Chapter VIII

241 25 10
                                    

Krist terus bergerak gelisah dalam duduk nya, dan tentu saja hal itu terlihat jelas oleh Singto. Kedua nya masih berada di mobil sewaan dengan Singto yang menyetir.

"Ada apa dengan mu?" Singto melirik Krist dengan bingung.

Rupanya Singto masih belum sadar jika Krist sudah berusaha keras menahan gejolak panas di tubuh nya sejak tadi, dan rasa itu semakin tidak karuan.

"Aaahhhh..."

Suara desahan Krist yang tak sengaja keluar membuat Singto mengerem mendadak hingga hampir membuat Krist terbentur dashboard mobil jika saja ia tak memakai seatbelts. Dan untung saja jalanan yang mereka lalui itu sepi dari pengendara, jika tidak kemungkinan akan terjadi kecelakaan beruntun yang tentu nya pasti memakan korban.

"Krist," Singto menatap Krist dengan rasa tak karuan, bahkan jakun nya naik turun.

Bagaimana mungkin tidak? Sekarang Krist dengan wajah sayu nya dan juga jas yang sudah menghilang entah kemana itu menatap Singto. Shit!!!

"Sssinghh panas nya tidak mau hilang..."

Setelah nya Singto baru sadar jika Krist dalam pengaruh obat perangsang, pantas saja sejak tadi Krist duduk gelisah.

"Kita masih di jalan, tahan sebentar. Aku akan menyetir dengan cepat."

"Tidak bisa! Aku tidak bisa lagi menahan nya!"

"Lalu apa mau mu?"

"Bantu aku." lirih Krist.

Dalam sedetik otak Singto terasa blank total saat sebuah benda lembut dan kenyal seperti jelly mendarat tepat di atas bibir nya. Krist mencium nya.

Krist tau apa yang di lakukan nya itu salah. Tapi tubuh nya benar-benar tidak bisa diajak untuk bersikap waras. Obat perangsang itu menguasai kewarasannya.

Singto yang mendapatkan lagi kesadaran nya pun langsung membalas ciuman Krist, menggantikan pria manis itu untuk mendominasi kegiatan mereka.

Singto menekan tengkuk belakang Krist agar memperdalam ciuman mereka, dan saat Krist memberikan akses pada nya dengan membuka kedua belah bibir nya itu, langsung saja Singto melesakkan lidah nya ke dalam dan bergerak dengan liar nya.

Tolong siapapun ingatkan pada kedua pria itu untuk sadar jika mereka berdua masih berada di jalanan yang untung nya masih sepi!!!

Singto membuka seatbelt milik nya dan juga Krist lalu menarik pria itu untuk beralih ke atas pangkuan nya.

Singto juga mendorong mundur kursi nya agar memberikan space untuk Krist agar merasa nyaman. Ciuman kedua nya semakin menjadi dan berani terlihat dari Krist yang mencengkeram erat rambut Singto dan melengkungkan tubuh nya saat bibir Singto bermain dari area dagu, leher, hingga kini berada di dada nya.

Singto menghentikan kegiatan nya sejenak, mendongak sedikit untuk melihat Krist yang sedang terengah-engah akibat ulah nya. Sangat cantik. Singto menarik sudut bibirnya sebelum akhirnya kembali menyesap leher Krist yang berwarna putih hingga meninggalkan ruam merah yang begitu jelas.

Tangan Singto membuka pengait celana Krist dan mengangkat tubuh Krist sedikit untuk menurunkan celana yang mengganggu nya itu,hingga kini ia dengan jelas dapat melihat area sensitif  Krist yang terbangun.

Singto menyentuh milik Krist yang langsung memberikan efek luar biasa untuk pria itu. Gerakan tangan Singto semakin menjadi hingga membuat Krist berteriak keras karena mendapatkan pelepasan nya hanya karena tangan milik nya.

"Secepat itu heh?"

Nafas Krist memburu terlihat dari dada nya yang naik turun dengan begitu cepat. Krist membiarkan kepala nya bersandar di bahu Singto. Tapi Krist tidak sadar jika apa yang ia lakukan itu justru memberikan dampak yang hebat pada Singto karena nafas nya menyentuh tepat area sensitif pria itu.

Heartbeat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang