🎠34🎠

5.4K 725 51
                                    

Udah update sesuai jadwal yang aku kasih di Instagram, ya!

Selamat membaca❤️🥰

°°°°°°

Abian masuk ke dalam kantor dengan keadaan lesu. Setelah tas tersimpan di space kosong kubikelnya, segera ia menghempaskan diri untuk duduk di kursi. Sembari mengembuskan napas lelah.

Haesan yang melihat itu segera menggelengkan kepala. "Kenapa sih, antum?"

"Capek."

"Baru ketemuan sama penulis kok capek? Biasanya B aja tuh."

Abian menggedikan bahu. Ia menatap sekeliling yang sepi. "Yang lain ke mana?"

"Anjanu ke Jakarta, buat ngurus kontrak salah satu novel yang mau diadaptasi."

Abian mengangguk, sudah tahu. Kemarin lelaki itu mengirimkan rinciannya di grup chat.

"Jaevan ke Gramedia, sama Mutia. Bukunya udah ada di sana dan mau jadiin konten."

"Kalau Cakrawala ke rumah Aruna."

Tubuh Abian langsung tegak begitu saja kala mendengar nama Aruna.

"Dan ya, gue sendiri di sini. Si paling enggak punya urusan di luar. Padahal pengennya, gue juga bisa kayak kalian yang-"

"Ngapain Cakrawala ke rumah Aruna? Ada urusan apa sih, mereka? Aruna kan punya gue!" Abian melirik Haesan yang menaikan sebelah alis. "Maksud gue, penulis yang tanggung jawabnya ada di tangan gue."

"Oh ... gitu. Ya, gue enggak tahu, coba lo tanyain aja langsung ke yang bersangkutan."

Masa bodo!

Abian segera berdiri, kembali mencangklong tas punggung hitamnya. Tanpa berkata apa-apa lagi, lelaki itu segera beranjak dari dalam kantor. Ia harus langsung menemui Aruna dan Cakrawala.

Sedang di sisi lain, Haesan dengan tenang kembali menekuri layar laptop. Tengah membuat design untuk layout buku. Bahunya menggedik sesaat ketika berucap, "Gercep banget kalau nyangkut Aruna. Padahal gue sendiri enggak tahu Cakrawala lagi ke mana."

^^^^

Abian tengah bersidekap duduk di atas motor kala melihat Aruna keluar dari dalam pintu rumah. Mengenakan kaus berwarna putih dan celana bahan hitam panjang. Wanita itu melangkah riang menemui Abian.

"Kirain Aruna, telepon Mas Abian barusan bohong, ternyata bener ada di sini."

"Kamu lagi apa?"

"Makan siang."

"Makan siang?" ulang Abian dengan mata yang membulat. Cakrawala bangsat. Kenapa dia bisa-bisanya makan siang di rumah calon istri Abian?

Calon istri?

Abian menggelengkan kepala. Gila sudah dirinya ini.

"Iya dong. Mas udah makan siang apa belum?"

"Belum."

Kenapa Abian harus berbohong, padahal sebelumnya, ia sudah makan nasi padang bersama penulisnya. Tapi bagaimana lagi? Semua ini ia lakukan untuk Aruna.

"Yaudah, yuk ikut makan," ajak Aruna yang segera melebarkan ruang buka gerbang hingga motor Abian bisa masuk dan terparkir di halaman. "Tapi enggak apa-apa kan, kalau Aruna masakin mie? Soalnya makan siang aku juga cuma pake mie. Ibu lagi ke Arjasari, dateng ke nikahan kerabat."

Mendengar itu, kepala Abian serasa berasap. Jadi, sedari tadi, Aruna dan Cakrawala hanya berduaan di rumah? Tanpa ada orang lain? Awas saja lelaki itu, Abian akan langsung menonjok wajahnya saat bertemu nanti. Bodo amat dengan persahabatan mereka. Tak ada sahabat yang menusuk dari belakang seperti ini.

LOVE DEADLINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang