sendiri... aku harus segera pulang..." sana menolak ajakan jeongyeon. Jeongyeon menyukai nayeon, tapi jeongyeon takut mengutarakan perasaannya pada teman satu kamar sana. Padahal jika dilihat-lihat, jeongyeon sangat cocok dengan nayeon, namun nayeon hanya menganggap jeongyeon sebagai teman biasa.

"Ayolah san, Nayeon tidak akan mau kalau tidak ada kau..." Bujukan jeongyeon berubah menjadi rengekan.

"Jangan hari ini, lain kali aku mau... aku akan mengajak nayeon, janji..." Jawab sana. Dia benar-benar tidak bisa hari ini. Pekerjaannya menumpuk dirumah, selain bekerja di percetakan buku ketika weekend, sana juga menjadi penyunting majalah ekonomi bisnis. Walaupun gajinya tidak banyak, pekerjaan ini membuat sana seperti belajar bisnis tanpa harus kuliah.

[END] My boyfriend is a superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang