11

590 82 7
                                    

Kalau sudah pergi sulit kembali. Itulah pepatah lama.

* * *

Beberapa hari berlalu sejak keputusan sana meninggalkan dahyun. Awalnya hatinya tak goyah tetapi setelah mendengar kabar dahyun membatalkan semua jadwalnya karena alasan kesehatan, hati sana seperti tersengat listrik.

Sore itu, sana bersantai di rumah kostnya. Tak ada jadwal kerja paruh waktunya di akhir pekan ini. Dia sendirian di kamar.

Nayeon pulang ke rumah orang tuanya. Tangannya lincah memegang remote televisi. Dia mengacak acara yang di putar hari ini. Matanya tertuju pada satu acara showcase musik.

MC mengatakan jika SELIDA akan tampil. Hati sana berdesir. SELIDA? Berarti Ada dahyun. Tiba-tiba hatinya yang kosong dua hari ini terasa penuh. Matanya berbinar seperti anak kecil yang melihat permen.

"Penampilan kali ini hanya ada seulgi dan lisa. Dahyun dikabarkan hiatus karena alasan kesehatan. Sangat disayangkan bukan? Dahyun semoga lekas sembuh. Kami menunggu penampilan" ujar MC

Kata-kata MC selanjutnya tak mampu didengar oleh sana. Otaknya dipenuhi dengan dahyun. Apa yang terjadi hingga pria itu tak tampil di showcase? Sekeras apapun sana berpikir, dia tak bisa mendapatkan jawabannya.

Tubuh yang awalnya tenang tiba-tiba menegang. Separah apa kondisi dahyun hingga manajemennya membatalkan semua jadwalnya. Air mata tak mampu sana tahan. Sudut matanya terasa panas.

Dia jelas mengkhawatirkan dahyun tapi tak tahu harus berbuat apa. Dia telah memutuskan untuk menjauhi pria itu, telah berteriak padanya jika dia tak mau lagi bersama dahyun. Hatinya bergumul dengan emosi.

Sekuat apapun berusaha menutup mata jika hati dan pikiran tidak lagi pada tempatnya, mata itu tak mau terlelap. Pikiran sana masih berkelana kemana-mana. Sana ragu untuk menghubungi dahyun. Dengan segala keberanian yang dia punya, sana mengambil jaketnya kemudian berjalan menuju apartement dahyun

Tanpa sadar, kaki sana menuntunnya ke apartement dahyun. Sana menatap nanar pintu apartement dahyun. Dia ragu antara memencet bel atau tidak. Belum selesai pergumulan batinnya, pintu itu terbuka. Keluar seorang pria

Sana terkesiap.

"annyeong..." Sapa Chaeyoung. Sekretaris pribadi dahyun itu melihat sana dari interkom. Dia tahu jika gadis itu tengah dekat dengan dahyun.

Tak ada rahasia antara dia dan dahyun. Begitu wajah pucat gadis itu muncul di layar dan tak urung memencet bel, Chaeyoung membukakan pintu.

"Annyeong haseyo... selamat sore..." Sapa balik sana dengan kikuk.

"sana kan?" Senyum tersungging di bibir Chaeyoung. Dia ingat dengan sana. Gadis itu adalah gadis yang ditabrak dahyun. Chaeyoung pun yang membantu dahyun mengurus kondisi sana waktu itu.

Sana mengangguk. Wajahnya menunduk.

"Apakah kau ingin bertemu dahyun?" Tanya Chaeyoung. "Masuklah..." Lanjutnya.

"Tidak tidak... aku hanya khawatir. Sepertinya aku tanpa sadar berjalan kesini..." jawab sana terbatah-batah

Chaeyoung memperhatikan gerak-gerik sana. Pakaian ala kadarnya tanpa membawa tas, hanya ponsel di tangan. Chaeyoung yakin jika sana sangat khawatir.

"apa kau mau membantuku?" Chaeyoung tersenyum misterius.

"ne?" sana mendongak.

"Aku ada urusan mendadak. Bisakah kau menemani dahyun sebentar?" Jelas Chaeyoung

"Apakah dia baik-baik saja?" Tanya sana dengan suara lemah.

"Dia baru saja tidur setelah meminum obat..."

[END] My boyfriend is a superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang