42

701 85 22
                                    

Jika satu kali kehilangan itu adalah takdir. Tapi jika kehilangan hal yang sama untuk kedua kalinya, apa itu namanya? Masihkah takdir atau kita sedang dihukum?

________


Tubuh dahyun lemah tak berdaya di kursi tunggu di depan pintu keberangkatan. Chaeyoung diam seribu bahasa di sebelah dahyun. Dua laki-laki tampan nan gagah duduk termenung. Mereka tidak sadar jika keberadaan mereka menarik perhatian banyak orang.

Meskipun bukan lagi artis, dahyun cukup terkenal setelah keluar dari dunia hiburan. Dia dikenal sebagai CEO muda yang bertangan dingin dan sukses. Banyak yang menyayangkan kandasnya hubungannya dengan irene dua tahun lalu. Sudah dua tahun berlalu, kabar miring tak pernah menerpanya lagi. Publik seolah dibuat lupa akan keberadaanya.

Kemunculan dahyun di bandara tanpa menggunakan atributnya seperti kaca mata hitam, ataupun masker membuat orang-orang langsung mengenalinya. Ada beberapa yang berbisik, dan ada pula yang memotret. Mungkin pemandangan dua pria itu mengguncang hati banyak orang. Harmonisasi diantara keduanya seperti lukisan dewa Yunani di mata mereka.

"dahyun ayo kita pergi..." Chaeyoung buka suara.

Dia menyadari ada banyak orang yang memperhatikan mereka. Sebelum situasinya tidak terkendali, Chaeyoung harus segera membawa dahyun pergi dari bandara.

"Dia pasti sudah pergi kan chaeng?" Tanya dahyun lemah.

"Aku rasa begitu. Pesawatnya sepertinya baru saja lepas landas..." Jelas Chaeyoung memperhatikan jam tangannya.

Dahyun menghela nafas kasar.

"Ayo kita pergi. Aku akan menyusun rencana untuk membuatnya kembali. Kali ini aku biarkan dulu mereka pergi..."

"Ya... aku rasa itu yang terbaik..."

Chaeyoung bangkit dan itu disusul oleh dahyun. Mereka kompak memakai kaca mata hitam masing-masing. Dahyun melangkah lebih dulu dan kemudian diikuti oleh Chaeyoung. Semua orang dibuat tertegun melihat sebuah mahakarya yang seperti lukisan itu bergerak.

"papah...huwaaa... Papapah hiks..."

Sayup-sayup terdengar suara tangisan yang tak asing di telinga dahyun maupun chaeyoung. Mereka berhenti sejenak. Hening. Tak ada yang buka suara.

"Papapah... huwa... huwa... Papah..."

Sontak saja mereka menoleh bersama.

Terlihat sana yang baru saja keluar dari pintu keluar darurat dengan lia yang berurai air mata dan sesenggukan. Anak itu meronta tak karuan dengan mulut yang terus memanggil papa nya.

Mata dahyun melotot. Lia pasti memanggilnya. Kata 'papa' yang terus dia ajarkan selama ini membawa keajaiban. Sana pasti turun dari pesawat karena lia yang tak mau berhenti menangis dan mencarinya.

"Sana!" Teriak dahyun kemudian berlari mendekati mereka.

Sana mengangkat wajahnya. Melihat dahyun yang masih ada di bandara membuatnya terharu. Air matanya langsung tumpah.

"kim... Lia tak mau berhenti menangis..." Ucap sana parau. Suaranya lemah karena tertelan isaknya.

"Cup cup cup... sayang... Papa disini... tenanglah..."

Tanpa menunggu aba-aba, dahyun langsung mengambil alih lia dari sana. Tubuh anak itu bergetar hebat. Nafasnya tersengal karena menangis. Dahyun memeluknya erat. Tangannya mengelus punggung dan memberikan ciuman pada puncak kepalanya.

"papa disini sayang. Papa disini. Jangan menangis lagi. Papa tidak akan meninggalkanmu... tenanglah..."

Dahyun terus saja memberikan ciuman di puncak kepala lia. Tangannya juga terus mengelus punggung lia dengan penuh kasih sayang.

[END] My boyfriend is a superstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang