3. 🔙⏳ Part 2

593 88 5
                                    

Sepanjang hari ini dahyun merasa gelisah. Badannya dimana pikirannya dimana. Inikah rasanya mengkhawatirkan seseorang?

"chaeng... jam berapa aku selesai?" Tanya dahyun terlihat gusar. Tangannya mengusak rambutnya kasar.

"Tiga sesi lagi... mungkin kita akan pulang malam... kenapa?" Tanya manajer son

"Tidak apa-apa... dia tidak mengangkat telpon rumah..." Lirih dahyun mengusap pelan bibirnya. Bibir merah yang digilai oleh Sky, nama fans SELIDA

"Gadis itu?, kau mengkhawatirkannya?" Chaeyoung meyipitkan matanya.

"Mana mungkin aku khawatir padanya, aku hanya takut nanti keluar berita ditemukan mayat di rumah leader SELIDA dahyun..." Dahyun memalingkan mukanya.

Dia tidak mungkin mengatakan pada manajernya jika dia mengkhawatirkan gadis itu. Ah lupa... dia bahkan belum sempat bertanya siapa nama gadis dengan mata teduh itu.

"Aku keluar sebentar, aku butuh udara segar..." Ucap dahyun meninggalkan Chaeyoung begitu saja.

Tangan dahyun terlihat sedang menelpon. Karena tidak diangkat, dahyun mengusak rambutnya berkali-kali. Rambut yang sudah ditata oleh stylistnya menjadi berantakan.

"Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi bip bip bip..."Lagi-lagi telponnya di jawab oleh operator.

Kalau saja dahyun tahu nomor telpon gadis yang sedang dirumahnya itu, tidak mungkin dia sefrustasi ini karena berkali-kali menelpon rumahnya tapi tidak diangkat. Kemana perginya gadis itu?

"Hei... kalau ada dirumah jawab telponku... ini aku dahyun..." Ucap dahyun di kotak suara setelah bunyi bip.

.

Sana sedang berkeliling di apartement dahyun . Apartemennya sangat besar sekali, namun hanya ada dua kamar. Kamar yang dia tempati dan satu kamar lebih kecil. Berarti semalaman sana tidur di kamar dahyun? Omo... daebak! seoarang sana tersentak mengetahui fakta ini. dia sedang berusaha mengingat kejadian kemarin malam. Apa yang terjadi sampai dia terdampar dirumah idol papan atas ini.

"Aku ketinggalan bus, aku berencana pulang jalan kaki terus aku menyeberang jalan namun tiba-tiba. ahhh aku tidak ingat lagi..." sana mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa mengingat apapun.

Kring.. kring.. kring

Bunyi telpon rumah dahyun mengejutkan sana. Sana terdiam didepan mesin telpon tersebut. Batinnya sedang berdebat, antara angkat atau tidak angkat. Tidak angkat, sana membuat keputusannya.

Dia takut terjadi sesuatu jika mengangkat telpon. Secara dia sedang berada di rumah selebriti, kalau para wartawan tahu ataupun para fans tahu ada wanita didalam apartement idolanya, bisa-bisa sana di hujat habis-habisan.

Sana menghempaskan tubuhnya ke atas sofa depan tv milik dahyun. "Nyaman nya, pasti harga sofanya mahal" sana yang biasa dengan kehidupan sederhana dan serba kekurangan, menikmati faisilitas apartement yang dipunya dahyun membuatnya tak ingin beranjak dari rumah itu.

Kring.. kring.. kring

Bunyi telpon itu sangat mengganggu sana, pasalnya bukan satu atau dua kali. Mungkin sudah sepuluh kali.

"Hei... kalau ada dirumah jawab telponku... ini aku dahyun..."

Tiba-tiba telinga sana menangkap suara dahyun keluar dari mesin telpon tersebut. Secepat kilat sana menarik gagang telpon.

"Halo..." Suara sana pelan.

📞"Kenapa tidak angkat telpon dari tadi?!" sana harus menjauhkan gagang telpon tersebut karena suara dahyun memekik tajam masuk telinga nya

[END] My boyfriend is a superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang