46

852 67 8
                                    

Perdebatan panjang terpaksa berakhir karena suara ketukan dari luar. Pertarungan sengit itu tak dimenangkan oleh siapapun. Suara mereka cukup tinggi namun lia dengan nyamannya tidur di atas dada ayahnya. Nampaknya dia sudah menemukan tempat paling nyaman di dunia ini, diatas dada dan di dalam pelukan ayahnya.

Mereka terpaksa menutup mulut karena suara ketukan itu.

"Masuk..." Suara dahyun masih tinggi.

Salah satu asisten dahyun masuk dengan tubuh gemetar. Pandangannya menunduk ke bawah.

"Maaf Tuan... ada tamu yang mencari Nyonya..."

Sana tersentak mendengar kata 'Nyonya'. Ah itu dirinya, dia sejenak lupa jika statusnya sekarang adalah istri dahyun di depan publik. Sana harus membiasakan diri dengan kata 'Nyonya sekarang'. Huh... diam-diam sana menghela nafas.

"Siapa?" Tanya sana dengan suara lembut. Dia melihat tangan asisten dahyun yang gemetaran. Bekerja dengan atasan diktator seperti dahyun pasti sulit. Sana tahu itu.

"Mereka dua orang. Atas nama yoo jeongyeon dan yoo nayeon..."

"Ah mereka temanku..." sana berdiri dengan girangnya.

"Suruh mereka masuk... dan terima kasih Nona..." Ucap sana sopan.

Asisten dahyun mengangkat wajahnya dengan tatapan bingung. Tak biasanya dia sebagai bawahan diperlakukan dengan sopan begitu. Meskipun baru pertama kali bertemu dengan istri Tuannya, dia bisa menyimpulkan jika istri Tuannya itu sangat baik. Dia tersenyum tipis kemudia mengangguk.

"Mereka pasti sudah pulang dari bulan madu..." Celoteh sana

Belum sempat dahyun menimpali celotehan sana, 2yeon telah masuk ruangan.

"Nayeon!" Teriak sana begitu melihat sosok nayeon. Dia langsung berhambur ke dalam pelukan nayeon.

"Hei bagaimana kabarmu? Aku kesini karena aku khawatir..." nayeon membalas pelukan sana.

"Aku baik-baik saja... kapan kalian kembali?" sana melepas pelukannya untuk menjangkau wajah dua sahabatnya itu.

"Kemarin... kami baru saja pulang dan disambut dengan berita tentangmu dan lia dimana-mana, apa yang terjadi? Sejujurnya kami tidak tahu apakah kau masih ada disini atau sudah kembali ke Indonesia. Kami sempat ragu datang kesini. Tapi resepsionis bilang kau ada disini jadi kami memaksa untuk bertemu... kami sempat adu mulut di lobi karena mereka tidak percaya kau temanku..." Jelas nayeon panjang lebar.

"Maaf tidak memberi kabar pada kalian. Aku takut mengganggu acara bulan madu kalian... lagi pula aku dan lia baik-baik saja..." sana menenangkan nayeon yang sepertinya merasa bersalah.

"Kami yang lebih mengkhawatirkan kau sana..." Ucap jeongyeon lembut.

"Ehem!" Suara deheman keras mengagetkan mereka bertiga, sontak saja semuanya menoleh.

"Ya Tuhan!" Suara teriakan nayeon memenuhi ruangan. Bukan hanya dia, jeongyeon juga terkejut melihat asal suara.

Dahyun bertengger di sofa dengan lia yang tidur di atas dadanya. Matanya menatap lurus acara reuni singkat sana dan kedua temannya, tanpa dia. Dahyun berdehem karena kesal diabaikan.

"Apa kabar... lama tak berjumpa. Bagaimana kabar kalian?" Suara dahyun menginterupsi reuni mereka.

"Ah kami baik. Bagaimana kabarmu?" Ucap jeongyeon canggung. Keceriaan mereka seketika lenyap setelah menyadari tak hanya ada mereka tapi ada dahyun. Hanya dengan diam, aura menakutkan dahyun menguar menyelimuti mereka.

Hening sejenak.

"Aku baik. Silahkan kalian mengobrol disini. Aku akan menidurkan lia di dalam..." dahyun bangkit mengangkat tubuh lia seperti mengangkat bulu yang ringan.

[END] My boyfriend is a superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang