Hampir lima belas menit berkendara, tibalah mereka di depan rumah yang mirip kastil kerajaan. Sana mengintip dari kaca mobil. Pagarnya terbuat dari besi yang dicat hitam. Pagar itu dibuat tinggi seolah melindungi yang ada di dalamnya.
Begitu mobil dahyun memasuki gerbang yang tinggi hamparan rumput hijau menjadi halaman kastil besar itu. Mendekati kastil terlihat taman bunga yang indah. Mata sana terpaku. Istana yang dia dengar di cerita dongeng benar adanya.
Dahyun turun lebih dulu kemudian memutar ke arah pintu sana
"Hati-hati..." Dahyun membantu sana keluar dari mobil.
Sana masih terpaku. Tubuhnya berdiri tegak memandang kastil besar di depan matanya. Ada berapa lantai rumah ini? Sana harus mendongak untuk melihat keseluruhan kastil.
"Masuklah... kalian butuh istirahat..." Dahyun menarik tangan sana ke dalam rumah.
Dua penjaga pintu langsung membuka pintu utama. Bola mata sana hampir lepas dari tempatnya ketika memasuki rumah dahyun. Satu kata. Mewah.
Terang benderang dengan lampu gantung krystal yang sangat besar. Sana sampai lupa untuk berkedip. Perabotan rumah tampak mewah dan terurus. Ruang tamunya besar dengan bentuk bulat di tengah. Ada tangga dibelakang ruang penerima dengan karpet merah yang menutupi lantai.
Beberapa pelayan berada disudut-sudut ruangan. Mereka bersikap siap penerima segala perintah. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan semuanya menundukkan kepalanya.
Suasana hening, yang terdengar hanyalah bunyi jarum jam dan nafas gelisah sana. Kakinya gemetar semenjak masuk ke rumah dahyun. Ralat, bukan rumah tapi kastil, istana, mansion. Dia jadi bertanya-tanya sekaya apa orang tua dahyun hingga punya rumah seperti istana.
Kegelisahaannya meningkat. Dia jauh dari kata mewah dan kaya. Orang tuanya hanya buruh, bukan keturunan orang berada. Dihadapkan dengan dahyun yang kaya raya. Kepercayaan diri sana menguap tanpa sisa.
"Kalian pergilah istirahat. Aku akan mengantarnya sendiri ke kamar..." Titah dahyun
"Baik Tuan..." Suara pelayan menggema. Secara teratur mereka meninggalkan ruang penerima.
"chaeng pilihlah sendiri kamar disini... Masih ada banyak kamar kosong di lantai 2..." Ucap dahyun
"Oke... kau uruslah sana. Aku bisa mengurus diriku sendiri. Aku sudah seperti lalat yang tak dianggap..." Celetuk Chaeyoung
"Sampai bertemu besok sana-ya..." Chaeyoung melambai ke sana seraya berjalan menaiki tangga yang melingkar. Tangga itu menghubungkan lantai atas dengan lantai bawah sebagai tempat berkumpul.
"Ayo aku antar..."
Sana tersentak.
"Ayo..." Ulang dahyun
Sana mengangguk kemudian mengikuti dahyun dibelakang.
"Orang seperti apa orang tuamu dahyun?" Tanya sana begitu dia masuk ke dalam kamar.
"Orang yang baik..." Jawab dahyun singkat.
Sana duduk ditepian kasur sementara dahyun merapikan barang bawaan sana
"Bukan itu maksudku... sifat atau karakternya. Aku perlu tahu supaya bisa menyapanya dengan benar..."
"Tidak perlu menyapanya. Mereka sedang ke luar negeri. Mungkin lusa baru pulang..."
"Hah? Kamu sendirian disini?" Tanya sana tak percaya.
"Iya... mungkin mereka akan kembali lebih cepat karena kamu sudah datang. Tadi aku baru saja memberi tahu mereka..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] My boyfriend is a superstar
RomanceJadi pacar idol? Siapa takut!!! Maksud hati ke Korea untuk menempuh pendidikan. Siapa sangka sana bertemu dengan Dahyun, idol yang sedang naik daun. Hubungan mereka harus ditutupi dari semua orang demi keselamatan sana. #1 sana [101222] #1 kimsan...