19

613 65 9
                                    

Jadwal hari ini pemotretan majalah. Tema hari ini sesuai dengan suasana hati dahyun. Galau.

Ketika dia membuka mata pagi ini, dahyun mendapati dirinya seorang diri di apartement sana. Hari masih pagi tapi sana sudah berangkat magang.

Aku harus berangkat pagi-pagi ke kantor. Tidurmu nyenyak sekali, aku tak berani membangunkanmu. Maaf aku tidak membuatkan sarapan. Barangkali masakanku tidak sesuai seleramu. Semoga harimu indah.

Sana.

Dahyun linglung membaca pesan sana di post it yang tertempel di bantal sampingnya.

"sana marah padaku..."

Itulah kesimpulan dahyun. Sananya tak pernah seperti itu. Dia adalah gadis yang tak mudah marah. Dia pasti sudah menunggu dahyun hingga lelah. Makanya marah. Dahyun frustasi. Kali ini dia melakukan kesalahan besar.

Suasana hatinya sedang buruk. Fotografer mengarahkan banyak gaya tapi dahyun tak bergeming. Gayanya monoton ekspresinya datar. Tapi si fotografer cukup puas dengan kerja dahyun hari ini.

Dahyun berganti pakaian dibantu beberapa asisten. Chaeyoung mencoba mendekati. Aura dahyun menyeramkan. Meskipun tak terlihat tubuh dahyun diselimuti awan hitam.

"Apakah terjadi sesuatu hari ini?" Suara Chaeyoung rendah.

Dahyun tak menjawab.

Chaeyoung menghela nafas kasar. Terjadi sesuatu hari ini. Dia memilih mundur. Dia membiarkan dahyun dengan para asistennya bersiap-siap untuk set foto kedua.

"Dahyun ada apa dengamu hari ini?"

Terjadi kekacauan di lokasi pemotretan kedua. Dahyun tak mau mengikuti arahan fotografer dan hasilnya foto yang didapat tidak bagus. Terjadi perselisihan kecil antara forografer dan dahyun. Chaeyoung sebagai manajer berada ditengah menjadi mediator antara mereka.

"Tidak suka ya tidak suka. Tidak mau ya tidak mau. Jangan memaksaku. Aku cukup kesal hari ini. Jangan menambahi kesalku!" Suara dahyun nyaring. Para staff dahyun diam. Ketika dahyun marah tak ada solusi, tak ada yang bisa menenangkannya.

"Jangan seperti ini. Kau menyusahkan semua orang..." Debat Chaeyoung

Dahyun menatap tajam Chaeyoung. Matanya mengunci seperti tatapan predator pada mangsanya.

"Semua karena Kau!" Bentak dahyun

Para staff keluar dari ruangan. Pertengkaran ini terlalu berat. Mereka tak mau terseret dalam arus itu.

Chaeyoung melihat sekeliling. Semua staff telah pergi. Dia menghembuskan nafas pelan.

"Apa semalam terjadi sesuatu? Berkaitan dengan sana mungkin?"

"Tutup mulutmu. Sana marah karenamu..." Dahyun membanting pintu keras. Wajah terkejut beberapa staff yang menunggu di depan pintu menjadi penampakan.

"Kau mau kemana?" Teriak chaeyoung

"Menenangkan pikiran..." Jawab dahyun tanpa menoleh.

"Anak itu... benar-benar..." Gumam Chaeyoung lirih.

Pasti terjadi sesuatu. Tidak ada cara lain. Kalau tidak emosi dahyun akan meledak-ledak kembali. Jadwal mereka cukup padat. Akan terjadi kekacauan besar jika dahyun tak terkendali.

Chaeyoung mengambil ponselnya kemudian menelpon seseorang.

"Halo..."

.

Dahyun berjalan menyusuri taman belakang studi foto. Terdapat taman kecil dengan danau buatan yang cukup indah. Dahyun duduk di salah satu kursi batu. Mengusak rambutnya kasar. Suasana hatinya sangat-sangat buruk. Dahyun sudah mencoba menghubungi sana tapi tak di angkat. Mengirim pesan pun tak di balas.

[END] My boyfriend is a superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang