43

612 77 14
                                    

"Sesuatu tentang kita sayang... hanya kita berdua... itu adalah hal yang intim..."

"Hah?"

Wajah sana langsung memerah. Jantungnya seperti akan meledak. Darah panas mengalir cepat ditubuhnya.

"Apa maksudmu?" sana mundur selangkah untuk menjangkau wajah dahyun

"Sesuatu yang penting... masuklah... aku akan segera menyusul bersama lia... ada hal yang perlu aku urus..."

Sana melirik ke arah orang-orang di ruang tengah. Mereka semuanya kompak tersenyum melihat sana memperhatikan mereka.

"Apakah itu penting?"

"Tidak. Hanya masalah kecil..." Jawab dahyun tersenyum.

Bolehkah dia tersanjung hati ini? Sikap sana sudah melunak, ucapannya lembut dan tatapannya tidak sinis lagi. Dahyun sangat senang, sana kembali seperti dulu lagi. Pengaruh lia sungguh luar biasa untuk hubungan mereka.

"Perlu aku buatkan sesuatu yang hangat?" sana ragu-ragu.

Rumah ini dipenuhi dengan banyak laki-laki. Setidaknya dia sebagai wanita dewasa harus menunjukkan sedikit sopan santun. Tuan rumah nampaknya tidak peka. Sana melihat meja mereka hanya berisi berkas-berkas dan dua laptop yang menyala. Tak ada gelas minuman atau kudapan.

"Sebentar lagi kami akan selesai. Kamu tidak perlu repot-repot... masuklah..."

"baiklah... aku juga ada yang ingin ku sampaikan padamu..."

Dahyun menjawab sana dengan senyum terbaiknya.

Sekilas sana melirik lia yang anteng di lengan papanya. Hati sana kesemutan. Dia melihat romantisme ayah dan anak langsung. Lia seperti tak mau lepas dari ayahnya.

Langkah sana gontai kembali ke dalam kamar. Dia langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diri.

Rasanya segar setelah mandi. Sana menghabiskan waktu yang lama di dalam kamar mandi. Terakhir sana ke rumah dahyun dia tidak sempat melihat-melihat isi rumah dahyun. Kamar mandi dahyun sangat sederhana tapi interiornya sangat menarik. Selain kamar mandi di dalamnya ada walk in closet dan ruang rias.

Sana menjelajahi setiap sudut ruangan. Semuanya adalah barang-barang milik dahyun. Sana mengenalinya. Dia pernah menghabiskan waktu lebih dari setahun bersama dahyun. Kurang lebih dia tahu apa yang dahyun sukai.

Satu persatu sana memegang barang-barang itu, dimulai dari parfum, sabun, dan banyak lagi yang lainnya. Hati sana tergelitik. Dia seperti kembali ke dua tahun yang lalu. Tiba-tiba dia teringat dengan apartement milik dahyun yang pernah dia tempat.

Sana duduk di pinggiran bathup dengan tubuh lemas karena mengenang masa lalunya. Berkali-kali dia menghela nafas dalam.

Astaga. Kenapa dadaku sesak begini...

"Ya Tuhan!" sana terlonjak. Handuk basah ditangganya terlempar ke lantai.

Sana terkejut melihat dahyun yang sudah duduk di salah satu sofa dengan lia di atas dada dahyun sedang tidur.

"Ssttt... Lia baru saja tidur..."

Alis sana bertaut. Lia selalu tenang berada di tangan dahyun. Anak itu benar-benar mengerjainya.

"Kamu mengagetkanku. Kenapa tidak bersuara? Kapan kamu masuk?"

"Baru saja. Lia baru saja tidur jadi aku tak mau membangunkannya. Apa tidak apa-apa dia tidur seperti ini?" dahyun menunjuk lia yang pulas di atas dadanya. Pipi gembulnya mendesak dada dahyun. Tangan lia menggelayut di perut dahyun.

[END] My boyfriend is a superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang