💖11💖

6.4K 820 143
                                    

Hai, udah kangen sama Abian juga Aruna ya? Duh, aku hiatus kurang dari sebulan aja udah bimbang banget rasanya😣

Vote komen yang banyak
Spam emoji kesukaan kalian biar aku cepet up date.
🍒🍒🍒

Selamat membaca

_____________________

Aruna bergerak keluar dari dalam kamar kala ketukan pintu bergema. Berulang-ulang cepat. Barusan, ia sedang tidur siang dan kini, Ibu entah berada di mana juga ke mana sehingga tidak menyambut sosok yang tengah bertamu.

Saat sudah keluar, Aruna mendapati sosok bapak-bapak yang cengar-cengir sembari mengangkat kantung-kantung plastik yang ada di tangan. “Punten Teh, atas nama Aruna Prameswari?”

Dengan wajah keheranan, Aruna mengangguki pertanyaan sosok dengan jaket orange khas pengantar makanan online tersebut. “Iya Pak.”

“Ini makanannya Teh.”

“Maap Pak, tapi saya enggak pesen.”

“Oh, dikirim atas nama Abian Raden ya, Teh.”

Aruna menerima bungkusan plastik yang disodorkan oleh si Bapak. Dari Abian ya? Kok tumben sekali.

“Makasih Pak.”

“Iya Teh, saya permisi. Maaf tadi enggak sopan buka-buka gerbang.”

“Gak apa-apa Pak.”

Aruna mengangguk, menutup pintu dan beranjak kembali masuk ke dalam rumah, langsung menuju dapur. Sembari melihat-lihat apa yang Abian kirim. Saat duduk di stool, Aruna langsung mengeluarkan dan membuka makanan yang ada di wadah stirofom, yang ternyata berisi mi ayam yamin. Lalu dus kecil yang berisi donat juga segelas boba.

Senyuman hinggap begitu saja di wajahnya. Ia senang. Dan rasanya tentu beda. Dulu, Cakrawala juga sering tiba-tiba mengirimi makanan begini. Tapi Aruna biasa saja. Tahu jika lelaki itu ingin memberikannya dorongan semangat. Tapi Abian ….

Entahlah, kembang api meriah tiba-tiba meletus di dada. Mendebarkan, menyenangkan dan terasa begitu indah.
Ini tidak wajar, Aruna menyadari. Tapi, ia tentu tak bisa menghalau perasaan-perasaan aneh tersebut. Dua minggu sudah pacaran riset antara ia dan Abian berjalan. Dan semakin hari, Aruna semakin menikmati alur yang tercipta. Abian selalu membuat ia nyaman. Meski terkadang, sifat jahilnya sering muncul, lalu Abian dan segala ucapan anehnya saat mereka bertelepon beberapa malam terakhir benar-benar mewarnai langit malam Aruna. Semua perlakuan lelaki itu terasa manis.

Aruna berdecak, lelah sendiri dengan segala hal tentang Abian. Diambilnya sedotan dari dalam plastik, sebelum digunakan untuk melubangi tutup minuman boba. Saat menyicipinya, cairan manis, lembut dengan rasa gula aren yang nikmat langsung mengaliri tenggorokan. Belum lagi, beberapa bola-bola boba yang kenyal, membuat semuanya terasa begitu pas.

“Wih, Aruna jajan.”

Ibu datang tiba-tiba, melewati Aruna sebelum membuka pintu kulkas dan memasukan sesuatu ke dalam sana.

“Ibu dari mana?” tanya Aruna, sembari menyumpit helaian mi ayam, memakannya.

“Abis ngobrol sama Mama Yuna.”

Yuna, mamahnya Akalam.

“Abis di rumah sepi, kamu malah tidur. Ibu kan enggak ada temen buat ngobrol.”

“Terus sekarang Ibu mau ke mana lagi? Pakai bawa-bawa puding segala.”

Manisa tersenyum. “Mau nyemil sama Mama Yuna. Sambil nonton acara gosip.”

LOVE DEADLINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang