Krist sibuk menyiapkan dokumen yang akan mereka bawa ke pertemuan nanti, sedangkan Singto masih sibuk dengan acara mandi nya.
"Kit!! Bisa kau tolong aku?"
Krist menghentikan aktifitas nya ketika mendengar suara Singto yang berteriak dari dalam kamar mandi.
"Ada apa?" tanya Krist yang sudah berada di depan pintu kamar mandi.
Singto membuka sedikit pintu itu dan menyembulkan kepala nya keluar.
"Ada kecoa di dalam."
Krist hampir menyemburkan tawa nya mendengar suara Singto yang terdengar sedikit bergetar, apalagi wajah pria itu terlihat panik namun berusaha ia sembunyikan.
Fakta seorang Prachaya Ruangroj si CEO tampan dengan karisma serta kepribadian nya yang tegas ternyata takut dengan serangga kecil bernama kecoa. Krist jadi membayangkan bagaimana jika fakta itu di ketahui oleh publik?
"Aku tau kau tertawa."
Krist membenarkan ekspresi nya yang sejak tadi mencoba menahan tawa. Tapi seperti nya pria itu mengetahui nya.
Krist berdehem sebentar.
"Jadi, kau mau aku menyingkirkan serangga kecil itu?" tanya Krist.
Singto mengangguk.
Dengan penuh pertimbangan, akhirnya Krist masuk ke kamar mandi untuk membantu pria itu daripada mereka telat ke pertemuan nanti nya.
"Dimana kecoa nya?" Krist memperhatikan ke penjuru kamar mandi, mencari sosok serangga yang di takuti oleh pria bermata biru itu.
"Hei, apa yang-"
Krist berbalik saat ia mendengar suara pintu yang terkunci. Nafasnya tercekat saat melihat Singto yang sudah berdiri di depan nya dengan hanya memakai handuk di pinggang.
Seringaian muncul di wajah pria itu dan membuat Krist bergidik takut.
"Mau apa kau?" Krist memasang wajah was-was saat Singto terus berjalan maju ke arah nya dan membuat ia terus melangkah mundur hingga sudah tak ada kesempatan lagi untuk langkah nya.
Punggung Krist sudah menabrak dinding kamar mandi yang lembab. Mata Krist terus menatap wajah Singto yang semakin mengikis jarak diantara kedua nya.
Krist gelagapan saat air dari shower mengalir membasahi tubuh nya.
"Singto Prachaya apa yang kau lakukan? Pakaian ku basah!!" protes Krist.
"Memang itu tujuan ku. Membuat mu basah bersama ku." Singto membisikkan kalimat terakhir nya dengan suara yang berat, membuat Krist merasa ambigu dengan kalimat tersebut.
"Menyingkir lah!" Krist mendorong dada Singto mundur, namun nyata nya tak sedikit pun pria itu beranjak dari posisi nya.
"Bantu aku."
Dan selanjutnya yang terjadi adalah mata Krist yang terbelalak melotot kaget karena sentuhan di bibir nya yang diakibatkan oleh bibir Singto. Krist yang masih menggunakan akal sehat nya pun terus melakukan pemberontakan, namun entah kenapa tenaga nya seolah kalah telak dari Singto padahal ia juga seorang pria.
Singto yang semula hanya menempel kan bibirnya kini mulai berani dengan melumat secara perlahan kedua bibir Krist hingga memberikan efek yang luar biasa pada Krist. Kepala Krist terasa berdenyut serta telinga nya berdengung, detak jantung nya sudah tak karuan karena menerima serangan dari Singto.
Ciuman yang semula perlahan itu kini semakin menjadi dengan lidah Singto yang memaksa menerobos masuk kedalam rongga mulut Krist, membuat benda tak bertulang itu menari dengan liat nya didalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat [END]
Fiksi RemajaPemberitahuan!!! Cerita ini mengandung unsur hubungan sesama gender, dan memiliki beberapa adegan dewasa, jadi di mohon untuk yang ingin membaca cerita ini bisa bersikap bijak🙏 [Meet Singto Prachaya] Sosok pria tampan dengan manik mata biru nya itu...