21

526 73 7
                                    

Tiada yang lebih membahagiakan dibandingkan bangun pagi di dalam pelukan orang yang kita cintai. Kalau bisa sana ingin setiap hari melihat dahyun saat dia membuka matanya. Serakah? Keinginannya sederhana. Menjalani hubungan yang normal seperti orang kebanyakan.

Setiap bersama dahyun, dia ingin melupakan kalau hubungan mereka seperti istana pasir. Jika ombak menerjang istana itu akan menghilang dalam sekejap. Hidup terbiasa dengan perlakuan dahyun, sana tak bisa membayangkan bagaimana hari-harinya nanti tanpa dahyun. Tapi hubungan seperti ini mau sampai kapan bertahan?

Dunianya berbeda dengan dahyun. Dahyun berada dipuncak tertinggi strata sosial. Sedangkan sana ada dibawah strata. Mereka bagaikan singa dan seekor kelinci. Perbedaannya seperti bumi dan langit.

Sana membenamkan kepalanya di dada dahyun. Pikiran kotor itu membuat kepalanya nyeri. Dia tak mau terlalu jauh memikirkan masa depan, jika dahyun ada di depannya sekarang itu sudah cukup. Sana tak butuh yang lain. Dia yakin dengan bersama tidak ada masalah yang menghadang.

Artis juga manusia. Jika suatu saat nanti hubungan mereka terkuak, sana yakin bisa menghadapinya. Ada dahyun di sampingnya.

"Hmm... sudah bangun?"

Dahyun merasakan ada geliat kecil dipelukannya.

"Sudah pagi. Apa jadwalmu hari ini?"

Sana tenggelam dalam pikirannya tadi. Dia tidak sadar jika geliat tubuhnya membangunkan dahyun. Dia hanya ingin masuk ke dalam pelukan dahyun. Tapi tampaknya dahyun bangun karena gerakan kecilnya.

"Tidak tahu..."

"Hah? Bangunlah nanti kamu terlambat..."

"Tidak mau..."

Sana mendongak melihat mata dahyun yang masih tertutup tapi mulutnya bergerak-gerak. Imut sekali. Sana tertawa kecil. Pria ini adalah miliknya. Sana tak mau kehilangannya.

"Kenapa tertawa? Ada yang lucu?" Mata dahyun terbuka lebar. Kepalanya turun untuk mencium kening sana

"Good morning sayang..."

Pipi sana memerah. Dahyun memang juaranya membuat sana salah tingkah. Karena malu sana membenamkan kepalanya ke pelukan dahyun. Melihat tingkah konyol sana yang malu karena sapaan selamat paginya, dahyun tersenyum tipis. Tangannya menyisir rambut panjang sana yang hitam dan halus.

Pagi ini sungguh membahagiakan.

.

"Ya chaeng aku mengerti. Aku akan langsung kesana..."

"..."

"Ya aku membawa mobil..."

"..."

"Sampai bertemu disana..."

Dahyun menutup telponnya bersamaan dengan sana keluar dari kamar mandi. Ada handuk ditangannya. Rambut basahnya menjuntai panjang. Senyum dahyun terbit. Tak ada bosannya memandangi wajah apa adanya sana. Dia cantik tanpa makeup, pakaian mewah dan perhiasan.

Dia tidak tahu jika pacarnya adalah artis sekaligus pewaris perusahaan besar. Mereka menjalani hubungan yang biasa. Sana tahu jika dahyun kaya, hanya sebatas kaya karena membelikan dia apartement sendiri. Padahal dahyun lebih kaya dari yang dia pikirkan.

"Besok aku harus ke luar negeri..." Seru dahyun

Sana yang mengeringkan rambutnya sontak menoleh. Dahyun tak biasanya berbagi aktivitasnya dengannya.

"Mmm... iya..." Tak tahu harus bagaimana bereaksi, sana mengangguk pelan.

"Kamu tidak penasaran aku kemana?"

[END] My boyfriend is a superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang