Chapter XII

202 26 3
                                    

"Sedang apa kau disini?"

Suara berat serta raut wajah nya yang datar mengejutkan sosok perempuan yang memang sedang duduk di kursi kebesaran milik nya.

"Pertanyaan macam apa itu Sing. Aku istri mu, dan hal wajar bila aku mengunjungi suami ku di kantor."

Singto melirik Apple memberi kode agar sekertaris nya itu membawa Pic pergi selagi ia mengobrol berdua dengan Mook.

Mook berjalan mendekati Singto, ia berdiri di depan pria itu dengan tangan nya yang mengelus pelan rahang tegas suami nya. Namun Singto dengan cepat menepis tangan Mook.

"Aku merindukan mu Sing."

Singto berdecih mendengar ucapan Mook yang memuakkan.

"Jangan mengganggu ku untuk hal konyol seperti ini. Jika kau tidak ada hal penting disini maka pergilah, pekerjaan ku menumpuk."

Mook kesal dengan sikap Singto yang sampai kini belum berubah sedikit pun terhadap nya.

"Sampai kapan kau bersikap seperti ini pada ku Sing? Aku istri mu! Aku ibu dari anak mu! Tidak bisakah kau bersikap lembut padaku, menyayangi diri ku seperti pasangan lain. Aku lelah jika terus seperti ini."

"Berpisah lah dari ku jika memang kau lelah."

Mook membelalakan mata nya. Berpisah? Tidak! Ia tidak mau dan tidak akan pernah mau berpisah dari pria itu.

"Sampai kapan pun aku tidak akan mau. Apa kau tega Pic melihat kedua orang tua nya berpisah? Kau tega melihat putri kita menjadi anak broken home."

Sudah cukup! Singto sudah tak bisa menahan kebohongan ini terlalu lama. Apalagi ia baru saja mengetahui jika Krist mengandung, ia tak ingin menjadi bodoh untuk kedua kali nya.

"Apa kau tidak malu mengatakan bahwa Pic adalah anak ku?" tanya Singto dengan sarkas.

"Apa maksud mu? Untuk apa aku malu mengatakan nya, dia memang putri kita. Dia anak ku juga kau."

"Sudah cukup! Berhentilah membohongi ku dan dirimu sendiri Mook. Pic bukan lah anak ku, dia anak mu dan juga Godt! Mau sampai kapan kau membohongi semua orang hah! Aku sudah muak dengan semua kebohongan ini!"

Mook benar-benar tidak bisa melakukan apapun lagi saat ia di hantam keras oleh kenyataan jika Singto mengetahui rahasia nya. Bagaimana bisa?

Singto tersenyum miring, ia tau Mook sedang shock akibat ucapan nya. Wanita itu pasti bertanya-tanya bagaimana ia bisa mengetahui nya.

"Kau pikir, selama ini aku tidak mengetahui tingkah mu di belakang ku Mook? Kau salah! Aku tau semua nya bahkan sebelum aku menikah dengan mu. Kau menjebak ku seolah aku tidur dengan mu dan membuat kau hamil, lalu kau mengatakan pada keluarga ku sampai mereka semua menyudutkan ku untuk menikahi mu. Padahal saat itu kau tau bahwa aku bersama dengan Krist, aku bahkan tidak pernah menyentuh mu sedikit pun."

"Sing,"

"Dan kau tau, akibat dari ulah mu itu aku kehilangan Krist!"

"KRIST! KRIST! KRIST! DAN KRIST! SELALU SAJA KRIST! Tak bisa kah kau melihat ku sekali saja Sing? Aku istri mu, aku mencintaimu!" Mook meraih kedua sisi wajah Singto dan menangis di depan pria itu.

"Tak bisa kah kau melupakan Krist, dan lihat aku. Aku mencintaimu, aku sangat sangat mencintai mu Singto. Aku tau yang ku lakukan adalah kesalahan, tapi ku lakukan itu semua karena aku mencintaimu. Aku tidak ingin kau menjadi milik orang lain, kau hanya milik ku."

Singto mencengkram kedua tangan Mook yang berada di kedua sisi wajah nya dengan erat.

"Tapi sampai kapan pun aku hanya milik Krist. Hanya Krist yang ku cintai, aku tidak bisa mencintai siapa pun lagi termasuk dirimu."

Heartbeat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang