"Silahkan masuk."
Dengan senyuman nya Singto mempersilahkan pria dan juga dua orang anak kecil itu masuk ke dalam rumah nya. Ya, Krist memilih untuk menurut daripada ia harus kehilangan kedua anak nya.
"Nah, ini kamar Chaya dan yang sebelah itu kamar Sun."
Kedua anak itu langsung berlari dan melihat kamar mereka yang langsung membuat kedua nya berdecak kagum.
"Papa! Lihat. Boneka nya besar."
Krist tersenyum melihat Chaya begitu senang nya dengan apa yang ada di dalam kamar nya, semua nya terisi dengan mainan dan juga buku yang banyak.
Krist beralih untuk melihat putra nya, dan ternyata anak itu sudah asik duduk didepan komputer dan bermain game.
Rasa bahagia begitu terasa karena Krist bisa melihat kedua anak itu bahagia, tapi ia juga merasa sedih karena selama ini ia jarang bisa memberikan apa yang kedua nya mau.
"Dimana kamar ku?" tanya Krist pada Singto.
Singto langsung menarik tangan Krist dan membawa nya masuk kedalam kamar yang bisa di bilang sangat luas. Krist berkeliling dan melihat lihat kamar nya.
"Ini terlalu besar. Apa kau masih ada kamar yang lebih kecil dari ini?" tanya Krist.
Singto menggeleng. "Hanya ada 3 kamar disini. Dua diantara nya sudah menjadi kamar Chaya dan Sun, dan hanya tersisa kamar ini."
Krist menatap Singto dengan tatapan bingung. "Lalu, kau tidur dimana? Kau tidak mungkin tidur di sofa kan? Ini rumah mu."
Singto terkekeh kecil lalu berjalan mendekat pada Krist. Ia merengkuh sisi pinggang Krist dan menarik nya hingga membuat jarak kedua nya begitu tipis. Reflek Krist menahan tubuh Singto dengan meletakkan tangan nya tepat di dada bidang Singto.
"Siapa bilang aku akan tidur di sofa? Ini kamar ku juga, jadi aku akan tidur disini bersama mu."
Kedua bola mata Krist yang bulat mengerjap saat ia melihat Singto mengedipkan mata nya. Menyadari sedang di goda pria itu Krist pun langsung mendorong kuat Singto agar menjauh dari nya.
"Aku tidak mau!" tukas Krist.
Lihat, Krist sudah kembali menjadi kucing galak.
"Aku akan tidur di kamar Sun atau Chaya saja."
Singto mencekal lengan Krist dan menarik nya hingga kembali menempel pada tubuh nya. Ia menahan tubuh Krist yang mencoba memberontak.
"Aku tidak suka penolakan dari mu Krist. Suka atau tidak kau akan tetap tidur disini bersama dengan ku."
Krist mendelik tajam pada Singto yang tengah menyunggingkan senyum menyebalkan nya. Krist akhirnya memilih untuk mengiyakan saja karena bagaimana pun juga ia tak bisa melakukan apapun, Singto menjadi sosok yang pemaksa.
"Lepas! Aku mau membereskan barang-barang ku."
Singto melepaskan tubuh Krist hingga pria itu langsung mulai membereskan koper milik nya.
"Dimana lemari nya?" tanya Krist dengan nada ketus dan wajah garang nya.
Singto menunjuk pada sebuah pintu, lalu Krist berjalan dengan menarik kopernya. Dan saat pintu terbuka betapa terkejut nya Krist bahwa itu adalah walk in closet dan didalam nya masih banyak tempat kosong, hanya beberapa tempat yang sudah diisi dengan barang-barang milik Singto.
"Untuk apa kau membuat walk in closet kalau hanya diisi sedikit barang." ucap Krist dengan tangan yang sibuk membereskan barang-barang nya.
Singto berjalan mendekat dan memeluk Krist dari belakang. Ia menumpukan dagu nya pada satu sisi pundak Krist. Risih sih, tapi Krist membiarkan nya. Toh, menolak pun pria itu akan menahan nya dengan kuat, jadi sia-sia saja dia menolak.
"Aku sengaja, karena aku ingin kau yang mengisi nya dengan semua barang mu nanti nya." ucap Singto lembut.
Krist hanya diam. Entahlah, perasaan Krist tidak karuan karena semua ini. Jika boleh jujur, Krist masih berharap pada Singto. Jadi, boleh kah Krist memastikan semua nya? Tapi, ini sudah sangat lama, apa mereka masih bisa bersama setelah berpisah cukup lama? Apa Singto masih mencintai nya atau hanya sikap tanggung jawab Singto sebagai seorang ayah pada anak nya saja?
"Aku mencintai mu Krist."
DEG
Seolah mengerti dengan keresahan Krist saat ini, Singto mengucapkan kalimat yang justru membuat Krist sukses menumpahkan air mata nya. Merasa tangan nya terkena tetesan air membuat Singto menegakkan tubuh nya dan memutar balik tubuh Krist agar menghadap dirinya.
Dan benar, ia bisa melihat jelas mata Krist yang berair. Singto mengusap jejak air mata itu dengan ibu jari nya.
"Jangan menangis. Maaf jika cara ku menyakiti mu dan membuat mu kesal karena mengancam akan mengambil kedua anak itu dari mu. Tapi percayalah padaku, meskipun aku ayah mereka, aku tetap tidak bisa merebut mereka dari mu. Mereka anak mu, anak kita berdua. Aku tidak akan pernah sanggup menyakiti hati mu meskipun kenyataan nya aku sudah melakukan nya. Aku terlalu mencintai mu hingga aku melakukan apapun hanya demi bisa bersama dengan mu."
Singto mengecup lama kening Krist. Membuat Krist memejamkan mata nya dan terisak. Hati nya kembali bergetar, Krist merindukan kebersamaan mereka dulu.
Jadi, bisakah Krist berharap?
Singto menjauhkan bibir nya dari kening Krist, mengganti dengan kening nya sendiri. Mereka menyatukan kening mereka berdua.
"Krist Perawat, bersediakah kau untuk menjadi pendamping hidup ku, bersama dengan ku dan membesarkan anak-anak kita bersama hingga mereka dewasa nanti?"
Krist menahan tangisan nya meskipun ia tak bisa mencegah air mata nya untuk tidak jatuh menetes.
"Maaf..." lirih Krist. "A-aku, aku tidak bisa."
Singto merasakan hati nya begitu sakit saat mendengar penolakan itu keluar dari bibir Krist. Tapi ia tidak akan menyerah begitu saja, ia akan membuat Krist kembali mencintai nya. Singto tau pasti Krist masih takut dan kecewa pada nya karena masa lalu itu. Singto paham.
"Tidak apa, aku mengerti saat ini kau masih kecewa pada ku. Aku minta maaf. Tapi aku berjanji pada mu, jika saat ini kau masih belum bisa menerima ku, akan ku buat kau menerima ku suatu saat nanti. Beri aku waktu 365 hari untuk membuat mu bisa mencintai ku lagi, jika selama itu kau tetap tidak mencintai ku." Singto menjeda kalimat nya. Tapi ia tak sedikit pun berniat untuk menjauhkan jarak mereka berdua. "Aku akan melepaskan mu dan tidak akan menggangu mu lagi."
Tbc...
Ada yang baru dikasih bunga nih sama orang yang lagi ada di Jepang🙈 bunga mawar putih campur Lili putih nih ya, mana kartu ucapan nya sweet banget lagi. Jadi yang baca nya juga ikut salting abis🤭
Ini gue lagi bahagia sama oknum singa dan kura-kura jadi chapter nya ikutan happy juga. Tapi lebih happy lagi kalo dapet vote nya juga dari kalian wkwk
Oke segini dulu, lanjut nanti. Gue mau ngereog dulu. Gak canda! Tapi serius ini rasa nya aksjdd banget😖
Bye bye
17.09.22
Dy

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat [END]
Novela JuvenilPemberitahuan!!! Cerita ini mengandung unsur hubungan sesama gender, dan memiliki beberapa adegan dewasa, jadi di mohon untuk yang ingin membaca cerita ini bisa bersikap bijak🙏 [Meet Singto Prachaya] Sosok pria tampan dengan manik mata biru nya itu...