Chapter XVI

208 28 2
                                    

Pagi itu Krist di kejutkan dengan kedatangan Singto ke rumah nya. Krist terkejut karena selama ini ia tau kalau Singto sedang tidak ada di Korea, Krist tau Singto kembali ke Thailand. Kata Apple.

"Sedang apa kau disini?" tanya Krist dengan sarkas.

"Ayah!!"

Mata Krist terpejam saat mendengar teriakan anak perempuan nya yang terdengar begitu senang melihat kedatangan Singto. Ya, Krist sudah menceritakan siapa Singto pada kedua anak nya. Dan itulah sebab nya Chaya begitu senang melihat sosok pria itu yang berkunjung ke rumah mereka.

Berbeda dengan Chaya, Sun justru menunjukkan raut wajah nya yang sama persis seperti Krist. Dingin dan acuh.

Krist membiarkan Singto masuk kedalam rumah nya atas permintaan sang anak yang terus menempel pada Singto sejak pria itu datang.

"Pa, aku tidak menyukai ayah." ungkap Sun pada Krist.

Krist mengangguk.

Anak dan papa itu sedang memperhatikan interaksi Singto dan Chaya yang berada di ruang tengah dengan posisi mereka yang berada di meja makan.

"Papa, apa benar dia ayah ku?" tanya Sun.

Lagi, Krist mengangguk.

"Tapi aku merasa kalah aku terlihat lebih tampan daripada dia. Aku jadi sedikit ragu padanya."

Krist menatap Sun dengan alis yang terangkat ke atas. Sejak kapan anak nya bersikap narsis seperti itu? Krist lupa, Sun mewarisi sikap nya dan juga Singto yang terkadang meributkan tentang ketampanan satu sama lainnya.

Sun beranjak dari tempat nya dan mendekati dia orang yang tengah tertawa di ruang tamu. Krist hanya membiarkan apa yang ingin di lakukan anak nya itu.

Singto yang menyadari kedatangan putra nya pun langsung menyambut anak itu dengan riang. "Sun, kemari dan lihat gambar hasil adik mu."

Sun hanya melirik sekilas lalu kembali menatap Singto. Anak kecil itu duduk di sofa single yang ada didepan Singto, kaki nya sengaja ia naikkan satu keatas dan ia pun memasang wajah datar nya.

Singto menyadari dirinya di tatap dengan tajam pun melihat pada Sun.

"Ada apa?" tanya Singto dengan lembut.

"Tidak ada. Hanya sedang melihat setampan apa pria yang mengaku sebagai ayah ku setelah bertahun-tahun lamanya dia menghilang."

Singto merasa tertohok dengan ucapan sarkas Sun yang menyindir dirinya. Tapi Singto menyembunyikan ekspresi nya dengan tersenyum pada anak itu.

"Maaf. Aku baru bisa menemui kalian saat ini." ucap Singto dengan tulus.

"Itu maksud ku. Kemana saja kau?"

Singto tersenyum maklum. Anak laki-laki itu memiliki sifat yang mirip dengan nya dan juga dengan Krist. Nakal, narsis, dan juga semaunya sendiri. Berbeda dengan Chaya yang mewarisi sifat Krist yang baik dan polos.

"Aku tidak kemana pun. Aku selalu di dekat kalian tanpa kalian sadari, hanya saja aku baru berani muncul di depan kalian. Hanya itu."

Sun mengernyit tak mengerti maksud dari perkataan Singto. Menyadari itu Singto kembali berucap. "Jangan di pikirkan. Cepat atau lambat kau akan mengerti itu nanti."

Singto beranjak dari tempat nya dan berjalan menemui Krist yang sedang duduk di tempat meja makan sendirian dengan secangkir teh sebagai teman nya.

"Krist. Ada yang ingin ku bicarakan padamu."

"Katakan saja." balas Krist cuek.

"Aku sudah berpisah dari Mook."

Byurrrr

Krist hampir menyemburkan teh nya saat Singto berkata demikian. Kaget? Jelas Krist kaget. Apa itu yang membuat Singto kembali ke Thailand?

Krist kembali membuat dirinya bersikap biasa saja di depan pria itu walaupun sejujurnya ia terkejut mendengar berita perceraian pria itu. Pikiran Krist saat ini justru mengarah pada sosok anak perempuan itu, Pichaya. Bagaimana perasaan anak itu?

"Krist, aku masih mencintai mu sampai saat ini. Aku ingin kita kembali bersama tentu nya dengan kedua anak kita dan calon anak kita sebagai keluarga yang utuh."

Krist menatap Singto lalu menghembus kan nafas nya. Krist meletakkan cangkir nya dengan pelan.

"Jika alasan mu berpisah dari istri mu itu karena aku. Maaf, aku tidak bisa. Itu sama saja menjadikan ku orang yang jahat karena sudah menghancurkan keluarga orang lain." tukas Krist.

Singto langsung menggeleng. "Tidak. Kau sudah salah Krist. Alasan ku berpisah dari Mook karena memang sudah tidak ada yang bisa di pertahankan dari pernikahan kami, bukan karena dirimu."

"Anggap aku percaya dengan ucapan mu itu. Tapi bagaimana dengan semua orang? Terutama ayah mu, bukan kah dia menentang keras hubungan kita? Jadi, berhenti lah Sing. Sudah jelas kau dan aku tidak akan pernah bisa lagi untuk kembali."

Singto tau, ayah nya masih belum bisa menerima jika ia mencintai Krist yang notabene nya adalah seorang pria. Alasan nya karena hubungan seperti itu tidak akan pernah menghasilkan apapun. Tapi kali ini Singto justru sudah memiliki dua anak kembar dan calon anak nya dengan Krist, Singto rasa tak ada lagi alasan untuk ayah nya bisa menolak hubungan nya dengan Krist.

"Lupakan saja. Aku akan membiarkan kau bertemu dengan Sun dan juga Chaya, tapi untuk kembali ku rasa tidak mungkin."

"Tidak akan. Aku akan terus mengejar mu dan membuat mu kembali padaku apapun caranya. Kau tidak lupa dengan ucapan ku tentang hak asuh ke dua anak itu bukan Krist? Dan kali ini aku tidak akan main-main lagi."

Brak

Singto melemparkan sebuah amplop cokelat besar di depan Krist. Itu adalah harapan terakhir nya untuk membuat Krist kembali padanya, meski dengan sangat terpaksa karena Singto tau itu akan menyakiti hati Krist dan membuat pria itu semakin membenci nya.

"A-apa ini? Apa maksud semua ini?"

"Bukan kah sudah jelas, itu adalah surat hak asuh Sun dan juga Chaya, yang jelas-jelas jatuh pada ku karena kau dengan sengaja menyembunyikan mereka berdua."

"Kau tidak akan pernah mendapatkan mereka berdua Singto Prachaya!"

"Silahkan melayangkan protes mu pada hukum jika memang bisa."

Singto tersenyum miring melihat wajah Krist yang kaku.

"Apa mau mu?"

"Kembali lah padaku."














Tbc....

Dipersilahkan untuk yang mau mengeluarkan unek²nya untuk bapak Singto Prachaya yang terhormat karena sudah seenak jidat nya sama suami gue yaitu Krist Perawat yang tercintahhhh😌

Cukup sekian dan terimakasih. Eitsss, sebelum itu vote nya jangan lupa ya ges ya. Bye bye

15.09.22
Dy

Heartbeat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang