"Ikut aku."
Krist yang sedang bersantai di balkon dengan ditemani oleh secangkir teh juga berbalas pesan dengan Jane di kaget kan oleh Singto yang tiba-tiba saja menarik tangan nya dengan paksa.
Krist menyentak tangan Singto dengan keras.
"Aku tidak mau! Jika kau ingin pergi, pergilah sendiri. Dasar pengganggu."
Krist berbalik dan ingin kembali ke balkon untuk kembali bersantai sebelum mereka kembali ke Korea besok.
Singto yang memang tidak suka mendapat penolakan dari Krist pun langsung meraih pinggang Krist dan membawa nya keluar dari kamar mereka.
"Apa yang kau lakukan! Ku bilang aku tidak mau ikut dengan mu! Apa kau tidak mengerti bahasa manusia hah!"
Krist terus mencoba memberontak dari Singto namun itu sulit karena Singto menahan tubuh nya dengan kuat.
"Diam atau ku cium kau di sini." ancam Singto.
Krist yang tidak mau menjadi pusat perhatian karena mereka berdua berada di lorong hotel dan mungkin saja akan ada orang yang melihat mereka nanti nya. Dia masih punya malu untuk tidak melakukan hal gila.
Dengan terpaksa Krist diam mengikuti Singto. Entah kemana pria itu akan membawa nya.
Singto menyuruh Krist masuk lalu melajukan mobil sewaan nya itu ke jalanan bersama dengan yang lainnya.
Krist menatap bingung saat mobil mereka berhenti di sebuah bangunan dan Singto menggandeng nya masuk kedalam.
"Excusez-moi, j'ai besoin de vêtements aussi bien pour moi que pour lui." (Permisi, aku butuh pakaian untuk ku dan juga dia.)
"Quel genre de vêtements voulez-vous, monsieur?" (Pakaian seperti apa yang kalian inginkan tuan?)
" Tenues de fête." (pakaian pesta)
Seorang wanita cantik tersenyum menyambut kedatangan kedua nya dan mulai menunjukkan beberapa koleksi pakaian pada mereka.
Krist tak menyangka jika Singto dapat berbicara bahasa Prancis dengan fasih. Dia mencoba mendekat pada Singto yang sedang mencari jas. "Kita mau ke pesta?"
Singto mengangguk.
"Pesta siapa? Di jadwal mu tidak tertulis bahwa kita akan menghadiri pesta."
Krist bingung karena di jadwal yang ia lihat mereka hanya melakukan perjalan bisnis dan langsung kembali. Tapi sekarang Singto justru ingin membawa nya ke pesta, jelas ia bingung.
"Ini pesta pribadi. Tidak ada kaitan nya dengan bisnis."
"Eh, lalu untuk apa kau mengajak ku jika itu pesta pribadi mu?"
Singto berbalik dan menatap Krist, membuat Krist sedikit kaget karena wajah mereka begitu dekat. Dengan cepat ia mundur ke belakang, namun ia justru tersandung kaki nya dan hampir membuat nya terjatuh jika saja Singto tidak menahan tubuh nya.
Posisi mereka membuat Krist dengan tak sadar menatap wajah Singto yang sangat dekat dengan wajah nya. Kedua nya terdiam dengan mata yang saling menatap.
"Ceroboh."
Krist langsung melepaskan diri dari Singto dengan cepat sebelum ada yang melihat mereka berdua. Dan benar setelah nya wanita tadi mendekat pada mereka dengan membawa beberapa pakaian di tangan nya.
"Cette tenue est comme si elle vous allait, monsieur." (Pakaian ini sepertinya cocok dengan anda, tuan) wanita itu memberikan satu set pakaian pada Krist yang menatap nya bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat [END]
Teen FictionPemberitahuan!!! Cerita ini mengandung unsur hubungan sesama gender, dan memiliki beberapa adegan dewasa, jadi di mohon untuk yang ingin membaca cerita ini bisa bersikap bijak🙏 [Meet Singto Prachaya] Sosok pria tampan dengan manik mata biru nya itu...